78 : Pulang

5.2K 175 7
                                    

'Aku selalu membutuhkan mu, entah menjadi sandaran atau tempat ku untuk berbagi'.







       Hari ini adalah saat yang ditunggu oleh semua orang. Bagaimana tidak? Ini adalah hari dimana Nathan sudah diperbolehkan untuk pulang. Meninggalkan rumah sakit yang sudah mengurungnya berminggu-minggu. sejujurnya Nathan senang ia sudah terbebas dari peralatan rumah sakit itu . Hanya saja ada sesuatu yang menggajal dalam hatinya.

        Selama beberapa hari ini, Azzyra tak menemuinya. Bahkan saat ia menghubunginya pun nomornya tidak aktif. Nathan berusaha untuk berfikir positif bahwa Azzyra hanya sedang sibuk, karena sebentar lagi ujian nasional akan segera dilaksanakan. Nathan memakluminya.

"Nathan,Mama harus kebawah dulu.harus beresin administrasi ," Risa mengelus puncak kepala Nathan.

      Nathan tersenyum tipis kearah Risa. dengan wajah pucat pasi , Nathan menatap kearah Risa yang menjauh dan hilang dibalik pintu. kemudian ia menyandarkan kepalanya ke belakang. ia menatap sekilas tangan kanan nya yang dibalut arm sling berwarna biru. Nathan mendesah pelan. Dengan satu tangannya yang masih belum pulih, mungkin ia akan mendapat kesulitan.

"Ini obat lo udah gue tebus tadi,terus pakaian lo juga udah gue rapihin" Mila datang dengan kantong kresek putih ditangan nya.

"Lo gak perlu sampe segitunya mil,"

"gapapa kali nath, gue kasian sama tante . Dia sendirian ngurusin lo" Ucap Mila dengan santai.

"Mil, nanti gue ngerepotin lo." Mila berdecak sebal, ia menatap Nathan dengan malas.

"Gue ngelakuin ini bukan buat lo. Jadi jangan kepedean oke? Lagian gue udah gak suka lagi sama lo," Mila berjalan menjauhi Nathan , ia berpura pura mengambil handphone nya yang berada diatas sofa.

Nathan memicingkan matanya kearah Mila yang sedang memainkan handphone nya. "Lo serius Mil?"

"i,iiya lah" jawab Mila dengan gugup.

"G,,gue mau keluar dulu. Nyusul yang lain dikantin," Mila dengan rusuh keluar dari ruangan Nathan. ia berjalan dengan cepat keluar menuju lantai bawah.meninggalkan Nathan seorang diri disana.

🍁

      Nathan melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. bersama dengan teman temannya dan Risa. Barang barang nya sudah disimpan oleh Risa yang dibantu oleh David. Ia memilih untuk duduk disingle sofa. Berjalan dari halaman rumah ke ruang tamu saja sudah membuatnya kelelahan.

      Budi,Satya dan David satu persatu duduk diatas sofa yang berhadapan dengan Nathan. Risa datang dengan membawa nampan yang berisi gelas yang didalamnya terdapat cairan berwarna oranye dan beberapa camilan. Budi dan Satya langsung bersorak bahagia saat mendapatkan bagian nya.
       Risa tersenyum dan memilih untuk meninggalkan mereka berempat. Sepeninggal Risa, ruangan menjadi ramai oleh mereka. Tak terkecuali Nathan yang sesekali ikut tertawa.

"Jangan alay! kayak yang baru minum aja." sarkas David.

"Lu mah sinis mulu kalo ngomong, kayak yang mau di pukul," Satya mendelik kearah David.

    Budi menyimpan gelas nya yang sudah kosong. "Gue haus asli! Lo jangan mancing jiwa menghujat gue dulu lah, lagi cape. "

"Lo kayak yang bisa ngehujat aja, " Timpal Nathan dengan suara yang lemah.

"Orang yang lagi sakit mah udah diem aja, jan banyak bacot. Nanti matinya cepet. " Ketiga nya sukses tertawa.

"Anjir! " Jerit Budi saat wajah nya terkena bantal sofa yang baru saja dilempar oleh Nathan.

     Semua yang melihatnya kompak tertawa. Budi yang dengan rasa dongkol nya melempar kembali bantal itu ke Nathan, namun ditangkis baik oleh nya. Membuat nya gagal membalas rasa kesal nya.

"Gak ada baik baik nya lo jadi temen, " Keluh Budi.

"Lo yang gak ada akhlak! Do'ain temen biar cepet mati. Otak lo diketek heh" Semprot Nathan.

"Gue becanda kampret, kagak serius"

"Boong lo, tadi gue liat lo kayak yang serius pengen banget si Nathan pulang ke rahmatullah, " Ucap Satya mengompori.

"Diem lo babon! "

"Gue diem daritadi ibab! "

"Berisik banget sih lo berdua! Gue ruqyah tujuh kali nih! " Ancam David yang terkesan lucu untuk didengar.

"Lo mau nge ruqyah kita kayak gimana David? Yasin aja cuma hapal se-ayat"

"Anying! " Umpat David yang mendengar ledekan dari Budi.

      Kembali, suasana rumah nya kembali hangat. Dengan gelak tawa dari Nathan, senyum bahagia Risa dan lelucon receh dari temannya. Membuat rasa sakit nya hilang entah kemana. Meskipun kini ia hanya bisa beraktivitas dengan tangan kirinya saja, karena tangan kanannya harus menggunakan Arm sling. Tapi, Nathan yakin itu akan mudah. Karena ada Risa dan teman-temannya.

__________________
______

Dari kemarin sepi banget di kolom komen:'( yang biasanya coment pada kemana?.

Satu kata buat Na&Ra?

Vote & comment 🍁

UnPerfect Couple [End]√Where stories live. Discover now