11 | Makan siang

12.9K 457 2
                                    

"Kadang untuk tertawa butuh proses yang tinggi , tapi untuk menangis kita hanya perlu menggores sedikit luka"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kadang untuk tertawa butuh proses yang tinggi , tapi untuk menangis kita hanya perlu menggores sedikit luka".

🍁

IG : @hraa_124

       Azzyra menutup pintu ruang BK dengan tangannya yang masih menggenggam pegangan pintu. Melihat keadaan koridor yang sepi, membuatnya terdorong untuk berhenti sejenak disana. Entah apa yang tengah ia pikirkan.
      Hingga Azzyra menyadari seseorang yang tengah menatap nya dari samping. Azzyra segera melepaskan tangannya dari pegangan pintu dan segera melangkah pergi. Meninggalkan area ruang BK dan seseorang yang terus menatapnya dengan senyuman.

"Ra, tungguin kenapa sih! " Gerutunya yang hampir menabrak punggung kecil Azzyra dihadapannya karena perempuan itu tiba-tiba saja menghentikan langkah nya.

"Jangan ganggu dulu bisa? "

"Gak bisa, " Ucapnya yang memancing tatapan tajam dari Azzyra.

"Gue gak bisa jauh jauh dari lo Ra, lagian gue gak ganggu lo kok. Beneran! " Alibi Nathan.

"Terserah lah, gue males nanggepin lo, "

     Segera Azzyra melangkahkan kakinya, meninggalkan Nathan. Tentunya Nathan ikut bergerak dengan membuntuti Azzyra dari belakang.

"Lo tau, tadi gue khawatir pas denger lo ribut sama Sheila makanya gue langsung nyari lo kesini, " Ujar Nathan yang berbicara dibelakang Azzyra. Meskipun perempuan itu mengabaikan nya.

"Dan untungnya lo gapapa. "

    Azzyra menghentikan langkah nya dengan tiba-tiba. Diikuti Nathan yang juga menghentikan langkah kakinya. Beberapa detik kemudian, Azzyra memutar tubuhnya menghadap Nathan. Menatap wajah Nathan yang juga menatapnya balik. Tak ada senyuman disana, hanya saja Azzyra masih bisa melihat tatapan mata yang sama yang kerap kali terlihat untuknya. Tatapan lembut dan juga hangat.

"Mau ke kantin? Gue lapar, " Tawar Azzyra.

    Seketika menerbitkan senyuman kebahagiaan dari wajah Nathan. Tentu saja ia akan menyetujui tawaran darinya. Kesempatan seperti ini sangat langka terjadi.

     Keduanya berjalan bersama saling bersisian. Tidak seperti tadi saat Azzyra berjalan didepan dan Nathan yang mengekor dibelakangnya.
   Koridor sekolah terlihat begitu sepi, hanya ada beberapa siswa yang berlalu lalang. Itupun hanya untuk menuju toilet sekolah. Wajar saja, waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Yang artinya kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

    Dengan langkah santai, keduanya memasuki area kantin. Azzyra langsung memilih tempat duduk yang berada dibarisan paling pojok. Sudut ruang kantin yang tidak terlihat dari arah luar. Sedangkan Nathan, laki-laki itu langsung menuju stand makanan yang berjejer . Sesaat sebelum memasuki kantin, Nathan memangs udah bertanya pada Azzyra akan memilih untuk makan apa. Dia sendiri juga yang memaksakan diri untuk memesan makanannya.

    Azzyra pun membiarkan Nathan sesukanya. Karena akan percuma jika dia menolaknya. Nathan pasti akan tetap memaksa. Sifat keras kepalanya tidak akan ada yang bisa menandingi laki-laki itu.

    Dari sudut kantin, Azzyra bisa melihat punggung Nathan yang membelakangi nya. Terlihat Nathan sesekali tertawa bersama dengan si penjual makanan. Mengobrol sambil menunggu pesanannya siap. Nathan juga menoleh kearahnya, memastikan Azzyra ada disana. Senyum manisnya terpatri saat mata keduanya bertemu. Segera Azzyra memutuskan kontak mata diantara keduanya. Memilih untuk membuang muka dengan melihat layar ponselnya yang berada diatas meja. Sementara Nathan hanya tersenyum geli, kemudian kembali mengobrol dengan si penjual makanan.

    Beberapa detik bertatapan dengan Nathan saja, sudah mampu membuat perasaannya kacau. Apalagi jika harus menatap nya lama dengan perasaan aneh yang kadangkala menggebu tak menentu. Tentu, Azzyra tau perasaan apa itu. Hanya saja ia tak ingin perasaannya tumbuh lebih dari ini.  Akan sulit memang, apalagi dengan kehadiran Nathan yang terus ada disisi nya setiap hari. 

"Nih makanan sama minumnya, " Nathan meletakkan nampan hitam yang berisikan satu mangkuk mie ayam dengan dua gelas jus yang berbeda warna.

    Azzyra segera mengambil makanan serta minumannya. Sebelumnya ia sudah menyimpan ponselnya kedalam saku baju. Memudahkannya untuk menikmati makan siang.

"Lo gak makan? " Tanya Azzyra yang hanya mendapati satu gelas jus alpukat dihadapan Nathan. Berbeda dengan dirinya.

"Gue udah makan tadi bareng anak-anak, "

   Azzyra hanya mengedikkan bahunya acuh. Nathan sudah makan siang, artinya ia tak perlu mengkhawatirkan nya karena hanya dirinya saja yang menikmati makannya saat ini.

___________________________
________

TBC. 🔜

UnPerfect Couple [End]√Where stories live. Discover now