Bagian 27

619 59 9
                                    

Sudah jam tujuh Malam, dan Caramel masih berada di rumah sakit. Vania masih belum sadar, dan Rizal sudah pulang karena tidak enak dengan orang tua Vania. Ibu Vania juga sudah menganjurkan Caramel untuk pulang dulu, tapi di tolak, karena Caramel ingin saat Vania bangun dia ada di sampingnya.

"Caramel, kamu pulang dulu aja ya. Besok pasti Vania udah bangun, kamukan besok sekolah nanti terlambat." Anjurnya kembali.

Caramel tersenyum canggung, sepertinya memang dirinya harus pulang. Baju yang Caramel kenakan masih seragam sekolah, Caramel juga yakin jika Ibunya Vania juga butuh waktu berdua bersama anaknya. Seandainya Mamahnya selalu ada seperti Ibunya Vania, entah betapa bahagianya dia.

"Yaudah Tante, Caramel pulang dulu. Besok Caramel kesini lagi ya." Caramel menyalimi tangan Ibu Vania setelah mendapat anggukan darinya.

Caramel berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang sudah mulai sepi pengujung, dia melihat Jingga di kursi tunggu. Dia tersenyum dan bangkit dari duduknya.

Dahi Caramel mengkerut, penampilan Jingga sama sepertinya. Seragam yang masih menempel dan tas yang di sampingkan dibahunya. "Kok Lu di sini?" tanya Caramel.

Jingga tidak menjawabnya langsung, dia malah ngengangsurkan tas milik Caramel, "Makasih," Caramel mengambil alih tasnya.

"Pulang?"

Caramel mengangguk, dan memimpin jalan menuju luar rumah sakit.

Di parkiran Caramel membalikan badannya menghadap Jingga, "Lu kok bisa ada di sini?" Tanya Caramel kembali.

Jingga berjalan menghampiri motornya dan duduk di atasnya, "Tas Lu ketinggalan, yaudah gua kesini." Jawab Jingga yang sibuk memasang helmnya.

"Dari kapan Lu di sini?" Caramel menerima helm yang diangsurkan Jingga.

"Pulang sekolah."

"Hah?" Jingga berdecak dan mengambil helm yang masih di tangan Caramel, lalu menarik Caramel mendekat dan memasangkan helmnya di kepala Caramel.

Di balik helm Caramel hanya mengerjap bingung, kemudian kaca helm di tutup Jingga.

"Naik." Jingga menstarter motornya, Caramel masih diam di tempat, Jingga menepuk jok belakangnya. Caramel tersentak dan segera menaiki motor Jingga,

Sebelum motor Jingga melaju, ada seseorang memanggil Caramel. Caramel menoleh ke arah suara, di sana ada dokter Wildan yang sedang menutup pintu mobilnya. Dan berjalan menghampiri Caramel, dengan sangat terpaksa Caramel turun kembal.

"Caramel, kamu kemana aja. Udah seminggu ini kamu gak kontrol." Tanya Dokter Wildan.

Caramel tersenyum, "Selamat Malam Dok, minggu ini saya akan kontrol Dok." jawab Caramel dia menunduk dan takut jika dokter yang menanganinya itu marah.

Dokter Wildan menghela napasnya. "Baiklah, saya tunggu kamu Minggu ini." Dokter Wildan memasuki rumah sakit tempat Vania di rawat, dan tempat dirinya check up.

Caramel Menghembuskan napas dengan lega, dan kembali menaiki motor Jingga. "Siapa?" Tanya Jingga.

"Dokter."

Jingga mendengus, "Anak TK juga tau."

Caramel hanya terkekeh mendengar perkataan Jingga, dan motor Jingga pun melaju membelah jalan.

Di tengah perjalan Caramel ingat ingin bertanya mengapa Jingga tidak menghampiri dirinya di ruang Vania. "Kenapa tadi gak masuk ke ruang rawat Vania?" Caramel mendekat ke kepala Jingga,

"Besok aja."

"Hah, apa? Gak kedengeran." Teriak Caramel di dalam helmnya.

"Besok aja!" Jawab Jingga sedikit menaikan volume suaranya.

Secret Of Caramel Gadis 90°✓ {Revisi}Where stories live. Discover now