49. Lagi

12.8K 588 51
                                    

Kita hanya bisa berencana dan berusaha tapi Tuhan yang menentukan

🌺🌺🌺

"KAILA AWAS!" Teriak Zico refleks membuat Aiden mengalihkan pandangannya ke arah Kaila.

Kaila memejamkan matanya, pasrah apa yang terjadi pada dirinya. Mengelak pun sulit, dia sudah mati kutu, kaku tak bisa berpikir apalagi bergerak.

Raffa memeluk Kaila, melindungi dan menjadi tameng untuk gadis itu agar tak terluka.

SREKK!

Katana panjang laknat itu berhasil melukai Raffa. Merobek perutnya yang belum sembuh total.

"AAAHH!!" Teriak Raffa bersamaan dengan darah yang mengalir deras.

Kaila membuka matanya. Syok dengan apa yang ia lihat. Tubuhnya bergetar hebat, air matanya lolos begitu deras pemandangan yang menakutkan. Raffa bermandikan darah. Pandangannya memburam dan Kaila pingsan.

Aiden berlari, melompat dan menendang orang yang melukai Raffa, hingga tersungkur ke lantai setelah itu Vano ikut menghajar mantan sahabatnya itu.

Aiden mendekati Raffa. "Raff, bertahan. Gue mohon," lirih Aiden menatap Raffa yang terduduk menahan sakit.

"Sebagian bawa Raffa dan Kay ke klinik atau rumah sakit terdekat." Perintah Aiden setelah mencium kening Kaila. Tangannya sedikit bergetar, terkena darah dari Raffa.

"Lo gak ikut?" Tanya Jack.

"Gue mau kasih perhitungan ke dia." Katanya melirik Miko, orang yang lagi beradu dengan Vano.

Zico mengangguk. "Lo hati-hati, jangan sampe dia mati. Cepet nyusul, nanti gue kirim alamatnya." Aiden mengiyakan. Zico dan yang lain langsung membopong Kaila dan Raffa, membawa keduanya ke rumah sakit terdekat.

Rahang Aiden kembali mengeras setelah melihat kepergian Raffa dan Kaila. Di usapnya darah Raffa yang mengenai tangannya pada bajunya.

"ANJING!!" Teriak Aiden mendekati Miko lalu melesatkan bogem mentah pada wajah Miko.

Aiden menghunjami Miko dengan pukulannya secara bertubi-tubi tanpa ampun. Berkali-kali Aiden meninju perut Miko hingga lelaki itu muntah darah.

Aiden menarik kerah baju Miko lalu melemparnya ke dinding, hingga ia tersungkur karena sudah kehabisan tenaga.

Aiden mendekat ke arah Miko, menarik kembali kerah bajunya dan menyeretnya untuk berdiri menempel di dinding.

"Lo mau buat saudara gue mati?!" Desis Aiden dengan nada tegas dan mengancam. Tangannya masih menekan kerah baju Miko.

Miko tersenyum sengit lalu mengangguk mengiyakan membuat emosi Aiden memuncak dan kembali meninju bocah laknat itu. Miko kembali tersungkur sedikit meringis namun tetap tersenyum seperti memancing emosi Aiden.

Aiden mendekatinya kembali dan menginjak kaki laki-laki itu membuatnya berteriak tertahan menahan sakit. Saat Aiden hendak melesatkan tinjunya kembali, Vano menahannya.

"Willy!" Teriak Vano membuat Aiden menghentikan aksinya.

"Tahan emosi lo! Kalo sampe dia mati karena lo, berarti lo kalah karena lo juga pembunuh." Ucap Vano mengingatkan.

Aiden menatap Miko yang sedang meringis menahan sakit, menatap penuh kilat kebencian.

"Raffa dan Kaila yang lebih penting. Kita ke sana, gue yakin kaki dia udah patah." Bisik Vano menenangkan Aiden. "Dia udah cacat, itu udah cukup." Tambahnya.

Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now