32 | Papa

8.5K 291 5
                                    


'Bahkan aku tak mampu beristirahat barang sedetik saja😌'
-

🍁

.


        Azzyra melangkah kan kakinya menuju tangga didepan nya. Dengan senyum tipis yang terpatri diwajah nya juga harapan dalam hatinya ia berniat memulai harinya. Belum genap kakinya melangkah menuruni anak tangga. Terdengar bunyi gaduh dari lantai bawah, seperti orang yang tengah bersitegang. Semula Azzyra melambatkan langkah nya, namun lama kelamaan ia penasaran dan memutuskan untuk mempercepat langkah kakinya. Hingga ia sampai pada anak tangga terakhir.

      Sesaat tubuh Azzyra menegang dengan pandangan mata yang menajam menatap pada salah satu objek yang ia tatap. Didepannya berdiri seorang laki-laki paruh baya yang juga menatap dingin kearah nya. Dengan wibawa angkuh juga tatapan mata nya yang tajam, laki-laki tua itu terlihat sedang menahan amarah.
Di belakang nya juga ada Oma, Ziko juga seorang perawat oma nya.

       Azzyra mengalihkan tatapan wajah nya menatap Oma nya yang berada dibalik punggung laki-laki paruh baya tadi. Oma nya menangis, berurai air mata. Ziko yang juga terlihat sedang menahan amarah dengan tangan mengepal kuat disamping .

"Bagaimana kabarmu? " Suara berat itu membuyarkan lamunan Azzyra yang sebelumnya sedang menatap Oma nya. Dengan cepat ia mengalihkan tatapan nya kembali menatap laki-laki paruh baya tadi.

"Ada keperluan apa anda kemari? " Tanya Azzyra mengalihkan topik pembicaraan.

    Laki-laki paruh baya itu pun berdecak sebal, "Kamu masih sama seperti dulu ternyata, "

"Jika tidak ada keperluan, silahkan pergi dari sini" Tegas Azzyra.

"Tinggal lah bersama Papa, " Ucap laki-laki paruh baya, yang mengaku kan dirinya adalah Papa dari Azzyra.

"Papa? Sejak kapan anda mengaku bahwa anda adalah Papa saya? " Tutur Azzyra.

"Azzyra, Papa tidak ingin bertengkar lagi dengan kamu. Papa hanya ingin kamu tinggal dengan Papa! Itu saja" Pintanya.

       Hati Azzyra mencelos mendengarnya. Untuk pertama kali nya sejak kejadian itu, Papa nya berbicara dengan nada seperti itu padanya. Setelah apa yang ia lalui, dengan mudah Papa nya berbicara seperti itu?. Luka nya belum kering dan sekarang apa?

       Jauh dari lubuk hati nya yang terdalam. Azzyra ingin kembali bersama dengan Papanya, berkumpul dengan orang-orang yang ia sayangi. Namun, satu yang tak bisa ia maafkan. Sebuah pengkhianatan.

"Saya tidak bisa" Jawab Azzyra dingin.

     Mata Herman menggelap seketika, mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Azzyra membuatnya kembali merasakan amarah. Rahang
Nya kembali mengerat dengan mata dingin dan tajam yang menatap ke arah Azzyra.

"Jadi, sekarang juga anda bisa meninggalkan rumah ini tuan Herman Darmawan. " Tegas Azzyra yang secara langsung mengusir Herman, Papa nya.

      Dengan tanpa mengucapkan kata apapun, Herman berbalik meninggalkan Azzyra dengan langkah penuh dengan amarah dan kekecewaan.

_________________________________________________

Segitu aja dulu:) maap yak chapter nya nanggung hehe😗🖤

Jan lupa vote & komen🖤

UnPerfect Couple [End]√Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt