7. Rasa masa lalu

340 25 1
                                    


Assalamu'alaikum

Jangan lupa taburan bintang dan komen ya pembaca budiman ...

Bismillah



Pram terbangun karena suara salam dari ruang tamu. Dia segera membuka matanya, menggeliat, merasakan seluruh tubuhnya yang pegal-pegal karena semalaman tidur di sofa. Saat beranjak duduk dilihatnya Azzam dan Azka berjalan menghampiri. Masih mengenakan baju koko dan sarung lengkap dengan kopiahnya. Pasti baru pulang dari masjid, pikirnya.

Sebenarnya dia malu pada kedua anaknya ini yang selalu rajin melaksanakan sholat berjamaah di masjid dan setiap hari menyempatkan diri untuk mengaji. Dia bersyukur memiliki Hana sebagai istri, karena Hana telah berhasil mendidik putra-putranya untuk mengenal Allah dan selalu dekat denganNya tanpa sedikitpun kontribusi darinya.

"Ah, rasanya hati ini belum mampu menghilangkan kekecewaan dan perhitungan dengan Allah," geramnya.

"Assalamu'alaikum, Ayah," salam Azzam sambil mencium punggung tangan Pram dan diikuti oleh Azka tanpa suara.

"Wa'alaikumussallam, baru pulang?" jawab Pram.

"Iya, Ayah. Ayah ketiduran di sini, ya? Pasti Ayah sedang capek banget, sampai-sampai tadi malam aku yang mematikan TV dan tak tega buat bangunin Ayah," tutur Azzam.

"Hhmm iya, Ayah capek banget, nih, badan pegel-pegel semua," keluh Pram.

"Istirahat saja kalau begitu, Yah, hari ini Sabtu, Ayah libur, kan? Kesempatan Yah, buat manja-manja sama ibu negara hehe... ." bisik Azzam menggoda ayahnya.

"Hmmm, kamu ini bisa saja. Sana cepat ganti baju, keburu telat nanti ke sekolah," elak Pram.

"Siap, Dan!" jawab Azzam menegakkan badan sambil tangannya menghormat pada ayah kesayangannya itu.

Sambil terkekeh Azam ijin untuk berlalu ke kamarnya diikuti Azka tetap tanpa suara.

"Azzam ke kamar dulu ya, Yah."

"Hmm...", jawab Pram berdehem saja sambil mengibaskan tangannya.

Setelah Azzam dan Azka berlalu, Pram teringat rencananya tadi malam untuk menemui Ayun.

Flashback On.

Setelah pamit pada Pram dan Hana di warung padang itu, Ayun segera berlalu dengan langkah cepat. Dia juga sedang meredam debaran di jantungnya.

"Ya Allah, sudah lama sekali, tapi kenapa rasa ini masih tetap sama?" jeritnya dalam hati.

Dia semakin mempercepat langkahnya menuju parkiran dan ingin segera pergi menjauh. Menjauh dari seorang Pram yang selalu menempati tempat indah di dalam hatinya.

Sementara Pram yang menyadari sesuatu dalam pikirannya, tersentak dan bergegas menyusul Ayun keluar, dia lupa akan kebaradaan Hana di sampingnya.

Tanpa kata-kata apapun dia berlalu meninggalkan Hana. Dalam pikirannya hanya ada Ayun, dia tidak mau kehilangan jejak Ayun kembali, dia harus minta penjelasan.

Dipercepatnya langkah dengan berlari kecil menuju parkiran. Pasti Ayun masih disana, pikirnya.

Ternyata benar. Tak jauh dari tempatnya berdiri, nampak Ayun sedang membuka pintu mobil.

Pram kemudian berlari mendekat.

"Ayun!" panggilnya sedikit berteriak.

Merasa namanya dipanggil, Ayun pun menoleh. Tampak Pram sedang berlari ke arahnya. Ayun merasa jantungnya berdetak semakin kencang.

Ijinkan Aku Melepasmu  (Cerita Tentang Rasa) Where stories live. Discover now