Bagian 16

1.3K 140 20
                                    

Caramel berjalan perlahan keluar dari ruangan, benda ini benar-benar menyesakan. Caramel memang merasakan tubuhnya lebih tegak, tapi sungguh dia berjalan bagaikan robot. Selain napasnya yang sesak, tubuhnya pun kaku. Caramel tahu jika dia belum beradaptasi dengan benda ini ya, sama seperti yang dikatakan dokter Wildan

"Karena kamu belum beradaptasi dengan benda ini, seiring berjalanya waktu, kamu akan terbiasa menggunakanya." Ujar dokter Wildan.

Caramel menghela napas panjang, entah siksaan apa lagi yang akan dia rasakan nanti. Apalagi jika dia di sekolah, apa yang harus Caramel katakan pada teman-temannya jika mereka bertanya benda apa yang dia pakai.

.......

Caramel sampai dirumah, napasnya terburu. Sumpah benda ini sangat menyiksanya.

Caramel masuk dengan sangat pelahan dan hati-hati, selain karena benda kaku dan rasa takut terhadap Mbok Ati menjadi penyebab dia berjalan perlahan menuju kamarnya. Caramel rasa dia belum siap jika akan di tanya beruntun oleh Mbok Ati, Caramel yakin jika Mbok Ati melihat dia menggunakan benda ini pasti akan di tanya.

"Non Caramel."

Caramel langsung berhenti, jantungnya berdetak kencang. Caramel sudah siap dengan pertanyaan yang akan di lontarkan Mbok Ati,

"Non Caramel darimana aja, Mbok cemas Non Caramel belum pulang-pulang." Tanya Mbok Ati.

Mulut Caramel membisu, apa yang harus dia jawab. Caramel yakin sebentar lagi Mbok Ati akan bertanya benda yang melekat pada tubuhnya.

"Non ini apa, kenapa Non pake ini?"

Perkiraan Caramel tepat sekali, Caramel menarik napasnya. Dia harus menjawab semua pertanyaan Mbok Ati, apa mungkin ini saatnya dia harus membongkar rahasianya.

"Hmm, Caramel abis dari.... hmm dari tempat kecantikan Mbok, ya perawatan kecantikan. Ini tuh tadi di kasih sama pemiliknya, katanya perut Caramel udah buncit jadi pake ini biar gak buncit." Jawab Caramel spontan, sumpah kenapa mulutnya mengucapkan ini. Tapi Caramel bersyukur rahasianya untuk saat ini masih tersimpan.

"Loh, Non kan langsing banget, ngapain pake benda ini Non? ini mah buat Mbok, liat perut Mbok udah kaya balon." Ucap Mbok Ati sambil menepuk perutnya.

Caramel hanya tersenyum melihat tingkah Mbok Ati di depannya, dia sangat lega ternyata Mbok Ati seakan percaya dengan perkataanya.

"Yaudah ya Mbok, Caramel mau kekamar." Caramel langsung menjauh dari Mbok Ati menuju kamarnya.

"Eh Non, Mbok belum selesai ngomong,"

"Ada-ada aja Non Caramel, badan udah kecil kaya gitu segala pake begituan." Mbok Ati mengelengkan kepalanya, dan segera melanjutkan perkerjaanya.

Di balik semua itu, ada seseorang yang sudah mengikuti Caramel disaat keluar ruangan dokter Wildan.

......

Hari ini adalah hari yang sangat membosankan bagi Jingga Gamali, dia hanya berdiam diri dikamar yang hanya di temani gitar kesayangnya. Papahnya melarang dirinya keluar dari rumah, sebab ketahuan pergi ke bar tadi malam. Padahal dia tidak minum apapun, dia hanya menemani temannya Ghana pergi kesana.

Entah kenapa detik ini terlintas nama Caramel diotaknya, hingga Jingga memutuskan untuk menghubungi Caramel.

Panggilan pertama tidak di jawab, sampai panggilan kedua baru ada suara yang menganggangkat,

Secret Of Caramel Gadis 90°✓ {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang