5. Atraksi Kaila

38.2K 2.3K 89
                                    

"Gimana kalian udah dapet tanda-tangan semua OSIS? Udah lengkap? Waktunya tinggal 20 menit lagi lho!" Tanya Luna kepada teman-teman sekelompoknya.

"Belum nih gue masih kurang lima," jawab seorang siswa.

"Gue kurang sembilan," ujar siswi lain.

"Kalo gue sendiri sih udah lengkap," ucap Luna melihat ke arah teman se-kelompoknya.

Hanya Kaila yang belum menyebutkan berapa kurang tanda-tangannya.

"Lo kurang berapa Kay?"

"Gue?" Kaila bertanya dan dibalas anggukan oleh Luna, "gue?" Tanyanya sekali lagi menunjuk wajahnya.

"Iya lo."

Kini semua orang menatap Kaila termasuk Fely yang sudah cemas melihat rautnya saat ini.

"Gue kurang banyak," lirih Kaila sambil menunduk.

"Berapa? Sepuluh?" Tanya Luna sekali lagi. Kaila hanya menggelengkan kepalanya sambil menunduk.

"Jadi?" Luna menatap heran Kaila.

"Kurang dua puluh delapan." Kaila hanya bisa menunduk takut dan malu terhadap teman-teman kelompoknya

Fely hanya dapat menepuk jidatnya.

"Astaghfirullah"

*
K

ini semua peserta MOS kembali berkumpul di aula. Tidak ada satupun kelompok yang berhasil menemukan sang ketua OSIS, ralat bukan tidak menemukan tetapi tidak berhasil mendapatkan tanda-tangan Ketua OSIS itu.

"Hanya kelompok apel, anggur, delima, yang berhasil memecahkan tantangan ini. Dan berarti dua puluh tujuh kelompok lainnya akan mendapatkan hukuman. Tapi, ada satu kelompok yang akan mendapatkan hukuman lebih berat karena salah satu anggotanya hanya berhasil mengumpulkan tanda-tangan setengah anggota OSIS dari yang seharusnya. Itu berarti dia tidak bersungguh-sungguh." Kali ini Aiden si ketua OSIS sudah menampakkan dirinya dan menyampaikan pengumuman.

"Selamat untuk kelompok nanas karena kalian yang harus menjalankan hukuman tersebut." lanjut Aiden sarkastik dan bertepuk tangan.

"Kepada kelompok nanas silahkan maju ke depan," tambah seseorang berbica menggunakan mic dengan nada mengejek dan cepat saja mendapatkan tatapan tajam Aiden. Raka langsung mengangkat jarinya membentuk peace.

Kelompok nanas yang didalamnya ada Kaila dan Fely maju ke depan. Istimewanya kelompok ini tidak menyalahkan satu dan lainnya, bagi mereka ini adalah kesalahan bersama.

"Siapa diantara kalian yang bernama Kaila?" Tanya Aiden dengan raut datar.

Mampus gue, batin Kaila

"Kay gimana kay?" Cemas Fely

Tarik napas buang, jangan kentut, Kaila coba menenangkan dirinya.

"Saya kak!" Kaila mengacungkan tangan dengan berani.

Aiden sedikit terkejut, lagi-lagi orang ini pikirnya, namun Aiden sangat pandai mengatur ekspresi.

Jangan inget, jangan inget! Kaila berkomat-kamit. Semoga Aiden tidak ingat bahwa Kaila yang meminta tanda-tangannya tadi.

"Berkat kamu sepulang dari MOS hari ini kelompok nanas ada materi tambahan. Congratulation." Sarkas Aiden lagi dan bertepuk tangan.

"Makasih kak," Kaila tersenyum masam.

"Oke kalian semua dan kelompok istimewa ini boleh istirahat." Aiden melirik kelompok nanas sekilas.

"Setelah 30 menit kumpul kembali ke sini kalian akan diberi pengarahan kembali untuk besok sebelum pulang," ucap Aiden dan berlalu.


*
Kini kelompok nanas sudah berada dihadapan Aiden, menunggu hukuman apa yang akan diberikan oleh Aiden.

"Langsung saja. Hukuman kalian tidak berat, kalian cukup membersihkan kolam disebelah sana dan kuras airnya," Aiden menunjuk kearah kolam sekolah.

"Serius kak?!" Potong salah satu siswa yang membuat Aiden menatapnya tajam.

"Gue gak pernah main-main sama omongan, ngerti lo?!"

Ucapan dan tatapan Aiden yang dingin sontak membuat semua anggota kelompok nanas terdiam, tak ada yang berani bersuara termasuk Fely —penggemar ketua OSIS yang awalnya mengagumi wajah rupawan ketua OSIS tersebut sekarang malah menjadi sedikit sebal.

"Waktunya tiga puluh menit dan harus selesai," ucap Aiden datar "PAHAM?!" Tanyanya dengan suara tegas.

"PAHAM!" jawab kelompok nanas serempak.

"MULAI!" seru Aiden.

Aiden meninggalkan kelompok nanas —sementara— dan pergi mengambil berkas—didalam ruang OSIS, rencananya beberapa tugas OSIS akan dia selesaikan dirumah.

"Gila ni sekolah ada kolam renang juga," ujar salah satu siswa.

"Makanya kalo punya buku panduan itu dibaca, termasuk fasilitas-fasilitasnya!" Sewot siswi lain.

"Kejam tu ketos! Emak gue aja gak pernah maksa gue kek gini anying!" Fely dari awal terus saja menggerutu.

"Lo bilang, bakal lakuin apapun demi kakak ketua OSIS.." Kaila menirukan gaya bicara Fely tempo hari.

"Emang iya gue pernah bilang gitu?" Ujar Fely pura-pura lupa.

Kaila meninggalkan Fely sendiri, malas berdebat dengan Fely yang akhirnya Fely akan menangis jika kalah. Kalo Fely nangis kan susah? Masa iya panggil kakak ketua OSIS?

Kaila berjalan ditepi kolam menjauh dari Fely maksud hati ingin membersihkan tepi kolam diseberang sana saja namun badannya tidak seimbang sehingga jatuh kedalam kolam.

"AHHHH!!" Semua orang menoleh ke sumber suara.

"KAYY!!!" Teriak Fely cemas.

"TOLONGIN GUE!" teriak Kaila namun tidak terlalu jelas karena hampir tenggelam. Kaila tidak bisa berenang.

"Tolongin sahabat gue dong!" Seru Fely kepada teman sekelompoknya "gue gak bisa renang!" kini Fely menangis

"Gue bisa renang tapi gaya batu," keluh Luna.

BYURR!!

Aiden melompat kedalam kolam renang lalu menggendong Kaila —yang tak sadarkan diri— ketempat yang lebih luas.

"Kay bangun Kay!" Tangis Fely semakin menjadi-jadi.

"Ambil minyak angin disana!" Aiden menunjuk kearah ruangan yang berlogo PMR.

Aiden melakukan segala cara untuk membantu Kaila agar cepat sadar. Ada sedikit rasa cemas melihat keadaan Kaila yang seperti ini.

"Uhukkk! Uhukkk!" Kaila terbatuk-batuk mengeluarkan air dalam mulutnya.

Aiden mengoleskan minyak angin ditangan Kaila, agar Kaila merasa sedikit hangat. Beberapa siswi teman sekelompok Kaila merasa iri dengan perlakuan Aiden terhadap Kaila.

"Kay ngapain sih lo pake atraksi lompat-lompat ke kolam renang segala?" Rutu Fely begitu melihat Kaila sadarkan diri. Kaila hanya tersenyum tidak menanggapi Fely.

"Gue telpon Kayee ya, minta dia jemput lo." Fely meminta persetujuan Kaila.

"Biar gue yang antar dia pulang," Aiden menanggapi ucapan Fely.

🍡🍡🍡🍡🍡
Semoga suka dengan bagian ini!!💖

Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang