15 Terlupakan

Mulai dari awal
                                    

Annelish yang mendengarnya terenyuh.

"Jadi selama itu kau tidak pernah merayakan ulang tahunmu?" tanya Annelish pelan.

"Aku tidak pernah merayakannya seumur hidupku, lagipula tidak ada yang bisa kuajak ikut merayakannya, bagiku semua hari sama saja," jawab Zac terdengar lesu.

Annelish segera menarik kepala mendekat padanya. Memberikan ciuman dalam di mulut Zac, kemudian diakhiri kecupan-kecupan mesra di seluruh wajahnya. Zac tersenyum senang merasakannya, ia selalu senang jika Annelish menciumi seluruh wajahnya. Merasa sangat disayangi.

"Sekarang kau tidak sendirian Baby," bisik Annelish ditelinga Zac.

Zac mengangguk, kemudian menyandarkan kepalanya mencari kenyamanan pada Annelish.

"Baby, ayo jalan. Sudah banyak yang klakson, mobil di depan sudah jauh," ujar Annelish tiba-tiba mengganggu kenyamanan Zac.

"Aaa... masih mau peluukk..," rengek Zac pada Annelish.

Annelish menghela nafas berat. Dia sudah memancing kemanjaan Zac di waktu dan tempat yang salah. Kalau sudah begini bisa repot urusannya.

"Iya iya nanti peluk kalau sudah sampai kantor, sekarang jalan dulu ya," bujuk Annelish.

"Nona jahat kalau di kantor, Baby tidak dicium, tidak dipeluk," rajuk Zac manja membuat Annelish semakin pusing.

"Iya aku janji nanti benar-benar dipeluk okay?, sekarang jalan dulu yaa," rayu Annelish lagi.

"Janji peluk," ucap Zac mengerucutkan bibirnya.

"Iya sayang... sekarang jalan ya," Annelish sudah kesal.

"Sama nenen juga," pinta Zac lagi. Annelish benar-benar takjub dengan sifat manja Zac ini. Semakin lama semakin menjadi saja.

"Iya Sayang, nanti peluk sama nenen. Sekarang jalan yaa, Zac sayang...," bujuk rayu Annelish dengan lembutnya.

Zac mengangguk akhirnya. Dia melepaskan pelukanya pada Annelish dan mulai menjalankan mobilnya. Annelish yang gemas pun mencium pipi Zac.

"Good boy," ujar Annelish setelah mencium pipi Zac.

Zac hanya tersenyum senang dengan wajah merah. Mobil mereka pun melaju menuju gedung perkantoran Ritzie Corp cabang milik Annelish.

For your information, meskipun gedung kantor milik Annelish masih satu kota dengan gedung milik ayahnya, tapi letaknya sangat berjauhan sehingga Annelish memilih pindah dari rumahnya. Sedangkan Alex kebanyakan mengurusi eksternal sehingga sering bepergian karena jabatannya sebagai wakil CEO. Gedung milik Annelish merupakan salah satu gedung pusat, dengan cabang di setiap Negara tentunya.

*

*

*

Sesuai janjinya, Zac menagih janjinya kepada Annelish tepat ketika mereka sampai di ruangan Annelish. Anneliah bahkan belum sempat duduk di kursinya ketika Zac sudah menubruk dan merengek padanya.

"Mau peluk...," rengek Zac saat mereka masih berdiri.

"Tunggu Baby, bawakan dulu semua berkas dan pena ke coffee table, kita di sofa saja," ujar Annelish.

Zac dengan wajah cemberut pun melakukan apa yang diperintahkan nonanya. Kemudian duduk di samping Annelish dan memeluknya, membenamkan wajahnya di dada Annelish.

"Nenen...," rengek Zac kemudian.

Annelish pun membuka kancing bajunya, dan mengeluarkan payudaranya, memberikan apa yang menjadi keinginan Zacnya. Zac segera melahap nenennya. Zac membaringkan dirinya dengan kepalanya di pangkuan Annelish yang sedang mengerjakan pekerjaannya. Sementara Zac tetap menyusu pada Annelish dengan tenang.

My Spoiled Bodyguard (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang