56. KEPUTUSAN

798 43 24
                                    

Assalamu'alaikum

Bismillah, maaf jika part ini membuat kalian pembaca budiman kecewa, ya ..ini keputusan berat.

"Aku janji akan ridho apapun keputusanmu," lirih Pram tanpa sedikitpun asa di sana.

Hana tersenyum trenyuh. Dia sangat tahu dan paham apa yang dirasakan suaminya itu. Tapi dia harus mengambil keputusan demi semua.

"Bismillahirrohmaanirrohiim. Ayah, Mas Pram, suamiku terkasih, detik ini, dengan segenap kerendahan hati, di hadapan Kanang dan di hadapan Allah sebagai saksi, aku memohon padamu, bebaskanlah aku, putuskanlah ikatan akad yang kau berikan dulu.

"Hapuslah aku sebagai makmum dan bidadari surgamu, padamkan mimpi dan harapan indahmu bersamaku, tutuplah hatimu untuk namaku, tinggalkan aku dari langkah dan tujuan hidupmu hingga kau tak akan mungkin lagi kembali kepadaku sampai kapanpun itu.

"Maafkan, saat Ayah menghilang, Bunda belum benar-benar mengikhlaskan. Tapi kini, insyaallah Bunda sudah benar-benar ikhlas melepas. Bunda tidak khawatir lagi atas hidup Ayah karena yakin, Kanang akan mengurus Ayah dengan baik, akan melimpahi dengan cinta dan kasih sayang yang besar dan tulus.

"Bunda bisa lihat dan rasakan itu di mata Kanang. Untuk itu Mas Pramku, ku mohon, lepaskan aku," Hana menghentikan ucapannya karena tak kuasa lagi menahan air mata.

Kanang terpaku, Pram membeku.

Kanang tak menyangka kalau Hana akan serela itu. Meski akhirnya dia lega tapi tak urung kata-kata Hana membuatnya terharu.

Pram bergeming di tempatnya. Matanya tak lepas dari mata Hana. Mulutnya tak mampu membuka suara. Hanya kepedihan hati dan jiwa yang bisa dia rasa.

Pram tidak menyangka, mencintai akan serumit dan sepedih ini. Dia merasa sangat menyesal, harusnya dia tak usah kembali jika pada akhirnya hanya akan menoreh luka lebih dalam di hati dan hidup Hana, wanita yang mendapatkan hak penuh atas cinta yang dimilikinya.

Namun, kemudian Pram sadar, semua tak mungkin lagi di paksakan. Dia tidak akan lagi memaksakan kehendaknya.

Dia harus melepas Hana, meski itu sama halnya dengan dia harus melepas nyawanya, tapi itu harus. Dia harap, ini hanya akan terasa berat diawal. Jika saja selanjutnya tidak, dia tak mau berpikir lagi, apa yang akan dia lakukan untuk hidupnya di sisa umurnya ini.

Dengan air mata yang terus berlinang, Pram mengalihkan pandangannya ke Kanang, istri mudanya yang demikian pucat dan rapuh, yang pasti akan sangat membutuhkannya.

Kemudian pandangannya kembali pada Hana, wanita tegar dengan senyum ketulusan dan keikhlasan itu yang meskipun berlinang air mata tapi pandangannya selalu memberi semangat dan keyakinan padanya untuk selalu kuat dalam setiap langkah.

Perlahan Pram menangkup wajah Hana dengan ke dua tangan. Ditapakinya setiap inci wajah Hana, merekamnya dalam memori terindahnya, mata teduh, wajah manis, bibir candunya semua Pram rekam dan simpan rapat-rapat di ruang sadarnya.

Dengan lembut Pram menciumi setiap bagian wajah itu tanpa sedikitpun yang tertinggal. Dia mau jejak wajah dan kulit lembut Hana akan melekat di bibir, di mata, di indra, di hati dan di angannya.

"Hana Pertiwi, detik ini, aku jatuhkan talakku atasmu dengan talak 3".

***

Mohon maaf ya dearest readers, cerita lengkapnya bisa diikuti di  KBM App.
Download gratis di playstore
Akun yang sama itaimuskina1

Maaf maaf maaf
lop u all 🥰🤗

Alhamdulillah

Republish, 21.06.2021

Ijinkan Aku Melepasmu  (Cerita Tentang Rasa) Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz