15 | Pemaksa

12.6K 390 1
                                    


'Mengerti lah tentang hati, terkadang ia hanya salah dalam waktu bukan tempatnya'


Ig : @hraa_124

           Azzyra menggeliatkan tubuhnya diatas kasur. Setengah tubuhnya dibalut selimut tebal warna putih. Beberapa saat ia terdiam dengan posisi terlentang guna memulihkan kesadaran nya. Setelah nya ia terbangun dan memposisikan dirinya dengan menyandarkan punggung nya ke kepala ranjang.

        Rambut yang kusut, wajah lesu serta pucat dan kantung mata yang sedikit menghitam. Penampilan buruk dirinya sewaktu dipagi hari.

        Azzyra menguap kecil dengan tangan yang mengucek-ngucek matanya pelan. Ia menyibakkan selimut yang semula membalut tubuhnya kesamping. Kaki nya menjuntai kebawah, menyentuh lantai yang dingin. Segera ia bangkit dari ranjang kesayangan nya menuju kamar mandi.

       Dengan langkah gontai Azzyra memasuki area kamar mandinya, membuka lalu menutup pintu kamar mandi dengan lesu. Setelah itu hanya terdengar suara gemercik air dari dalam.

▪▪▪

"Pagi Sayang" Sapa Dira dengan senyum hangat nya. Setelah menyapa cucu satu-satunya itu, Dira menyantap sarapan nya kembali.

"Pagi Kia, duduk disamping abang!' tak ketinggalan Ziko menyapa Azzyra.

"Pagi juga Oma, Bang" jawab Azzyra disertai senyum tipis.

       Azzyra datang dengan mengenakan seragam putih abu-abu lengkap dengan tas yang ia tenteng ditangannya.Azzyra berjalan mendekati kursi disamping Ziko. Dengan pelan ia menarik kursi tersebut kebelakang lalu duduk dengan tenang. Tak ada lagi obrolan diantara mereka, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar.

Azzyra menyelesaikan sarapan nya dengan tenang dan cepat.

         Sepiring nasi goreng lengkap dengan segelas air putih itu sudah lenyap ditempat nya.

"Kia berangkat," Ucap Azzyra singkat.

"Abang anter kamu" Ucap Ziko dengan cepat setelah meminum minumannya.

     Azzyra menjawabnya dengan sebuah anggukan singkat.

"Kita berangkat dulu mah, " Pamit Ziko pada Dira.

"Hati-hati, jika sudah waktunya pulang kalian harus langsung pulang. Jangan kelayapan kemana-mana yah, " Ucap Dira memberikan wejangan pada Ziko dan Azzyra. Dan dibalas anggukan cepat keduanya.

         Setelah pamit dan menyalami Dira, keduanya langsung pergi meninggalkan kediamannya.

      Sedari tadi hanya suara bising dari kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang menemani perjalanan dari Azzyra dan Ziko. Azzyra yang lebih memilih menatap keluar jendela dan Ziko yang fokus dengan aktifitas menyetirnya.

      Tidak terasa, kini mobil yang Azzyra tumpangi sudah terparkir didepan gerbang sekolahnya. Segera Azzyra merapikan barang bawaannya.

"Nanti pulangnya mau abang jemput lagi gak? Kebetulan hari ini abang pulang cepet. " Tawar Ziko pada Azzyra sebelum ia keluar dari dalam mobil.

"Nanti Kia hubungin Abang kalo minta dijemput, " Jawab nya.

"Yaudah, semangat sekolahnya. " Ucap Ziko memberi semangat oada Azzyra disertai senyuman manis darinya.

       Azzyra mengangguk cepat seraya tersenyum tipis. Sebelum ia keluar dari dalam mobil, Azzyra menyempatkan diri untuk mencium pipi Ziko singkat. Sebagai bukti rasa sayangnya pada Ziko, sebagai Kakak, teman,om dan orang yang Azzyra sayangi selain Oma-nya.

       Semula Ziko tersentak kaget dengan tindakkan singkat dari Azzyra. Namun, dengan cepat Ziko merubahnya dengan senyum manis yang terpantri dari wajah tampan nya.

       Setelah Azzyra keluar dari mobil Ziko, tanpa menunggu lama Ziko menyalakan kembali mesin mobilnya dan melaju cepat meninggalkan area sekolah Azzyra.

"Ara! " Teriak salah seorang siswa dari arah belakang Azzyra.

     Sudah dipastikan siapa yang tengah memanggil Azzyra. Satu-satunya orang yang memanggilnya dengan sebutan 'Ara'. Laki-laki tampan dengan segudang ke-absurdan nya.

       Nathan yang tengah berjalan cepat kearahnya. Dengan baju seragam kusut yang dikeluarkan tanpa dasi, celana abu-abu yang terlihat sedikit kotor karna debu juga tas yang ua sampirkan dibahunya.

"Ke kelas nya bareng gue oke? "

"Jangan nolak! " Ucap Nathan yang sudah menggenggam tangah Azzyra.

      Azzyra mendengus geli melihat cowok yang tengah menggenggam tangannya itu. Tanpa harus menjawab pun ia sudah tahu apa yang akan terjadi jika sedang bersama dengan Nathan.

       Entahlah, Azzyra tidak bisa menolak dengan keras apa yang diinginkan Nathan padanya. Tentu nya jika permintaan itu adalah hal yang wajar dan bukan yang aneh-aneh.

"Mau ke kantin dulu gak? Gue laper belom sarapan. Kantin dulu yak?! " Ucap Nathan dengan bertanya pada Azzyra.

"Lo sendiri, gue ke kelas" Jawab Azzyra malas.

"Gak! Lo harus ikut gue ke kantin!.  Temenin gue sarapan, " Bantah Nathan dengan cepat.

"Pemaksa" Azzyra mendelik sinis.

"Itu nama tengah gue" Jawab Nathan dengan bangga.

     Keduanya pun tetap berjalan, meskipun berubah arah. Yang semula menuju kelas kini berbelok untuk mendatangi kantin sekolah.

       Sedari tadi Nathan bersenandung kecil dan sesekali tersenyum manis pada adik kelas yang menyapanya. Melihat Nathan seperti itu, entah mengapa Azzyra malah mendengus dan menatap dingin siapapun yang melewatinya.
Entahlah, Azzyra hanya merasa tak suka akan sikap Nathan yang hangat dan mudah memberikan senyuman nya pada gadis lain selain dirinya.

Tunggu!

Apa ia cemburu?!

      Azzyra menggelengkan kepalanya saat pertanyaan itu tiba-tiba muncul dari kepalanya. Sebisa mungkin ia mengalihkan fokusnya.

"Pagi Kak Nath, " Sapa seorang siswi kelas sepuluh dengan tersenyum manis pada Nathan. Matanya beralih menatap Azzyra, senyum manis itu belum juga pudar dari wajahnya. Dengan hangat pula ia menyapa Azzyra.

"Pagi Kak Azzyra"

      Bukannya menjawab, Azzyra malah mendengus lalu berjalan melewati adik kelas yang ia ketahui memiliki nama, Kiran. Dengan menyentak tangan Nathan yang semula menggenggam nya hingga terlepas. Barulah Azzyra berjalan meninggalkan nya.

"Pagi juga Kiran manis, " Jawabnya sebelum Azzyra pergi dari sana.

"Kakak ngejar Ara dulu yah! Sampai ketemu lagi adik manis!" Ucap Nathan dengan sedikit berteriak karena ia harus berlari mengejar Azzyra yang sudah meninggalkan dirinya.

     Melihatnya, Kiran hanya menggelengkan kepalanya dengan tersenyum geli. Kiran tau jika kedua orang itu memiliki perasaan yang sama, ia bukan anak kecil lagi. Lagi pula tatapan dari Azzyra dan Nathan itu tak jauh berbeda. Tatapan terpesona dan hangat. Meskipun ia tahu, jika hanya Nathan lah yang mengejar dan mengumbar kedekatan nya dengan Azzyra. Kakak kelasnya itu benar-benar ajaib. Begitulah yang Kiran pikirkan.

_____________________________________________

TBC 🔜

UnPerfect Couple [End]√Where stories live. Discover now