65 : Andai--

5.1K 198 14
                                    


'Bahkan saat aku baru memulai, kamu sudah ingin mengakhiri'


▪▪▪

I

nstagram : @hraa_124

              Azzyra memejam kan matanya. Rasa sesak dalam hatinya ia tekan sedalam mungkin. Semilir angin yang dingin pun Azzyra biarkan menerpa tubuh nya. Sejak satu jam yang lalu Azzyra memilih untuk berdiam diri di luar. Daripada menunggu didalam rumah sakit bersama dengan yang lain. Apalagi ia harus melihat Risa, ibu Nathan yang terus menangis. Hatinya rapuh jika harus melihat cinta dari seorang ibu untuk anak nya.
          Hari sudah mulai sore. Namun, sampai saat ini operasi Nathan belum juga usai. Harap harap cemas ia menunggu.

'Andai mencintai lo semudah lo mengumbar candaan, andai aja gue , , '

      Andai, andai dan andai. Itu saja yang sedari tadi Azzyra pikiran. Berandai andai semuanya seperti apa yang ia pikirkan. Azzyra tak mengerti mengapa dirinya begitu sulit membuat orang lain bahagia. Bahkan untuk Nathan. Mengapa hati nya harus sekeras batu? Kenapa takdir tak bisa berbaik hati untuknya?.  Azzyra membenci nya. Azzyra tak menyukai apa yang sudah takdir beri untuk nya.

"Jangan ditahan Ra, lepaskan. Apapun yang menurut lo terlalu sulit untuk ditahan lepaskan saja. " Ucap David yang datang bersama dengan Laras.

      Mereka berdua keluar untuk mencari Azzyra. Karna khawatir Azzyra akan kenapa kenapa jika dibiarkan seorang diri.
Laras bergerak menghampiri Azzyra. Duduk disamping nya sambil merengkuh bahu Azzyra.

       Azzyra menatap David dan Laras bergantian. Teman nya itu selalu baik padanya. Apapun keadaan dirinya, Laras dan David selalu ada.

"Terkadang gak semua masalah bisa kita simpan rapat rapat. Kalo perlu, lo bisa nangis Ra. Menangis gak akan ngebuat lo jadi lemah, " Ucap Laras berusaha menenangkan.

David bergerak mendekati Azzyra dari sisi yang lain. Ia mengusap puncak kepala Azzyra dengan lembut.
"Lo bisa sakit kalo terus menahan semuanya. Gue tahu, lo sayang Nathan. Lo khawatir, kita juga sama. Biarin semuanya mengalir , lo cukup menjalani nya, "

"Ra, gue gak pernah tau gimana rasanya jadi lo. Sesulit apa kehidupan lo, tapi yang pasti gue akan selalu ada buat lo, " Laras memeluk Azzyra dengan begitu lembut.

      Mendengar ucapan dari kedua teman nya membuat Azzyra lemah. Jika seperti ini, Azzyra tak ingin keduanya menghampiri dirinya. Saat ini ia sedang emosional. Dan mereka malah mengucap kata kata yang mengharukan.
       Tangis Azzyra pecah saat itu juga. Air mata yang sejak tadi ia tahan tahan mengalir begitu saja melewati pipi nya. Azzyra semakin mempererat pelukan nya pada Laras.

"Nangis aja Ra, selagi gue masih ada sama lo. " 

"Gue benci Ras! Gue benci sama apa yang udah terjadi,, " Parau Azzyra.

"Nathan disana, dia lagi berjuang buat hidup. S--sampai Nathan ga-gak se--selamat gue bakal benci ss-sa-sama diri gue sendiri! " Azzyra tak tau lagi harus bagaimana.

      Rasa takut itu menghantui nya sejak tadi. Dia tak ingin Nathan pergi. Nathan harus selamat. Dia ingin Nathan yang mengganggu nya, Nathan yang membuat nya kesal, Nathan yang perhatian dan segala nya. Dia ingin Nathan.

'Tuhan, jangan ambil dia dariku, '

'Kumohon! Jangan ambil lagi seseorang dari hidupku! '

'Jika dia pergi, aku akan sangat membenci diriku sendiri dan juga kau! '

       Azzyra menangis dalam pelukan Laras. Mencoba melepaskan apapun yang mengganjal dalam hatinya. Laras pun menitikan air mata melihat Azzyra yang rapuh. Azzyra, sahabat nya sejak dulu.

       Azzyra memejamkan matanya dengan erat. Berharap semuanya akan baik baik. Segala rasa sakitnya menghilang. Dan sejak saat itu, dibawah cahaya senja Azzyra berjanji.
Melepas segala rasa sakit nya, membuang seluruh kenangan pahit nya. Meski akan sulit, tapi Azzyra akan berusaha.

      Bukan demi siapapun, tapi demi dirinya dan juga kehidupannya.


____________________________
_________

Jangan lupa
Vote & comment 🍁

Komen napa komen sih! Perasaan kagak ada yang komen.

Sekalian follow yak!
Baca juga cerita Ra yang lain.

UnPerfect Couple [End]√Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz