4. Bertemu

39.4K 2.3K 16
                                    

Kaila pergi menemui Fely di kelas, kelas sangat sepi karena yang lain sibuk mencari tanda-tangan OSIS.

"Fel, udah dapet berapa?" Tanya Kaila begitu didekat Fely.

"Sejauh ini baru dapet dua puluh lima," ucap Fely dengan wajah sedih. "Lo sendiri berapa?"

"Semangat Fely!!" Kaila memberi semangat pada Fely. "Kalo gue sih baru dapet delapan belas," katanya dengan bangga.

"Delapan belas kok bangga?" Sindir Fely.

"Yang penting usaha! Gue mau cari si ketos, jadi kelompok kita aman," ucapnya yakin.

"Pasti susah, mulai dari sambutan aja diwakili."

"Siapa tau kan?" Ucap Kaila tanpa putus asa. "Hm gue mau mulai cari! Lo semangat ya!" Lanjutnya menyemangati Fely.

"Harusnya gue yang nyemangatin lo bego!!" Kesal Fely tak terima.

Kaila pergi meninggalkan Fely sendirian.

"Kay lo serius nih?" Tanya Fely berteriak kearah Kaila.

"IYA! SERIUS MAU PIPIS!" Teriak Kaila.

*
Kaila berjalan menyusuri koridor sekolah, tujuan utamanya sebenarnya adalah ketua OSIS namun ia urungkan karena kebelet pipis. Tujuan utama Kaila sekarang adalah toilet.

"Luas gila ni sekolah! Pusing gue nyari toilet doang!" Rutu Kaila ketika keluar dari toilet

BRAKK!!
Kaila menabrak seseorang lagi?

"Astaghfirullahaladzim!" Kaila beristighfar dengan sedikit kuat.
"Maaf kak," dia tahu orang ini pasti kakak kelas. Tahu darimana? Badge kelas 12 yang dipakai di kemeja putihnya. Kenapa gak tahu nama? Name tag gak dipasang doi! Gak asik!

"Lo lagi? Lo kayaknya hobi bener ya nabrak orang?!" Kesal orang itu.

"Kakak yang tadi pagi?" Kaila mencoba mengingat wajah orang yang tadi pagi dia tabrak.

Ia hanya bergumam singkat. Ternyata benar, orang itu sama dengan orang yang tadi pagi ia tabrak, pantas wajahnya tidak asing.

"Ya salah lo juga lah kenapa jalan gak liat-liat!" Kesal Kaila tidak terima, sampai-sampai menggunakan lo-gue karena terbawa emosi.

"Gila!" desis Aiden pelan, namun terdengar ditelinga gadis ini.

"Lo yang gil—" Kalimat Kaila terpotong karena seseorang memanggil.

"AIDEN!" Teriak seorang siswa yang memakai almamater OSIS. Aiden hanya mengangkat kepala, mengisyaratkan bertanya 'mengapa?'

"Lo dicariin Pak Sandi, doi nunggu di ruang OSIS," sambung orang itu.

"Sekarang?" Tanya Aiden.

"Iya sekarang, gak tau kalo sore tunggu aja!" Jawab lelaki itu menirukan gaya Dilan.

Cowok bernama Aiden itu mengangguk. "Oke, bentar lagi gue ke sana."

"Gue duluan," ucap siswa itu menepuk bahu Aiden dan berlalu.

Kaila hanya diam, berusaha memahami kejadian di hadapannya. Aiden baru menyadari hal itu.

"Lo ngapain masih disini? Hari pertama MOS belum selesai 'kan?" Satu alisnya terangkat.

Kaila hanya menganggukkan kepala cepat.

"Ya udah balik ke acara!" Titah Aiden ketus.

"Tunggu bentar kak!" Kaila mengangkat satu tangannya.
"Kakak OSIS?" Lanjutnya

"Menurut lo?" Sinis Aiden

"Iya" jawab Kaila polos.

"Ya udah"

"Yaudah apa? Iya?" Tanya Kaila kembali, tidak puas dengan jawaban Aiden.

"Hm"

"AI--DEN?" Kaila berusaha mengingat nama itu, nama yang pernah dibacanya dibuku panduan MOS "Kakak ketua OSIS?" Tanyanya sedikit yakin, karena sosok ini tidak pernah muncul sejak pembukaan dan juga tidak memakai alamamater OSIS.

"Benerkan kak?" Tanya Kaila lagi sedikit kesal karena tidak mendapat respon

"Mungkin," jawab Aiden tak acuh.

"Serius kak?" Kaila sedikit memelas.

"Gue sibuk!" Ucap Aiden membalikkan badan, bermaksud meninggalkan Kaila.

"Gue yakin kakak ketua OSIS!" Teriak Kaila sambil meraih lengan Aiden "Maafin aku ya udah ketus sama senior, udah berani marah-marah, maaf ya kak, aku janji gak akan ulangi lagi! Janji!" Kaila kembali memelas begitu Aiden berhenti.

"Oke!" jawab Aiden melepaskan tangan Kaila di lengannya dan kembali berjalan.

"Kak?" Kaila kembali meraih lengan Aiden, kali ini langsung ia lepaskan melihat raut wajah tak suka dari Aiden.

"Apalagi?" Kesal Aiden.

"Minta tanda-tangan boleh?" Kaila memasang wajah memelas, membuat siapapun yang melihat pasti kasian.

"Gue bukan artis!" ketus Aiden.

"Tapi kak—"

"Gak" potong Aiden cepat.

"Kak pleaseeee" Kaila memasang puppy eyes andalannya.

"Ada syaratnya!" Jawab Aiden datar.

Kaila mendengus sebal, "apaan? Jangan susah-susah."

"Ya udah kalau gak mau"

"Ya udah apaan!" kesal Kaila, ntah mengapa hari ini Kaila terus merasa emosi.

Aiden diam sejenak, ia memikirkan syarat apa yang akan diberikannya untuk gadis ini. Dia tidak menyangka akan ditemukan peserta MOS.

Aiden tersenyum seperti sudah menemukan ide gila. "Lo harus lari keliling lapangan sepuluh kali, baru dapat tanda-tangan gue." Ucap Aiden, tersenyum penuh kemenangan.

"Mau bunuh gue lo? Panas-panas gini!" Sinis Kaila

"Gak mau? Ya udah!" Ujar Aiden semakin membuat Kaila kesal.

"Iya gue gak mau!" Bentak Kaila lalu pergi sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Aiden hanya tertawa melihat kepergian gadis itu, merasa lucu dengan tingkah unik Kaila.

🍡🍡
Sehari up 4 part hehe
Biar apa? Biar kamu bahagia.

💖

Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now