34. Pamit

343 17 0
                                    

Assalamu'alaikum

Bismillah

Usai makan malam.

"Pram," Ambo' Matutu membuka suara.

"Iya Ambo'," jawab Pram.

"Sudah berapa lama kamu disini?" tanya Ambo' Matutu.

"Sekitar 10 bulan Ambo'," jawab Pram.

"Lumayan lama, ya. Kamu pasti sudah merindukan keluargamu," ucap Ambo' sambil tersenyum.

"Sangat Ambo'. Tapi kenapa Ambo' menanyakan hal itu?" tanya Pram.

"Apa kamu belum dengar kabar? Sore tadi kapal pengangkut barang dan pedangang berlabuh di lepas pantai kita. Mereka akan melakukan aktifitas perdagangan jual dan beli di Kampung ini selama kurang lebih 1 minggu ke depan.

"Sepertinya cukup waktu buat kamu untuk berpamitan ke semua warga. Mereka sudah sangat mengenalmu dan menganggapmu saudara sendiri, jadi kamu harus berpamitan dengan baik-baik pada mereka," ucap Ambo' Matutu sambil menepuk bahu Pram.

Ada sirat bahagia di wajahnya yang mulai tua itu. Bagaimanapun juga dia sudah menganggap Pram seperti anaknya sendiri, jadi meskipun berat dia harus merelakan Pram pergi, ada keluarga yang menunggunya disana.

"Benarkah itu Ambo'?" seru Pram tanpa sadar. Hatinya dipenuhi kebahagiaan. Dia bisa segera bertemu dengan Hana tercintanya, anak-anaknya dan juga keluargannya. Dia sudah sangat merindukan mereka.

"Benar. Bersiaplah. Besok kamu temui warga satu persatu," ucap Ambo' Matutu sambil beranjak berdiri.

"Baik Ambo'," ucap Pram riang dan dia pun ikut berdiri. Karena begitu bahagia dia melupakan hal penting yang ingin dibicarakannya dengan Sang Ambo'.

***

Mohon maaf ya dearest readers, cerita lengkapnya bisa diikuti di  KBM App.
Download gratis di playstore
Akun yang sama itaimuskina1

Maaf maaf maaf
lop u all 🥰🤗

Alhamdulillah

Repost, 04.06.2021

Ijinkan Aku Melepasmu  (Cerita Tentang Rasa) Where stories live. Discover now