55. PILU

573 35 7
                                    

Assalamu'alaikum

Bismillah

"Mas sangat senang kamu telah kembali tersenyum. Kanang yang Mas sayang telah kembali," bisik Pram.

Kanang tersenyum manis dan memeluk Pram dengan erat.

"Maafkan Aan, Mas. Aan sangat mencintai Mas dan tak mau kehilangan Mas," bisik Kanang dalam pelukan Pram.

"Kamu tak akan kehilangan Mas, Sayang," balas Pram dan mencium kepala Kanang.

"Maaf jika Aan egois. Aan benar-benar tak bisa berbagi, Mas. Aan tidak bisa menahan sakit hati saat melihat Mas bersama Mbak Hana," lirih Kanang mulai dengan isaknya.

"Bukankah dulu kamu sudah berjanji akan berlaku baik pada Hana, Sayang," tanya Pram.

"Iya Mas, tapi itu dulu, sebelum aku bertemu dengan Mbak Hana, sebelum aku tahu kalau cemburu itu sesakit ini. Maaf Mas, maaf. Aku benar-benar menyerah pada rasaku ini. Mas harus bisa memilih. Aku akan terima apapun keputusan Mas.

"Aku tahu Mas sangat mencintai Mbak Hana. Karena itu, jika Mas memilih Mbak Hana maka aku akan ikhlas pergi dari hatimu, pergi dari hidupmu. Lepaskan aku. Tapi, satu permintaanku, ijinkan aku membawa Arfa bersamaku," pinta Kanang.

Pram tak kuasa berkata-kata. Matanya menatap lekat mata Kanang dan dia mendapati kesungguhan dan keseriusan ucapan Kanang.

Pram menghela nafas dalam. Dadanya terasa sesak kini, beban yang sesaat tadi terasa hilang kini kembali menghimpit bahkan lebih kuat lagi menekan dadanya.

"Berikan Mas waktu. Itu keputusan berat, Kanang. Mas harap kamu mengerti," lirih Pram menundukkan wajahnya dalam-dalam.

***

Mohon maaf ya dearest readers, cerita lengkapnya bisa diikuti di KBM App.
Download gratis di playstore
Akun yang sama itaimuskina1

Maaf maaf maaf
lop u all 🥰🤗

Alhamdulillah

Republish, 21.06.2021

Ijinkan Aku Melepasmu  (Cerita Tentang Rasa) Where stories live. Discover now