BAB 54

38.7K 1.5K 200
                                    

Ayla terdiam menelan ludah kasar dengan dada yang terasa menyempit dan panas. Dia takut!

Dulu, Ayla ingin berlari sejauh mungkin dari Auden, sekarang... Ayla telah menggantungkan hidupnya bersama laki-laki ini dan anak mereka.

Tanpa sadar gendongan Ayla pada bayinya mengetat, mudah saja bagi Auden untuk kembali pada Sandra.

Saat merasakan bokong bulat mungil Eden, Ayla kian ketakutan. Tak ada yang bisa dipercaya dan satu-satunya yang dia punya adalah anaknya.

Auden merasa masih terlempar ke dunia mimpi. Memandangi Ayla yang menggendong Eden. Gadis ini hanya pembantu. Laki-laki itu kembali didaratkan pada kenyataan.

Ayla telah memberinya seorang anak.

Pandangan laki-laki itu menurun pada bayi Eden yang dalam gendongan ibunya. Kenapa dia harus bermimpi jika Eden sudah besar dan bersama Sandra? Apa maksud mimpi itu?

Keadaan hening dan awkward tercipta. Saat teringat ucapan ibunya tentang menjaga perasaan Ayla yang sudah jadi ibu dari anaknya, Auden menghela napas. Ini sungguh aneh!

"Edde lapar!" ucap Auden memecah keheningan.

"Emme sudah buat sarapan," sahut Ayla.

Mengangguk, Auden langsung berjalan menuju ruang makan. Tablet itu masih di tangannya, dia akan kembali flashback semua kenangan bersama Sandra di tablet ini.

"Emme tidak prepare yang banyak, hanya buat yang simple," jelas Ayla.

"Ini sangat enak." Auden tersenyum lebar melihat sandwich yang dibuat Ayla.

Keduanya duduk berhadapan, mata Ayla terus mengawasi tablet di samping Auden.

Seolah tablet itu bisa membaca pikirannya dan mengerti keresahan yang Ayla rasakan, tiba-tiba berbunyi ada peringatan di sana.

Auden menunduk dan membaca peringatan yang sudah disusun Sandra beserta kenangan mereka.

Ada tulisan di sana beserta kenangannya.

Hari ini aku ketemu ibu kamu, dan ibu kamu adalah wanita dewasa tercantik yang pernah aku kenal. Auden, kamu membuatku jatuh cinta setiap saat. Fiks! Ibu kamu harus jadi ibu mertuaku. Moer dan Mami harus jadi besan.

Dan munculah foto Sandra remaja yang tersenyum begitu cantik, kalem dan anggun disandingkan dengan kecantikan Delisha yang tidak pudar dan aura keibuannya begitu terpancar.

Auden terus saja terdiam memandangi foto dua wanita kesayangan dalam hidupnya, semua memori usang bersama Sandra muncul ke permukaan.

Ayla juga terdiam, sedikit banyak bisa mengintip dan tahu, walau dia tak punya hak sama sekali untuk kepo.

Saat mengangkat kepalanya Auden malah menemukan wajah Ayla. Ah sial! Dia tidak sedang hidup di masa lalu tapi di masa kini bersama pembangunan dan anak mereka.

"Tadi mau jemur Eden tapi cuaca tidak mendukung," lapor Ayla. Sebenarnya dia sudah terbuka pada laki-laki ini, bukan lagi takut atau terus menutup mulut apa yang dia rasakan.

"Iya, Edde bahkan masih basah, tapi lapar."

Ayla mengangguk dan terus menepuk-nepuk pelan bokong Eden. Sebenarnya dia sedang merenung dengan nasibnya dan ketakutan sendiri, tidak ada jaminan Auden akan mempertahankannya. Dia hanya orang asing dengan status rendahan yang selalu dipandang sebelah mata. Sewaktu-waktu Auden bisa mencampakkan dia dan anaknya, atau bahkan skenario terburuknya Auden tetap mengambil Eden dan dia dibuang.

Memikirkan ini Ayla dibuat tak berselera makan karena ketakutan.

"Hari ini Edde ingin melakukan kegiatan apa?" tanya Ayla. Biasanya Auden yang paling heboh apa saja yang dia lakukan setiap hari, walau lebih banyak menganggu Eden.

BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU (END) Where stories live. Discover now