18. Klarifikasi

24.7K 1.3K 31
                                    

Jangan pura-pura gapapa, padahal hati lagi kenapa-kenapa

🌺🌺🌺

"Bisa sih, tapi gue sibuk," jawaban datar dari Kaila membuat Aiden terpaku.

Setelah itu Kay meninggalkan Aiden sendiri di tempat.

Kaila yang biasanya menyebut dirinya 'aku' kini berubah menjadi 'gue'. Sekecewa itu kah gadisnya terhadap dirinya?

"Maaf," gumam Aiden pelan, hampir tak terdengar.


*

Kini Kaila dan Fely sudah sampai di kantin. Sejujurnya Kaila merasa ada sedikit perasaan mengganjal di hatinya mungkin karena sikapnya kepada Aiden tadi.

"Kenapa? Nyesel ngomong gitu ke kak Aiden?"

"Kalo dia beneran sayang, dia bakal berjuang. Salah dia sendirilah buat sahabat gue nangis," ujar Fely menyesap es jeruk favoritnya.

"Gue masih sayang Fel sama kak Aiden,"

"Kay..." Lirih Fely.

Sikap Kaila kepada Aiden hanyalah akal-akalan dari Fely saja. Fely sudah menceritakan semuanya pada Kaila soal dia yang mengajak Aiden bertemu.

Awalnya Kaila merasa kesal dan marah pada Fely karena melanggar janjinya. Namun, Fely menjelaskan mengapa ia melakukan itu dan membujuk Kaila agar melakukan permainannya untuk membuktikan apakah Aiden serius atau hanya mempermainkan perasaannya.

"Iya sayang," Kaila tersenyum mengejek pada Fely tapi tetap saja Kaila merasa tak enak pada Aiden.

"Hallo putri cantik," sudah dapat ditebak kan siapa yang datang? Pasti si Raffa 'Pangeran Halu'-julukan dari Fely.

"Hai kak," jawab Kaila tersenyum ramah, bertepatan dengan Aiden dan kawan-kawan melewatinya.

"Hai pangeran dong!" Ucap Raffa dapat didengar oleh Aiden. Kaila hanya tersenyum, sedangkan Fely memikirkan apa rencana selanjutnya mengingat sudah ada Aiden disekitar Kaila.

"Pangeran boleh duduk gak?" Tanya Raffa

"Duduk aja disini," Fely berdiri dan memberi tempat duduknya pada Raffa- "Kay, gue ke kelas dulu ya! Nemuin Vigo," pamit Fely mengedipkan sebelah matanya pada Kaila.

"Tapi Fel-"

"Gue nitip putri cantik yaa," ucap Fely sedikit meninggi agar dapat didengar oleh Aiden- "Pangeran halu," lanjutnya pelan, namun penuh penekanan.

"Siap bawang merah!"

Sesungguhnya Kaila dan Fely tak bermaksud melibatkan Raffa dalam permainan mereka. Namun, tanpa sadar Raffa sendirilah yang seperti melibatkan diri.

Entahlah apa yang akan terjadi ketika Raffa sadar nantinya.

*
"Nyesel sekarang?" Tanya Aksa pada Aiden yang sedang memperhatikan Kaila tertawa bersama Raffa bukan dirinya.

Aiden hanya diam, menatap dingin sepasang lawan jenis di hadapannya.

Aksa dan Raka sudah mengetahui apa yang terjadi saat Aiden menemui Fely. Aksa dan Raka pun sudah menduga bahwa ada kesalahpahaman antara Aiden dan Kaila.

"Dah lah Aiden, jangan pura-pura gapapa, padahal hati lagi kenapa-kenapa," kekeh Raka yang terkadang ada benarnya.

"Salah lo sendiri sih, ge-ga-bah!" Aksa tersenyum sengit ke arah Aiden.

Aiden masih saja diam, sedikit menyesali perbuatannya kemarin.

"Gue yakin lo masih sayang sama Kay. Mudah kok, lo berjuang lagi dengan sungguh-sungguh buat dapetin dia lagi. Buktiin kalo lo serius," lanjut Aksa.

"Pulang sekolah gue temuin dia," ucap Aiden pelan dan terdengar serius dengan tatapan yang tajam ke arah Kaila.


*


Kaila berjalan menuju keluar kelas bersama Fely. Namun, langkahnya terhenti karena dihadang seseorang. Siapa lagi kalau bukan Aiden? Yang sudah berjanji akan menemui Kaila saat pulang sekolah.

"Kay," panggil Aiden pelan.

"Fel, lo duluan aja nanti gue nyusul," rencananya hari ini Kaila dan Fely ingin ke toko buku, membeli novel keluaran terbaru.

"Ya udah gue duluan yaa, jangan lama!" Sinis Fely menyinggung Aiden.

Kaila hanya menggelengkan kepala melihat kepergian Fely-heran dengan sikap menggemaskan sahabatnya itu.

Fely yang dulunya sangat mengidolakan Aiden, sekarang berbanding terbalik-gemas pengen nabok Aiden.

"Kenapa kak?" Tanya Kaila terlihat tenang, padahal saat ini Kaila sedang menutupi gugupnya setengah mati.

"Maafin aku," ucap Aiden pelan, kejadian kemarin terulang lagi. Pertama kalinya Aiden menyebut dirinya 'aku'.

"Maaf tentang semuanya, maaf aku sudah salah paham, maaf aku gak bisa ngertiin kamu, maaf-"

"Udah kak, aku sudah maafin kakak," potong Kaila cepat. Jujur Kaila tidak tega melihat Aiden terus mengucapkan maaf padanya.

"Maaf aku gak bisa ngelindungin kamu saat kamu di bully oleh Bella atau di ganggu oleh Vano,"

Kaila diam, mendengarkan semua kata-kata yang diucapkan Aiden. Terdengar penuh penyesalan.

"Maaf Kay," lirih Aiden.

Untung saja koridor sekolah sudah sepi. Jikalau ramai banyak yang mendengar, Aiden tak peduli yang penting saat ini adalah gadisnya memaafkannya.

"Kak," panggil Kaila pelan, memegang tangan Aiden-"udah ya, aku udah maafin kakak, maaf juga soal sikap aku tadi."

"Gapapa Kay," Aiden menarik nafasnya gusar-"Kamu, Fely dan siapapun pantes untuk benci aku, ini salah aku. Salah aku yang gak mau cari tau dan ngertiin kamu,"

"Kak aku udah maafin kakak," Kaila sedikit kewalahan menghadapi sikap Aiden seperti ini. Selalu saja Aiden membuatnya serba salah.

"Aku mau kita kayak dulu Kay," ucap Aiden pelan dan serius-"Aku mau kita dekat lagi,"

Kaila tak menanggapi. Kaila senang dan bingung dengan pernyataan Aiden barusan. Senang karena dia juga menyukai Aiden. Bingung karena dia tidak tau apakah ucapan Aiden bisa dipegang.

"Aku pasti bakal jadiin kamu pacar. Kalo bisa sekarang tapi aku gak yakin kamu bakal nerima aku dengan situasi seperti ini. Aku bakal nunggu waktu yang pas," ucap Aiden menatap mata Kaila dalam-dalam.

"Kak bukan git-"

"Terserah apapun jawaban kamu nantinya," Aiden memotong ucapan Kaila, dia ingin Kaila tau bahwa dia serius pada gadisnya ini-"nanti saat waktunya sudah tepat, kamu pasti jadi milikku," lanjut Aiden dengan matanya masih fokus menatap mata Kaila.

"Kak, tapi Fely udah nunggu aku," ucap Kaila mengalihkan pembicaraan, tak sepenuhnya berbohong.

"Kamu mau caci maki aku dulu gapapa Kay," Aiden masih merasa sangat bersalah pada Kaila saat ini-dan mungkin selamanya?
"Kamu mau tampar aku juga gapapa,"

"Nggak kak, aku udah maafin kakak sepenuhnya," Kaila diam mencari alasan untuk keluar dari pembahasan ini, sungguh Kaila sudah sangat memaafkan Aiden-"tapi sekarang aku beneran mau ke toko buku, Fely sudah lama nunggu."

Aiden menghela nafas. Mengerti Kaila sudah tak nyaman lagi membahas masalah ini. Yang dapat dilakukannya hanyalah berjuang meyakinkan Kaila kembali.

"Aku anter ya?"

🍡🍡🍡🍡🍡
Gimana nih part ini? Sangat panjang kan? Bosen gak?

Hampir 1000 kata lho hehe!

Semoga menyenangkan yaa❣️❣️

Jangan lupa vote dan komen hihihi❣️

Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now