Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]

9. Nomor Nyasar

"Kay ada kak Aiden didepan"

Kaila melihat arah yang di tunjukkan temannya.

Benar, Aiden sedang bersandar di dekat pintu kelas Kaila.

"Gue harus gimana Fel?" Tanya Kaila bingung.

"Samperin aja!" Fely tersenyum.

"Kalo dia datang bukan buat nemuin gue gimana?" Cemas Kaila.

"Coba lo pikir, dia mau nemuin siapa di sini selain lo?" Ucap Fely meyakinkan kaila. Disaat seperti inilah kewarasan Fely dan Kaila sebagai manusia dapat tersalurkan.

Kaila hanya mengangguk mengerti maksud Fely.

"Gue duluan ya, udah dijemput papa!" Fely tersenyum menyemangati Kaila.

"Hati-hati" Kaila membalas senyuman Fely.

Setelah Fely pergi Kaila menghampiri Aiden yang menunggunya di depan kelas.

"Kay!" panggil Aiden melihat Kaila berjalan sendiri keluar dari kelas.

"Maafin gue udah buat lo takut," ucap Aiden begitu Kaila berhenti dihadapannya.

"Aku yang minta maaf kak, sudah ngerepotin kakak." Menurut Kaila Aiden memang tidak salah, Kaila lah yang salah karena membela dirinya Aiden menjadi berkelahi.

Hening setelah itu.

"Pulang sama siapa?"

"Sendiri, kakak mau antar aku?" Tanya Kaila polos. Aiden terkekeh mendengar pertanyaan polos Kaila yang kegeeran.

"Ya udah ayo!" ajak Aiden menghilangkan kesan seram dan dingin yang melekat pada dirinya

Kaila tak henti-hentinya memperhatikan wajah Aiden saat berjalan bersama.

"Kenapa ngeliatin gue gitu?" Tanya Aiden tenang, sebenarnya dia sedikit salah tingkah jika dilihat seperti itu.

"Itu lukanya sakit banget gak kak?" Tanya Kaila sambil menunjuk ujung bibirnya sendiri.

"Biasa aja!"

"Maaf ya."

*

Kaila melanjutkan movie marathon drakornya hingga saat ini, pukul 23.30. Tiba-tiba saja getar chat WhatsApp mengejutkannya.

Tidur udah malam
23.31

Kaila melihat pesan tersebut dan mengabaikannya. Lagi-lagi handphone Kaila bergetar.

Online tapi gak read
23.33

Ah bodohnya! Kenapa gak aku keluarin dulu room chat ini, kesal Kaila pada dirinya sendiri.

Kaila terkejut saat melihat profil WhatsApp orang itu.

Kak Aiden dapat dari mana nomor Kay?
23.34

Jika dipikir-pikir Kaila memang tidak memberi nomor handphone-nya ke siapapun kecuali teman sekelasnya.

Kenapa lo belum tidur?
23.34

Nonton drakor
23.35

Tidur
Besok gue jemput
23.38

Jangan kak
Besok aku dianter
23.38

Terserah
Tapi besok gue tetap jemput lo
23.38

Jangan kak
Kak Aiden
Kakak
Kak Aiden William Abhivandya
Kakak kelas
Kakak OSIS
Ketua OSIS
OSIS SMA Cendana
Ya cuma diread
KAKKKKKK
23.40
read

Serem ni orang! Kalo beneran jemput gue gimana? Gue harus tidur sekarang, harus! rutu Kaila

Namun bukannya tertidur Kaila malah tidak bisa tidur dalam situasi seperti ini.

*

Pagi di meja makan hanya ada Kaila dan Kalila. Bunda Kaila berangkat keluar kota -dadakan- kemarin saat Kaila masih di sekolah.

Baru saja Kaila menyuap roti ke mulut, handphone Kaila berbunyi menampilkan nama Aiden. Kaila bingung harus mengangkatnya atau tidak.

"Telpon dari siapa?"

"Temen."

"Angkat! Kenapa didiemin?" Tanya Kalila melihat Kaila tak kunjung mengangkat telponnya.

"Ini baru mau diangkat"

*
"Hallo?" Kaila mengangkat telponnya.

"Gue udah didepan rumah lo."

"Serius?" Kaila membulatkan matanya.

"Buruan keluar!" Perintah Aiden lalu memutuskan sambungan telepon.

"Kayee gue berangkat ya! Udah di jemput!" Ujar Kaila buru-buru menghabiskan susu-coklatnya dan mengambil tas sekolah.

"Alhamdulillah, gak perlu capek-capek gue antar lo ke sekolah." Ujar Kalila bercanda yang dibalas cibiran oleh Kaila.

*
"Kirain kakak bercanda," kata Kaila begitu menemui Aiden.

"Suudzon lo!" Jawab Aiden singkat. "Buruan naik!" Aiden memberi helm kepada Kaila.

"Kakak kenapa jemput aku?" Tanya Kaila tiba-tiba saat di jalan.

"Nepatin janji."

"Aku 'kan gak minta?" heran Kaila.

"Tapi gue yang mau."

Kaila bertambah heran tapi Kaila juga tidak berani bertanya lagi.

Heran gue sama ni orang, kadang baik, kadang ketus, kadang dingin, kadang buat nyaman, kadang gue pengin jadi pacarnya. Ehh! rutu Kaila dalam hati.

🍡🍡🍡🍡🍡
Masih berharap kalian suka dengan cerita ini💖