Bagian 7

1.6K 153 5
                                    

Rizal dan Oliv mendekati meja Caramel, Caramel benar-benar sangat gugup. Dia tidak tahu apa yang akan dia katakan jika Rizal bertanya perihal dirinya ada di rumah sakit waktu kemarin.

"Ini mel, makanannya." Ucap Oliv yang memberikan satu bungus roti dan sebotol air mineral,

"Makasih ya Liv,"

Oliv mengangguk dan berlalu menempati kursi belajarnya. Rizal yang sedari tadi diam, kemudian melihat Jingga dari tatapan matanya seolah menyuruh jingga untuk menjauh dari Caramel.

"Ngapain lu ngeliatin gua kaya gitu?" Tanya Jingga, sebab dirinya merasa tidak suka akan tatapan Rizal kepadanya.

"Boleh gua ngomong sama Caramel?"

"Ya ngomong aja."
Rizal sedikit emosi, maksud dari perkataannya, dia ingin Jingga berlalu dari kursinya dia tidak ingin Jingga ikut dalam pembahasan dirinya dan Caramel.

"Mel ikut gua sekarang," ucap Rizal yang sambil menarik tangan Caramel.

"Gua gak mau, lagian juga udah mau masuk." Tolak Caramel.

Rizal rasa ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan tentang Caramel, yang kemarin ada di rumah sakit. Rizal menghela nafasnya.

"Oke, sekarang gua mau minta proposal yang waktu rapat gua kasih, lu bawa kan?"

Caramel mengerutkan dahinya dan kemudian tersadar kemudian dia membuka tasnya dan mengambil proposal yang waktu itu diberikan Rizal.

"Ini... gua udah tanda tangani, anggota gua setuju buat ikutan lomba." Caramel menyerahkan proposal tersebut.

"Oke, nanti tinggal gua tanyain kapan mulai latihan." Ucap Rizal setelah mengambil proposal dari tangan Caramel.

Caramel hanya mengangguk, matanya beralih ke Jingga yang sedari tadi memperhatikan pembicaraan dirinya dan Rizal.

"Emang ada lomba apaan?" Tanya Jingga dengan penasaran.

"Paskib,"

"Oohh." Jingga melihat Rizal yang masih diam di tempatnya.

"Udah mau bel masuk, ketua osis harus taat peraturan." Ujar Jingga yang menyindir Rizal untuk segera pergi dari kelasnya.

Rizal memutar matanya seolah tidak peduli, sebenarnya Rizal tau kalo Jingga ini adalah anak dari pemilik sekolah. Tapi karena kedekatan Jingga dan Caramel membuatnya jengah, dan tidak suka.

"Yaudah mel, gua balik kekelas dulu." Pamit Rizal.

Caramel memperhatikan Rizal sampai keluar dari kelasnya, kemudian dia tersadar masih ada Jingga di sampingnya.

"Kenapa?" Caramel merasa diperhatikan lagi oleh Jingga. Jingga mengelengkan kepalanya, Jingga bangkit dari kursinya dan keluar dari kelas.

###

Jam pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, Caramel masih berada dikelas yang ditemani Vania sahabatnya. Caramel masih sibuk dengan buku dan pulpen ditangannya, Caramel sedang menulis nama anggota yang akan ikut lomba paskibra nanti, sedangkan Vania dia hanya memainkan headphonenya dengan diam.

"Menurut lu, kalo gua suka sama Jingga gimana?" Tanya Vania dengan tiba-tiba.

Caramel menghentikan kegiatan menulisnya, dia merasa kaget, dengan ucapan Vania tadi. Ternyata sahabatnya ini diam-diam tertarik kepada Jingga, padahal selama ini dia tidak melihat ekspresi binar Vania saat berpapasan dengan Jingga,

"Maksud lu?" Tanya Caramel bingung.

"Ya gua suka sama Jingga, dan lu tau kenapa gua bisa suka sama Jingga?"

Caramel hanya mengelengkan kepalanya, sebenarnya dia penasaran kenapa Vania bisa menyukai Jingga, tapi biarkan Vania yang menceritakan dengan sendirinya.

Vania duduk menghadap Caramel yang sedang menatapnya, dia menarik nafasnya untuk bercerita mengapa dirinya bisa menyukai Jingga yang baru dikenalnya.

"Jadi waktu hari minggu kemarin, gua pergi ke Cfd. Gua liat ada Jingga juga disana, otomatis gua samperinkan. Kita ngobrol-ngobrol, cerita pokoknya segalanya kita bicarain. Ternyata dia orangnya asik, baik juga. Dia bantuin gua waktu gua jatuh, pokoknya dia baik dan enak di ajak ngobrol. Dan itu membuat gua jatuh cinta padangan pertama Car.."

"Jadi karena itu lu suka sama dia? Ya elah banyak kali yang kaya gitu." Ujar Caramel.

"Ah lu mah bukan dukung gua, lu tau kan gua jarang banget yang namanya mau kenal sama cowo, harusnya lu suport gua Car, apa jangan-jangan lu suka juga sama Jingga makannya ga terima gua suka sama Jingga." Tuduh Vania

Caramel menapat Vania dengan tajam, dia ga punya rasa apapun kepada Jingga. Enak saja Vania menuduhnya seperti itu.

"Gua, suka sama si Jinjong? Ngapain amat ga penting." Caramel melanjutkan kegiatan menulisnya

"Terus kenapa ga dukung gua?" Ucap Vania yang masih memperhatikan Caramel.

"Gua bukannya ga dukung lu, tapi gua gak mau lu sakit hati nantinya. Dan gua ga mau lu terburu-buru punya rasa sama seseorang." Jelas Caramel.

Caramel hanya takut sahabatnya ini seperti dulu, waktu Vania berpacaran dengan Tirga. Dia tidak ingin sahabatnya kembali mengalami sakit hati hanya karena seorang cowo, dia tidak ingin hal itu kembali terjadi itu sangat mengerikan.

Hulla udah lama ga update 😂😂

Makin ga nyambung aja ya ceritanya 😣

Vote and coment yaaa 😂

IG:@Oceanna_ochi

Secret Of Caramel Gadis 90°✓ {Revisi}Where stories live. Discover now