BAB 36

46.5K 1.5K 143
                                    

Delisha menemukan Ayla dalam keadaan mengenaskan. Gadis itu menghukum dirinya, padahal semua orang tahu tak ada yang benar-benar disalahkan di sini, tidak ada yang pernah mau berada di situasi sulit ini.

Wanita itu memeluk tubuh ringkih gadis rapuh ini dan membawa dalam pelukannya walau seluruh tubuh Ayla basah.

"Jangan menghukum diri kamu, Auden bisa mengatasi masalahnya. Fokus saja pada kandungan kamu," nasihat Delisha.

Ayla mengangkat kepalanya dengan air mata penuh, sebenarnya dia sadar dikelilingi banyak orang baik, tapi terkadang Ayla merasa jika dia benar-benar sendiri di dunia ini, tak ada yang pernah mau dan mengerti di mana posisinya.

"Aku mau pergi," bisik Ayla. Sebenarnya dia benar-benar mengatakan ini, rasanya ingin pergi sejauh mungkin dari sini, mencari kehidupan yang lebih baik walau tak ada yang benar-benar menjajikan.

"Ayo, kemas."

Ayla masih terduduk di lantai basah tersebut sambil memeluk lututnya. Menghela napas berat, tetap saja merasa sesak. Dia merasa terjebak pada keadaan sial ini, dan satu-satunya jalan adalah pergi sejauh mungkin dari radar sangat majikan.

"Ayo, Ayla. Fokuskan diri kamu dan kandungan. Mungkin kamu dengar Auden mengeluh begitu hopeless, tapi dia adalah pria dewasa yang bisa mengatasi semuanya." Delisha menyakinkan.

Ayla menatap dengan air mata penuh pada wanita cantik di depannya.

Masih dengan menghela napas berat, akhirnya Ayla bangun. Tubuhnya terasa menggigil karena seluruh pakaiannya basah.

Mereka pulang dengan keadaan Ayla yang basah, setelah Delisha menyelesaikan administrasi pembayaran.

Ayla hanya terdiam sepanjang perjalanan, masih memeluk tubuh ringkihnya.

Kepala terasa begitu pusing, tak ada jalan keluar dari masalah ini, kecuali dia benar-benar pergi. Hidup di tempat asing, dengan indetitas yang berbeda berduaan dengan anaknya.

Menelan ludah dengan susah payah Ayla mengalihkan pandangan ke luar, hanya terdiam sedangkan Delisha menasihati banyak hal, dan  meminta Ayla untuk bertahan.

Bagaimanapun urusan Auden dan Sandra menjadi ujian rumah tangga keduanya, tapi Ayla merasa dia juga salah satu penyebabnya walau dia tak pernah minta.
____

"Ibu hamil harus makan yang banyak seperti sapi." Ucapan itu membuat Ayla sedikit tersinggung, ibu hamil itu sudah mandi dan berpakaian lebih baik sekarang.

Dia menunduk melihat tubuhnya. Apa dia terlihat begitu menyedihkan?

Ayla duduk di meja makan panjang menatap berbagai banyak makanan di depannya, menatap pada sang ibu mertua cantik yang sudah menyiapkan semuanya. Ibu mertua? Ah! Dia bukan siapa-siapa.

Gadis itu mengambil banyak nasi dan daging, mulai makan dengan tenang.

"Mami tahu kamu hanya menikah kontrak satu tahun, pertahankan pernikahan itu."

Gumpalan nasi terasa tertahan di tenggorokannya. Dengan cepat Ayla mengambil air untuk membantu menelan nasi tersebut menatap pada Ibu Auden.

Padahal jelas-jelas dia hanya sebagai perusak rumah tangga orang dan jadi seorang gundik, apa tidak ada yang lebih menyedihkan dari ini? Jika bertahan, selamanya Ayla akan menyandang status seorang gundik.

BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang