1. Keluarga Harmonis

2K 70 2
                                    

Assalamu'alaikum ....

Buat yang tersayang para reader ...

ini adalah karya pertamaku, masih belajar, tapi semoga bisa dinikmati yaa

untuk itu mohon dengan sangat dukungannya, vote dan komen serta saran

Salam kenal, pliiissss follow me

Happy reading....



Di pesisir pantai dengan pasirnya yang putih dan gelombang kecil landai menerpa. Semburat keemasan dari sinar mentari yang sebentar lagi tenggelam dalam peraduannya membuat suasana indah dan damai, sedamai hati seorang perempuan berkimar panjang yang tengah duduk berselonjor kaki beralaskan tikar.

Kimar hijau lumutnya senada dengan gamis yang dipakainya berkibar lembut diterpa angin pantai. Pandangan matanya lurus ke depan tak henti mengikuti setiap gerak 3 orang laki-laki beda usia yang tengah asyik berenang dan berkejaran bermain air di pantai itu dengan tertawa tawa bersama. Senyum di bibirnya tak pernah lepas sedetikpun. Sesekali dia melambaikan tangan membalas lambaian dari 3 laki laki di sana.

"Bundaaaa....ayo siniii...", teriakan lelaki yang paling kecil sambil melambaikan tangan.

"Tidak sayaaaang....ayo naik, sudah sore", balasnya dengan kedua telapak tangan menangkup di samping bibirnya agar suaranya bisa didengar mereka bertiga di sana.

"Tanggung Buuun....bentar lagi yaaa.....", teriak lelaki yang lebih tinggi.

Dia tak menjawab tapi segera beranjak dari duduknya sambil menunjuk ke arah matahari yang kian tenggelam.

"Yaaaaaaah....", keluhan mereka bertiga serempak.

Pantai sudah mulai sepi karena malam segera datang menggantikan siang yang telah lelah melaksanakan tugasnya. Wanita itupun tersenyum dan segera mengemasi barang-barang bawaannya.

Ya, dia adalah Hana Pertiwi. Wanita berumur 42 tahun dengan kulit kuning langsat yang cantik, mata hitam dengan alis tebal nan rapi, bibir penuh dan hidung yang tak begitu mancung, membuat perpaduan indah hingga siapapun akan betah berlama lama memandangi wajahnya. Ditambah senyum ramah bersahabat yang tak pernah lepas dari bibirnya, lengkaplah sudah menjadikan dia selalu dengan cepat dan mudah diterima juga disukai di mana pun dia berada.

Hana, begitu biasanya dia dipanggil, memiliki seorang suami yang tampan dan juga sangat ramah bernama Prambudi. Meskipun usia Pram, panggilan Prambudi, 5 tahun lebih tua dari Hana, namun pernikahan mereka sungguh sangat harmonis tanpa suatu masalah berarti yang mengganggu kehidupan rumah tangga mereka. 

Pram seorang suami yang penyayang dan perhatian pada keluarganya. Di usianya yang 47 tahun ini ketampanan tak pudar dari wajahnya. Tubuhnya tetap gagah tegap terawat, maklumlah karena dia seorang anggota TNI AD berpangkat Kapten dan sangat disegani di kesatuannya. 

Meski begitu dia tidaklah segan membantu pekerjaan rumah istrinya, masak, cuci bersih-bersih rumah bahkan belanja ke pasar. Semua bisa dia kerjakan dengan baik dan senang hati, mungkin memang begitulah tentara jiwanya dididik untuk mandiri.

Dalam usia pernikahan 21 tahun ini mereka dikaruniai 2 orang anak laki-laki. Si sulung bernama Azzam Prambudi berusia 18 tahun, saat ini duduk di bangku kelas XII di SMA favorit di kotanya, dia mewarisi ketampanan ayahnya dengan kulit kuningnya. 

Hidung mancung, mata dalam dan tajam, bibir tipis yang selalu menyunggingkan senyum mewarisi senyum Bundanya, membuat Azzam memiliki banyak penggemar di sekolah. Bagai artis kali yaa ...hehe

Si bungsu lebih cool dari kakaknya, dia jarang berbicara kecuali untuk hal yang sangat penting menurutnya. Usianya 11 tahun dan sudah duduk di bangku kelas VII di SMP Negeri di kotanya. Wajahnya dingin tapi sangat manis saat tersenyum. Dialah Azka Prambudi. 

Azzam, kakaknya, punya sebutan "Si Irit" untuknya. Irit dalam segala hal, irit senyum, irit ngomong, irit ekspresi, bahkan irit uang saku haha...

Namun begitu mereka saling menyayangi.

Kembali ke pantai, mereka bertiga berjalan beriringan menghampiri Hana. Azka dengan wajah cemberut segera memeluk Hana, dia memang sangat manja pada bundanya ini. 

Seakan tahu apa yang membuat anaknya ini cemberut Hana mengusap kepala Azka.
" Sudah, jangan sedih gitu, nanti kalau ayah ada waktu lagi insyaallah kita datang lagi ke sini ya. Kita ajak sekalian nenek Halimah, nenek Nilam dan kakek Darmaji, ok?!", ucap Hana sambil mengecup kepala Azka.

Azka hanya mengangguk tanpa kata, membuat Pram dan Azzam menggeleng sambil mengulum senyum. Tanpa komentar, takut si Azka marah. Semua sudah paham, kalau Azka marah, mukanya yang dingin itu akan bertambah dingin. Sungguh tidak enak dilihat. Tapi justru itu yang membuat mereka gemas dan menyayangi Azka.

Oh iya, nenek Halimah itu ibu dari Hana sedangkan Nilam dan Darmaji adalah ibu dan bapak dari Pram. Bapak Hana, Salim sudah lama meninggal.

Be Happy...

Ijinkan Aku Melepasmu  (Cerita Tentang Rasa) Where stories live. Discover now