56 | Upacara

6.5K 205 21
                                    




' setelah bertahun lamanya, kamu masih menjadi pemicu detak jantung ku'


Instagram : @hraa_124


        Tangan nya masih dibalut perban putih. Akibat kepintaran nya sendiri ia harus menahan sakit pada buku buku jari tangan nya. Tapi Nathan tak peduli akan hal itu. Ia malah senyum senyum sendiri sambil membayangkan satu kejadian yang menggelikan untuk ia bayangkan.
         Didepan jendela kamar tidur, Nathan berdiri menghadap keluar jendela. Menatap jalan juga rumah rumah yang berdiri di depan. Sesekali ia mengangkat tangan kanannya yang masih dibalut perban, menatapnya lalu tersenyum tanpa sebab. Hingga, dering telepon mengalihkan nya.

"Hallo, apa pagi pagi telpon? Kangen lo ama gue? Ganggu orang waras aja lo! " Ucap Nathan yang langsung menggerutu.

"Heh kadal Amazon! Amit-amit gue kangen sama lo, lagian ini udah jam berapa kampret! Buruan ke sekolah, dihukum mampus lo. Mana pas hari senin lagi"

"Otw,, , otw,,  kalem aja sih"

"Buruan nyet! " Ucapnya yang langsung mematikan sambungan telepon.

      Nathan menatap layar ponsel nya yang menyala. Melihat jam yang tertera di sudut kanan layar nya. Pukul tujuh pas, tersisa lima belas menit lagi sebelum bell masuk berbunyi.
        Ia memasukan ponsel nya ke saku celana, berjalan santai dengan tangan yang menyambar tas juga kunci motor nya yang berada diatas meja. Waktunya sekolah.

"Si Nathan mana? Belum datang juga? " Tanya Satya yang menoleh ke kiri dan kanan mencari seseorang.

"Gak tau, telat kali. " David mengedikkan bahunya tanda tak tahu dengan menjawab apa adanya.

"Tadi pas gue telpon, tuh anak masih anteng aja tiduran. Gak tau sekolah gak tau enggak padahal ini hari senin. Bodo amat lah si Nathan emang udah gesrek dari lahir kayaknya" Kesal Budi.

"Paling dia bolos lagi" Tebak David yang diangguki oleh Budi dan Satya.

"Dasar kutu ikan! Bolos kok gak ngajak"

"Sesat lo, udah untung si Nathan bolos sendiri. "

"Nathan itu ibarat belahan jiwa gue Sat, " Ucap Budi mendramatisir.

      Mereka bertiga sudah berbaris rapih di lapangan. Bergabung dengan siswa lainnya yang akan mengikuti upacara hari senin. Upacara akan segera dimulai beberapa menit lagi, dan mereka belum melihat tanda tanda kedatangan Nathan. Sedari tadi mereka bertiga sudah berusaha menelpon dan mencari Nathan, namun tak seorangpun yang berhasil menemukan Nathan. Dengan kesal mereka pun mengabaikan nya.

"Upacara akan segera dimulai, perlu kami informasikan yang bertindak selalu pembina upacara adalah Ibu Sintia S, pd. I "

"Masing-masing pemimpin upacara menyiapkan pasukan nya" 

     Upacara berjalan sebagaimana mestinya. Seluruh siswa-siswi menjalan kan upacara dengan khidmat. Meskipun selalu ada saja siswa ataupun siswi yang mengobrol dan tidak mau diam. Bahkan siswi perempuan, sempat sempat nya ber-ghibah disela sela upacara.

"Dasar ciwi ciwi, makhluk paling luar biasa yang diciptakan Tuhan" Bisik Budi pada Satya disamping nya. Dengan mata yang melihat kearah barisan perempuan.

"Kenapa? "

"Bisa ghibah di manapun dan kapanpun. Liat tuh yang barisan nya ditengah, pasti lagi ghibah"

"Negatif mulu pikiran lo ah, mungkin mereka lagi ngomongin hutangnya yang gak kebayar dikantin kali"

"Gak salah lagi Sat! Mereka pasti ghibah, ngapain mereka ngomongin hutang? Ciwi-ciwi tuh paling anti sama yang namanya hutang dikantin" Kekeh Budi.

"Terserah lo aja lah! Males gue ngomong sama monyet macam lo" Ucap Satya yang mengabaikan Budi. Membiarkan temannya memandangi barisan perempuan, Satya lebih memilih memperhatikan pidato sekaligus amanat dari guru nya didepan sana. Daripada melayani obrolan Budi yang sangat tidak penting itu.

___________________
____

Jangan lupa untuk
Vote & Komen.


TBC 🔜


UnPerfect Couple [End]√Where stories live. Discover now