Bagian 13

1.4K 144 4
                                    

Caramel keluar ruang dokter Wildan dengan lesuh, dia lelah dan ingin tidur tanpa ada yang menggangu. Minggu besok dia harus ke rumah sakit kembali, dokter Wildan akan memasangkan brace dan mengenalkan seorang dokter terapi, Caramel sungguh capek, tapi semua ini sudah menjadi takdirnya, Yang Caramel lakukan hanya berusaha dan pasrah.

....

Hari senin, adalah hari yang paling menyebalkan untuk Jingga, dia tipe manusia yang sulit bangun pagi. Tapi alarmnya sudah berbunyi bekali-kali, dan menggangu tidur nyenyaknya.
Jingga menuju sekolah dengan motor kesayangannya, dia melihat Caramel yang berada di halte pinggir jalan, hingga membuat Jingga memutuskan untuk menepi di halte tersebut.

"Caramel!!" Teriak Jingga memanggil Caramel yang sedang sibuk dengan headphonenya,
Caramel langsung menoleh, dan melihat Jingga yang masih nangkring di atas motor.
Caramel akhirnya menghampiri Jingga.

"Kenapa lu manggil gua, lu kenapa belum berangkat sekolah?"

"Ada juga gua yang nanya itu ke lu, kenapa lu belum berangkat?" Tanya Jingga.

"Oh gua nunggu angkot, dari tadi gak ada taxi yang kosong." Jawab Caramel

"Mau sampai kapan nunggu angkot ini udah siang, mending bareng gua deh." Tawar Jingga sambil menepuk jok belakanganya.

"Dih ogah gua bareng lu." Tolak Caramel.

"Anjiirr pake nolak segala, lu mau dihukum sama Bu Yanti, hari Senin woy"

Caramel baru sadar jika ini adalah hari senin.

"Ya ampun gua lupa, sekarang gua pengibar bendera. Ayo gua bareng lu aja deh, jangan ngebut tapi harus cepet." Caramel langsung menaiki jok belakang motor Jingga tanpa di persilakan.

"Main naik aja nih orang, gimana caranya gua gak boleh ngebut tapi harus cepet, dasar oneng." Oceh Jingga sambil memasang helm di kepalanya.

"Udah buruan nanti kesiangan," Caramel memukul pundak Jingga untuk segera menjalankan motornya.

"Iya bawel," Jingga langsung menjalankan motornya.

.......

Jingga dan Caramel sampai lima menit sebelum bel berbunyi, Caramel langsung turun dari motor Jingga tanpa mengucapkan terima kasih, Jingga yang melihat tingkah Caramel hanya menggakat alisnya. Caramel kemudian berlari menuju ruangan dimana dia dan anggota paskibranya berkumpul. Caramel hampir saja tertinggal, dia melihat teman-temannya sudah siap dengan seragam putih yang di hiasi topi di kepalanya.

"Ya ampun Mel, lu kemana aja sih dari tadi kita udah nungguin." Tanya Vania yang sedang memasang sarung tangan putihnya.

"Iya nih gua tadi kesiangan nungguin angkot lama banget, untung tadi ada Jingga yang ngajak bareng." Caramel dengan cepat memasang atributnya dengan cepat, kemudian merapihkan dasi dan seragamnya.

"Lu bareng Jingga?" Vania heran dengan Caramel, waktu awal Caramel bertemu dengan Jingga dia seakan tidak suka, tapi sekarang dia malah berangkat bareng.

"Hmmm iya," Caramel memasang sarung tangan putihnya dengan cepat.
Caramel dan temen-temannya berkumpul menyerupai lingkaran.

"Oke kita berdoa dulu, semoga upacara hari ini akan berjalan dengan lancar, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing dimulai." Caramel serta teman-temannya menunduk dan berdoa dengan tenang.

"Berdoa selesai, baik semangat semuanya." Caramel memberikan semangat untuk para anggotanya.

"SEMANGAT!!!"

  .....

Caramel dan temen-temanya berhasil mengibarkan sang merah putih dengan lancar, Caramel bersyukur, dia masih di kasih kepercayaan untuk selalu mengibarkan bendera. Senyum Caramel melekat saat dia dan teman-temannya kembali formasi barisan kemudian melangkah tegak maju menuju tempat semula.

Di tengah perjalanan menuju tempat barisan, Vania terlihat sedikit lemas. Dalam hati Caramel dia sangat takut jika Vania pingsan di sini, tapi syukur sampai di tempat barisan Vania masih sadar walaupun keringat dingin membanjiri.

"Van, lu sakit?" Tanya Caramel. Caramel memberikan sapu tangan yang ada di kantungnya.

"Gak ko mel, gua cuma belum sarapan aja." Ucap Vania sambil mengusap keringatnya.

"Kuat sampai upacara selesai? Kalo gak kuat kita ke UKS aja." Ajak Caramel yang semakin khawatir dengan wajah pucat Vania. Hingga yang di khawatirkan pun terjadi, Vania pingsan dan menubruk badannya, hingga membuat Caramel jatuh. Tapi untungnya Caramel masih bisa menahan bobot badan Vania. Para anggota PMR langsung menghampiri mereka, kemudian menggotong Vania menuju ruang UKS yang di ikuti Caramel di belakangnya.

....

Baru pertama kali Caramel melihat Vania pingsan, biasanya selalu Caramel yang terlihat lemah, dan Vania yang selalu membantunya.

Caramel langsung memberikan minyak angin di tangan dan hidungnya Vania, agar cepat sadar. Sementara petugas PMR membuatkan teh manis untuk Vania.
Sudah hampir setengah jam Vania belum sadar, hingga petugas PMR yang turun tangan, Caramel yang di samping Vania hanya memperhatikannya.

"Mel, dipanggil Rizal." Ucap salah satu anggota PMR.

"Ngapain?" Tanya Caramel.

"Gak tau, gua cuma disuruh manggilin lu."

Caramel yang penasaran pun akhirnya keluar dari ruangan UKS, dan menemui Rizal yang berada di depan pintu.

"Kenapa?" Tanya Caramel tanpa basa-basi.

"Lu gak ngurusin anggota lu ya? Malah sibuk sama dunia lu sendiri, harusnya sebagai ketua, lu urusin anggota lu. Tanya udah pada sarapan atau belum, ada yang sedang sakit atau nggak. Bukannya malah asik sama cowok aja." Cerca Rizal.

"Maksud lu apa, Asik sama cowok siapa yang asik sama cowok!! jangan asal nuduh ya Zal, gua emang salah karena udah telat. Sampai gua lupa buat nanyain anggota gua udah sarapan atau belum, tapi kenapa lu nuduh gua asik sama cowok." Ujar Caramel dengan emosi, Rizal benar-benar membuatnya marah, apa maksudnya sibuk sama cowok, sedangkan cowok pun Caramel tidak punya.

"Gua tau lu tadi berangkat sama Jingga. Itu kan sebabnya lu telat, sampai mengabaikan anggota lu sendiri. Sekarang gua gak mau tau, kalo lu ga bisa bertanggung jawab sama tugas lu, dengan terpaksa gua akan minta kepala sekolah buat cabut kedudukan lu sebagai ketua paskibra." Rizal berjalan cepat  meninggalkan Caramel. Perkataan Rizal tadi membuat Caramel kaget, Caremel akan di berhentikan sebagai ketua paskibra. Hanya karena dia melakukan kesalahan kecil, Caramel gak terima kalo sampai Rizal berani meminta kepala sekolah mencabut kedudukan. Caramel harus buktikan bahwa dia adalah ketua yang bertanggung jawab atas anggotanya, ya harus.

Hii 🖑
Vote dan komennya jangan lupa 😋

Secret Of Caramel Gadis 90°✓ {Revisi}Where stories live. Discover now