17 Missing You

Mulai dari awal
                                    

Namun harapan hanyalah sebuah harapan. Siapa yang tahu dengan keadaan Zac saat ini. Apa yang sedang dilakukan pria itu. karena kebenarannya sangat jauh dari harapan Annelish saat ini.

*

Terlihat seorang pemuda yang masih menangis entah sudah berapa lama. Zachary Lincoln tampak sangat rapuh dan lemah saat ini. Dia duduk di lantai bersandar pada dinding di belakangnya dengan kedua lutut tertekuk dan sebuah bingkai foto yang ia peluk dalam tangisnya. Tak lupa sebuah note yang masih digenggamnya dengan setia.

"Hiks... Nona Baby rindu... hiks...," lirih Zac dalam tangisnya.

Sangat berat yang dirasakan Zac saat ini. Dia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya, karena memang tidak ada orang seberharga Annelish dalam hidupnya sebelumnya. Tapi saat ini rasanya terlalu menyakitkan untuk Zac alami. Dia tidak sanggup berjauhan dengan Annelish, tidak bisa bernafas dengan baik seakan seluruh oksigen di sekitarnya menghilang membuatnya sesak nafas. Sanubarinya tidak kuat merasakan rindu yang sangat berlebihan ini dalam jiwanya. Membuat Zac terduduk lemah tanpa daya di sana. Menunggu kedatangan Annelish dengan sisa harapan dan kekuatannya.

*

*

*

Annelish berjalan menjauhi bandara dengan Alex yang masih membujuknya. Dia baru saja kembali hari ini. Tepat dua hari dia pergi sesuai rencana awal. Ini adalah hari ke-3 sejak Annelish meninggalkan rumah. Annelish masih marah kepada Alex yang dengan cerobohnya menjatuhkan ponselnya begitu saja.

"Anne maafkan aku.. aku kan sudah bilang tidak sengaja...," Alex memohon dengan raut wajah lelahnya. Jelas dia lelah karena pekerjaan sialan yang menguras banyak energinya. Ditambah lagi dengan kemarahan Annelish padanya.

"Maafmu ditolak," ketus Annelish.

"Yah.. kenapa begitu sih Sweetheart..," keluh Alex.

Alex masih terus membujuk Annelish dan tidak digubris oleh adiknya sampai sebuah mobil berhenti di depan keduanya. Robin keluar dari mobil dan membungkuk hormat kepada majikannya.

"Rob kau bawa apa yang kuperintahkan?" tanya Alex begitu supirnya tiba.

"Sudah Tuan, ini Tuan," jawab Robin menyerahkan sebuah paperbag untuk Alex.

"Sweetheart... maafkan aku benar-benar tidak sengaja menjatuhkannya. Sebagai gantinya ini kubelikan yang sama persis dengan milikmu, lengkap dengan kartu simnya juga memiliki nomor yang sama," ujar Alex membujuk adinya itu.

Annelish menatapnya tajam dan sinis.

"Benar sama persis dengan nomor yang sama?" tanya Annelish sinis.

"Iya Sweetheart... maafkan aku ya...," jawab Alex kemudian.

Annelish pun menghela nafasnya lelah. Bagaimanapun dia tidak bisa marah lama dengan kakaknya itu. ia sudah sangat hafal dengan kecerobohan kakak bodohnya itu. Annelish pun memeluk kakaknya dengan lembut.

"Jangan marah lagi ya..," pinta Alex memeluk adiknya erat.

"Hmm... tergantung, asal kau tidak melakukan kesalahan yang sama lagi," balas Annelish.

"Iya sayang, aku janji tidak akan mengulanginya," ujar Alex kemudian mengurai pelukan mereka.

"Sekarang ayo kita pulang, kau mau pulang ke rumah atau langsung ke apartment?" tanya Alex kemudian.

"Hmm langsung ke apart saja, Mom pasti akan menyerbuku, aku sangat lelah. Besok saja aku ke rumah," jawab Annelish.

"Aye aye Captain," balas Alex dengan tangan yang menghormat kepada Annelish.

My Spoiled Bodyguard (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang