BAB 33

56.5K 2K 195
                                    

Auden selalu menjaga Sandra layaknya telur emas, seumur hidup mengenal wanita ini dia tidak pernah menyakiti wanita ini, bahkan berjanji untuk tidak pernah, walau janjinya dilanggar. Dan sekarang hidupnya akan dipenuhi dengan penyesalan dan terus mengutuk diri seumur hidup.

Saat mendengar ada orang lain yang menyakiti wanitanya dengan sengaja tentu saja darahnya mendidih. Setiap kesakitan yang Sandra rasakan dia akan merasakan sakit dua kali lipat.

Auden tahu dia juga telah bersikap brengsek dengan memperkosa orang lain, walau tanpa sengaja dan bertanggung jawab, tapi saat teman yang ternyata musuh dalam selimut ini menunjukkan taringnya dia ingin makan orang saja rasanya.

Sial! Apa yang telah dia lewatkan selama ini?

Bugh!!

Bugh!!

Bugh!!

Tiga kali pukulan langsung melayang di wajah Karel. Laki-laki itu belum siap dengan apa yang terjadi membuatnya langsung terjatuh.

Pekikan nyaring Sandra membuat seluruh pasang mata menatap ke arah mereka, dan Auden langsung menghajar Karel.

Laki-laki itu ikut menunduk dan  memukul seluruh area wajah teman lamanya tanpa ampun. Ditendang perut Karel, hingga dia terbatuk-batuk sampai mengeluarkan darah.

"Mati lo di tangan gue," desis Auden dengan dendam yang membara.

"CUKUPPPPP!!!!" teriak Sandra dengan tubuh gemetaran. Ini adalah pertama kali dia melihat Auden buas seperti ini, selama ini laki-laki ini tak pernah bermain kekerasan dan selalu bersikap lembut padanya.

"JANGAN ADA YANG DEKAT-DEKAT SEBELUM KALIAN JUGA HABIS DI TANGAN GUE!" Auden sudah berteriak pada orang-orang yang mendekat untuk melerai keduanya, akhirnya mereka memilih mundur dan tak ingin ikut campur.

Karel sudah terbaring tak berdaya di lantai. Dalam sekali tendang di wajahnya laki-laki itu memekik kesakitan.

"Fuck, man!" teriak Karel.  

Dengan membabi buta Auden menendang lagi perut temannya hingga Karel bergulir di lantai, ditendang bolak-balik layaknya bola.

"Ahhh, please. Jangan seperti ini." Sandra memohon sambil menangis, walau dia tahu semuanya percuma karena suaminya gelap mata.

"MATI LO BAJINGAN DI TANGAN GUE. MEMBUSUK LO NERAKA SEKARANG!"  teriak Auden.

Bukannya meminta ampun Karel malah tertawa dengan tubuhnya yang sudah sekarat membuat Auden kian naik pitam. "Hahaha, gue sangat mencintai istri lo dan akan melakukan apa aja buat dia. Gue perkosa biar dia hamil dan jadi milik gue," ejek Karel.

"Mati kau!" desis Auden mengangkat tubuh Karel dan membantingnya ke lantai.

Apa ada orang tak waras seperti manusia laknat di depannya ini? Bukannya meminta maaf dan bertobat dan dia seperti senang telah merusak kebahagiaan orang lain.

"Siapa pun tolong!" teriak Sandra dengan suara serak nyaris hilang, tapi tahu percuma tidak akan ada yang menolong sekarang karena dua manusia ini sedang gelap mata. Mereka semua tak mau terlibat dalam masalah dan memilih diam.

Auden bangkit kembali menendang perut Karel dengan sekuat tenaga.

Entah kenapa dia terbayang bagaimana perasaan sang istri, bagaimana rasa takutnya Sandra saat diperkosa, wanita itu ketakutan ketika dia hamil. Semua rasa sakit itu bisa dia rasakan.

"Mati lo! Mati!" Dengan kekuatan penuh Auden mencekik leher Karel, berharap laki-laki sial ini mati di tangannya.

Karel terbatuk-batuk.

BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang