47. HARI BAHAGIA

295 22 0
                                    

Assalamu'alaikum

Bismillah

Setetes air mata dengan angkuhnya jatuh di pipi Zahra seiring kenangan pernikahan melintas di angannya.

Zahra berniat segera menghapus air mata itu tapi kalah cepat dengan Haidar.

Dengan lembut Haidar menghapus air mata itu dengan ibu jarinya. Matanya menatap sendu tepat di kedua manik mata Zahra.

"Tanpa ijinmu dan senyummu, pernikahan ini tidak akan ada," bisik Haidar.

Kedua tangannya menangkup pipi Zahra.

"Maafkan aku, Mas, bukan maksudku memberati langkahmu. Aku hanya teringat pernikahan kita dulu. Dulu, kamu terlihat gagah dan tampan dan saat inipun kamu masih terlihat seperti itu," jawab Zahra berusaha tersenyum

"Karena bidadari cantik inilah yang merawatku hingga aku tetap terlihat gagah dan tampan," balas Haidar.

"Dan, hanya itu, tapi bidadarimu ini tak cukup membuatmu bahagia," ucap Zahra dengan air mata yang kembali menetes.

"Itu tidak benar. Aku bahagia bersamamu. Kamu dan Hana sama-sama memiliki tempat di hatiku. Aku selalu jujur tentang hal ini. Dan untuk itu, aku sudah berkali-kali meminta maaf padamu," ucap lembut Haidar.

"Aku mengerti, Mas," balas Zahra.

"Dan untuk kesekian kalinya aku memohon pengertianmu. Aku tahu aku egois, tapi memang seperti itulah adanya. Hati ini terasa belum lengkap tanpa Hana," lanjut Haidar.

Zahra menunduk, meredam nyeri yang beberapa hari ini dengan susah payah dia pendam.

Haidar mengambil nafas dalam, paham dengan apa yang dirasa oleh istrinya ini.

"Aku tahu ini menyakitimu, tapi aku tak punya kuasa apapun untuk menghilangkan rasa sakit itu, hanya, jika memang kamu berat untuk mengikhlaskanku dan berat memberikan ijinmu, aku tidak akan melanjutkan pernikahanku dengan Hana," ucap Haidar jelas dan tegas.

Zahra mengangkat wajahnya, menatap Haidar dengan senyum terluka.

"Mas, sudahlah. Lupakan. Aku ikhlas dan aku mengijinkanmu. Maaf, perempuan itu lebih cenderung menggunakan perasaannya dan perasaan yang dia miliki sering kali berubah. Mungkin saat ini aku juga sedang terbawa perasaan. Namun yakinlah, aku adalah pendukung terdepanmu. Jangan ragukan itu," ucap Zahra dengan memeluk erat tubuh Haidar.

"Maka dari itulah aku butuh kamu di sampingku nanti sholehahku," ucap Haidar membalas pelukan Zahra dengan hangat.

Zahra menganggukkan kepalanya dalam pelukan Haidar.

***

Mohon maaf ya dearest readers, cerita lengkapnya bisa diikuti di  KBM App.
Download gratis di playstore
Akun yang sama itaimuskina1

Maaf maaf maaf
lop u all 🥰🤗

Alhamdulillah

Republish, 10.06.2021

Ijinkan Aku Melepasmu  (Cerita Tentang Rasa) Where stories live. Discover now