27. Nyawa atau Sahabat?

14.2K 751 4
                                    

semarah apapun gue sama kalian, gak sampe hati gue mau bunuh sahabat sendiri, buat kalian luka pun berasa mau mati

🌺🌺🌺

"Lo mau adu fight?" Tantang Zico yang tak peduli lagi dengan pesan Aiden sebelumnya.

Jery menatap Zico remeh, "boleh kalo lo ma-"

BUGHH!!

Belum selesai Jery berbicara, satu pukulan telak dilayangkan oleh Reza tepat mengenai wajah Zico, merasa mendapatkan izin dari Jery atas perkataan Jery tadi.

Kenzo yang tidak terima orang paling dekat dengannya di Fire mendapat bogem mentah dari lawan, lalu membalas pukulan Reza hingga ujung bibir laki-laki itu mengeluarkan darah.

Terjadi adu jotos antara beberapa anggota Fire dan Devil's Brother. Ini yang Aiden takutkan, kesempatan ini bakal diambil Arga -yang ntah bersembunyi dimana- untuk melarikan diri.

Kini Aiden ikut meladeni lawan-lawannya. Aiden berhadapan langsung dengan Jery. Sedangkan Vano tidak biasanya, lelaki itu seperti mati kutu tidak tau harus berbuat apa.

BUGHH!!

Aiden menendang Jery hingga laki-laki itu jatuh ke lantai.

"Bangun lo njing!" ucap Aiden dingin, matanya menatap tajam ke arah lawannya.

"Ternyata lo masih jago berantem ya Will, setelah vakum hampir dua tahun atau lebih?" Tanya Jery dengan nada mengejek seraya berusaha kembali berdiri.

"Banyak bacot lo!" jawab Aiden sebelum akhirnya membabi buta menghajar Jery, hingga sang ketua Devil's Brother itu kewalahan.

Aiden memukul pipi Jery hingga lelaki itu sempoyongan belum sempat Jery berdiri untuk membalas Aiden, Aiden menarik kembali kerah baju lelaki itu, meninju wajah Jery bertubi-tubi dan menendang lelaki itu hingga ia kembali jatuh mencium lantai.

Aiden kembali meraih kerah baju Jery. Wajah Jery kini dipenuhi lebam dan darah. "Gue tanya sekali lagi, dimana Arga?!"

"Kepo lu!" balas Jery tertatih namun terdapat senyuman diakhir kalimatnya.

"BANGSAT!" Aiden kembali meninju wajah Jery. Hingga akhirnya Raffa datang menarik lengan lelaki yang emosinya tengah memuncak.

"Sadar Will! Kita disini mau bawa Arga, bukan ngabisin nyawa orang," kata Raffa mengingatkan Aiden.

Shit!, umpatnya menendang Jery.

Aiden melihat Jery dibopong oleh 2 anggota Devil's Brother keluar markas.

Lalu kembali menatap Raffa untuk mengatakan sesuatu. Namun, belum sempat Aiden mengatakan apa yang ada di pikirannya, Aiden melihat salah seorang anggota Devil's Brother membawa balok kayu untuk memukul Raffa dari belakang.

Dengan sigap, Aiden menarik Raffa dan menendang orang yang ingin melukai lelaki yang merupakan sahabat lamanya waktu itu.

Hingga lawannya itu jatuh dengan balok yang dipegangnya. Aiden langsung memberikan bogem mentah beberapa kali untuk memberi peringatan padanya. Setelah puas Aiden kembali berdiri dan menendang sekilas tubuh lawannya sama seperti yang dilakukannya pada Jery tadi.

Situasi semakin tidak terkendali, emosi pasukan Devil's Brother maupun Fire semakin memanas.

Aiden melempar balok kayu yang ia dapatkan dari lawannya tadi, memberikannya pada Raffa.

"Pake itu, lo gak bawa apa-apa dari markas Fire tadi," ucap Aiden yang dibalas anggukan oleh Raffa.

Aiden kembali diserang oleh 4 orang sekaligus, dengan senang hati Aiden meladeni mereka. Sedangkan Raffa meladeni 3 orang lainnya.

Serangan dilayangkan bertubi-tubi kearah Aiden maupun Raffa, namun dengan cekatan mereka berhasil mengelak. Sebaliknya, serangan dari mereka tak terelakkan.

Banyak korban luka berjatuhan kemudian dibawa ke luar markas oleh kelompok mereka sendiri.

Aiden masih setia menanggapi lawannya dengan tangan kosong, belum mengeluarkan katana-senjata andalannya.

Raffa juga sepertinya masih sanggup meladeni lawannya dengan balok kayu berukuran sedang pemberian Aiden tadi.

Di lain sisi ada Vano yang awalnya meladeni beberapa anggota Fire dengan tangan kosong hingga akhirnya mengeluarkan katana kecil yang selalu dibawanya. Hanya untuk mengancam, tidak ada maksud melukai kecuali situasinya mendesak.

1 orang berhasil Raffa lumpuhkan, hingga tergeletak tak berdaya di lantai. 2 orang lainnya terus mundur, mengelak pukulan yang Raffa layangkan sedangkan Raffa terus maju mengejar lawannya-tidak memberikan kesempatan untuk lolos.

Hingga akhirnya mata Raffa bertemu mata Vano. Hampir saja Raffa kehilangan fokus melawan 2 orang yang tak lelah menghindari pukulannya.

Raffa sibuk menanggapi 1 dari 2 orang tadi yang mulai berani membalas pukulannya. Sedangkan satunya mendekat kearah Vano.

Tanpa diduga saat Raffa sibuk meladeni lawannya, lawannya yang mendekat ke arah Vano tadi mengambil tangan Vano yang memegang katana dan mendorongnya hingga katana tersebut menggores dan menancap tepat ke perut Raffa.

"ARGGHHH!!"

Teriak Raffa bersaman dengan masuknya Ajil dan Jack bersamaan dengan pasukannya.

"RAFFAA!!" Teriak Ajil mendekati Raffa yang sudah tergeletak lemas.

Aiden menendang lawannya yang terakhir, menendang ke arah dinding kaca sebelum akhirnya menoleh ke sumber suara yang meneriakkan nama Raffa.

Aiden berjalan cepat mendekati Raffa, berjongkok di samping Raffa, melihat perut orang terdekatnya yang bersimbah darah dan menoleh kearah Vano yang terduduk lemas dengan tangan bersimbah darah juga.

Sedangkan anggota Devil's Brother yang mendorong Vano sudah menghilang ntah kemana, lari tidak bertanggungjawab, diikuti beberapa anggota Devil's Brother lainnya yang juga keluar dari markas.

Shit!, desis Aiden.

Aiden kini berjalan mendekati Vano dan menarik kerah bajunya.

"Lo buat apa ke Raffa huh?!" Sentak Aiden, terdapat kilat amarah dimatanya. Vano hanya diam, pasrah.

"JAWAB ANJING!" Sentak Aiden lagi.

"Gue gak tau Will," jawab Vano antara bingung dan kesal dengan apa yang baru saja terjadi.

Aiden melayangkan satu pukulan di wajah Vano dan kembali menarik kerah bajunya lebih kuat "lo mau bunuh dia huh?!"

Vano hanya menggeleng. Emosi Aiden sudah kembali memuncak dan menghajar Vano. Hingga Vano tersungkur, Aiden pun masih memukulnya bertubi-tubi.

Aiden menarik kembali kerah baju Vano. "Panglima tempur Devil's Brother," desis Aiden seraya menepuk lembut pipi Vano, lalu menampar kuat dan melemparnya hingga kembali terlentang di lantai.

Aiden mengeluarkan katana-nya. "Lo lupa gue juga punya ini?" Tanya Aiden, menodongkan katana-nya ke leher Vano dengan posisi satu kaki di dada Vano.

Wajah Vano sudah pucat pasi, "sumpah Will gue gak sengaja, gue didorong!" Jawab Vano jujur.

"Lo kira gue percaya sama setan kayak lo?" Aiden tersenyum iblis, ada kilatan kecewa, amarah, dan sedih di matanya.

"Will semarah apapun gue sama kalian, gak sampe hati gue mau bunuh sahabat sendiri, buat kalian luka pun berasa mau mati!"



🍡🍡🍡🍡🍡
Jangan lupaaa vote dan komen❣️

Tau katana gak? Itu lho pedang panjang yang digunain oleh samurai Jepang, ada yang panjang, sedang, dan kecil. Kalau gak salah yaa.. cmiiw😘

Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now