9. Lulus dan Rencana Pertunangan

276 16 0
                                    


Assalamu'alaikum

Bismillah

Cuz baca, jangan lupa tebaran bintang dan komen ya pembaca budiman ..



Hari-hari dilalui dengan indah terasa oleh Pram dan Ayun. Mereka saling mengisi dan melengkapi, saling menyayangi dan mencintai, keduanya selalu enggan terpisah. Dimanapun ada Ayun disitu pasti ada Pram. Kecuali saat jam pelajaran berlangsung, kan kelasnya beda hehe..

Tak terasa, 3 tahun berlalu. Kini mereka tengah menghadapi EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Nasional). Waktu kebersamaan, mereka gunakan untuk belajar bersama, tanya jawab dan mengerjakan latihan soal bersama.

Canda tawa dan saling menggoda mewarnai hari-hari mereka. Sungguh kebersamaan yang indah mereka rasakan. Sampai ujian pun selesai dengan menghadirkan kelegaan bagi semua siswa yang mengikutinya.

Kini mereka sedang berkumpul di depan ruang kantor Tata Usaha untuk melihat pengumuman kelulusan. Tak ketinggalan juga Pram dan Ayun, turut berdesakan ingin mengetahui apakah nama mereka tertulis di papan pengumuman ataukah tidak. Semua merasakan was-was dan ketakutan kalau tidak lulus.

Dengan berpegangan tangan saling menguatkan Pram dan Ayun mulai meneliti nama-nama di papan pengumuman itu satu persatu. Tak lama Ayun telah menemukan namanya, hatinya sangat gembira, tapi saat menoleh kearah Pram, Pram masih fokus mencari namanya di papan dan dia segera membantunya mencari.

Saat matanya menemukan nama Pram disana, jarinya bergerak terulur menunjuk nama itu dan ternyata bersamaan dengan Pram melakukan hal yang sama. Jari telunjuk mereka bersatu menunjuk satu nama, Prambudi. Mereka saling pandang dan dengan serempak mereka berseru, "Luluuuuuuuusssss!"

Teriakan mereka bersatu dengan teriakan-teriakan teman-teman mereka yang juga tengah menikmati kegembiraan karena lulus 100 %. Lulus.

Tanpa sadar Pram memeluk Ayun, membuat gadis itu sedikit kaget, tapi segera membalas pelukan Pram, mereka berdua larut dalam suasana bahagia hingga tak menghiraukan sekelilingnya.

"Cie..cie...cie.. yang lagi bahagia, ingat tempat dooong!" seru teman-teman mereka menyadarkan keduanya. Mereka pun melepaskan pelukan sambil senyum-senyum.

Dengan menatap lekat pada Ayun dan senyum bahagia di wajahnya, Pram membuka suara.

"Ayun, bolehkah malam nanti aku datang ke rumahmu? Aku ingin meminta ijin ke Bapak untuk mengikatmu dengan pertunangan sebelum kamu melanjutkan ke jenjang kuliah seperti yang sudah kita rencanakan dulu."

"Iya. Jam berapa nanti mau datang?" jawab Ayun dengan senyum yang merekah indah.

"Insyaallah ba'da Isya', ya. Kebetulan kemarin aku sudah menyampaikan keinginan kita ini ke Bapak dan Ibuku. Alhamdulillah beliau tidak keberatan, malah ingin segera berkenalan dengan kamu juga keluargamu," terang Pram.

"Alhamdulillah kalau begitu. Nanti sampai rumah aku akan langsung sampaikan ke Bapak dan Ibu," balas Ayun masih dengan senyum indahnya.

"Ok. Eemm, gimana kalau aku sendiri yang bilang ke Tante sekalian mengantar kamu pulang?" tanya Pram kemudian.

Memang Pram sudah mengenal dekat ibunya Ayun karena sering bertemu dan berbincang setiap kali Pram mengantar Ayun pulang. Tapi Ayun belum pernah sama sekali ke rumah Pram karena merasa malu dan takut.

"Eemm...ok, deh. Yuk," jawab Ayun antusias.

Mereka pun beranjak pergi dengan bergandengan tangan, merasakan kebahagiaan yang membuncah dada, tak sabar ingin menyampaikan kabar gembira kelulusan dan juga rencana pertunangan pada keluarga mereka.

Ijinkan Aku Melepasmu  (Cerita Tentang Rasa) Where stories live. Discover now