61. AKHIR YANG BAHAGIA

1.5K 57 8
                                    

Assalamu'alaikum

Bismillah

Haidar pun begitu sangat bahagia dengan kehamilan Hana tapi tak urung dia juga mencemaskan keadaan istri tercintanya itu.

"Habii ... ," panggil Hana lemah.

Haidar masih setia mengelus punggung dan menciumi keningnya.

"Iya, Sayang. Mau muntah lagi?" tanya Haidar pelan.

Hana menggeleng.

"Malam ini, malamnya Mbak Zahra. Habii harus mendatanginya. Bunda sudah tidak apa-apa," ucap lemah Hana mengingatkan Haidar.

Haidar diam sejenak.

"Sebentar lagi, Sayang. Habii akan menemanimu sampai tidur, baru mendatangi Zahra," ucap Haidar tersenyum manis dan mencium bibir Hana dengan lembut.

"Jangan Habii, ini sudah terlalu malam. Bunda merasa nggak enak sama Mbak Zahra," bisik Hana lagi.

"Baiklah. Tapi Bunda harus makan dulu, ya, biar Habii tenang meninggalkan Bunda," ucap Haidar tanpa melepas pelukan.

Hana menggeleng lemah.

"Bunda takut muntah lagi Habii. Usapan Habii sudah membuatnya lebih enakan, kok," balas Hana.

Hana membuka matanya, menatap lembut dan dengan sayang membelai rahang Haidar dengan tangannya yang hangat.

"Setidaknya minum susu saja, ya," bujuk Haidar tak menyerah.

"Es krim saja Habii," lirih Hana.

"Habii ambil dulu di dapur, ya," pamit Haidar mengurai pelukan dan beranjak menuju dapur.

Tak lama dia telah kembali dengan 1 mug es krim coklat vanila.

"Pesanan datang, Sayang. Habii suapi, ya," ucap lembut Haidar.

Hana tersenyum haru dan segera mengubah posisi tidurnya yang meringkuk menjadi terlentang.

Haidar menambahkan bantal agar posisi Hana sedikit duduk.

"Tapi janji ya, Habii, habis ini datangi Mbak Zahra. Bunda sungguh merasa tidak enak," ucap Hana hati-hati.

"Iya, sedikit terlambat juga, pasti Zahra mengerti," ucap Haidar mengelus kepala Hana.

"Tidak boleh gitu, Habii. Itu tidak adil buat Mbak Zahra," ucap Hana.

Haidar menatap Hana dengan penuh sayang, rasa syukur memenuhi hatinya karena memiliki istri sebaik Hana.

"Habii mengerti, Sayang. Sekarang buka mulutnya ya, aaak ... ," ucap Haidar menyodorkan sesendok kecil es krim.

Sesekali tangan Haidar mengelus pelan perut Hana.

Tak terasa 1 mug es krim di tangan Haidar habis manis.

"Alhamdulillah," ucap Haidar sangat senang.

Kembali tangan Haidar mengelus perut Hana sambil mendekatkan wajahnya.

"Jangan nakal ya sholeh dan sholehahnya Buya, jangan rewel, kasihan Bunda. Bobok dengan tenang, ya. Buya harus menemani Uma malam ini, jadi kalian harus jaga Bunda, ya," bisik lembut Haidar kemudian mencium pelan perut Hana.

***
Mohon maaf ya dearest readers, cerita lengkapnya bisa diikuti di  KBM App.
Download gratis di playstore
Akun yang sama itaimuskina1

Maaf maaf maaf
lop u all 🥰🤗

Alhamdulillah

Republish, 22.06.2021

Ijinkan Aku Melepasmu  (Cerita Tentang Rasa) Where stories live. Discover now