31. Anak Baik

13K 724 8
                                    

Kami gak suka di senggol. Istilahnya berani senggol ya berani dibacok!

🌺🌺🌺

Setelah mengeluarkan segala bujuk rayu agar Kaila mau untuk pulang akhirnya usaha itu berhasil. Aiden dengan bantuan Ajil, berhasil membujuk Kaila untuk pulang dengan berbagai macam alasan. Dan kini Kaila pulang diantar Ajil sesuai rencana.

Aiden tidak tega jika Kaila terus-terusan di sini, diajak makan tidak mau, disuruh tidur dia hanya menggeleng, terlihat sekali di matanya ada sorotan sedih dan menyesal.

"Kita langsung pulang ya?" Tanya Ajil di tengah perjalanan.

Kaila menggeleng lesu, "kakak ada hutang cerita sama aku," ucap Kaila pelan.

Ajil berpikir sejenak, "tapi ini udah jam tujuh malem, serius mau cerita dulu? Lo belom pulang kerumah lho dari tadi pagi," ucap Ajil melirik Kaila dari kaca spion.

"Gapapa, nanti Kay telpon Fely biar dia gak cemas," ucap Kaila, tidak ada semangat sama sekali.

"Orang tua lo?" Tanya Ajil menatap Kaila lewat spion motornya.

Kaila menghela nafas pelan, "masih di luar kota. Minggu depan baru pulang," tadi saat di rumah sakit Kaila mendapat telpon dari bundanya, katanya kepulangan mereka ditunda sampai Minggu depan. Hal itu membuat mood Kaila bertambah hancur.

Ajil membawa ninja-nya dengan kecepatan sedang, sebenarnya Ajil sangat ingin membawa dengan kecepatan diatas rata-rata. Namun, diurungkan niatnya mengingat ia sedang membawa anak gadis orang saat ini.

Kaila menatap sekitarnya ketika Ajil memarkirkan motornya, "rumah kakak?" Tanyanya menatap Ajil yang kini tengah memperhatikannya.

Ajil tersenyum tipis, "Raffa," katanya.

Kaila mengerutkan keningnya, "Raffa ngontrak, gak betah di rumah katanya," lanjut Ajil dengan tatapan lurus.

Kaila sebenarnya ingin kembali bertanya, namun susah sekali mengeluarkan suara hatinya.

"Masuk yuk!" Ajak Ajil setelah hening beberapa saat antara keduanya. Kaila hanya diam tak percaya, pasalnya rumah ini sepi.

"Aman kok," lanjutnya sedikit terkekeh melihat ekspresi tak percaya dari wajah Kaila.

Kaila menganggukkan kepalanya. Jujur Kaila sebenarnya sangat yakin pada Ajil. Di antara semua sahabat Raffa, Ajil-lah yang paling Kaila kagumi.

Kagum dalam arti Ajil itu baik ke semua orang, dewasa dan bijaksana, ramah tapi cuek sama cewek apalagi yang centil, ditambah wajah yang tampan dan penampilan yang keren, dan juga jago berantem sebenarnya. Pacar idaman gak tuh?

Kaila berjalan mendekati Ajil, "kak Raffa tinggal sendiri disini?" Tanyanya menatap sekitar.

Kontrakan ini bisa dibilang luas, kecil kemungkinan Raffa tinggal sendiri di tempat sebesar ini. Kaila juga melihat ada asbak berisi beberapa puntung rokok di atas meja dan juga beberapa kaleng soda bekas.

"Ini kontrakan Raffa sekaligus markas Fire."

"Fire?" Gumam Kaila pelan, namun masih terdengar oleh Ajil.

Ajil menghela nafasnya pelan, "gue ambilin lo minum sama cemilan dulu ya? Biar enak ngobrolnya," tawarnya dibalas anggukan singkat oleh Kaila.

Kaila berkeliling dirumah ini, dilihatnya ada foto kumpulan anak cowok dengan jaket hitam kebanggaan mereka yang ia duga itulah Fire. Kaila terfokus pada Raffa di foto itu. Raffa mengenakan jaket yang sama namun sedikit berbeda, ada tulisan 'leader' di sana.

Kaila beralih pada foto selanjutnya. Foto Raffa dengan seorang gadis. Gadis itu sangat memaksakan senyum. Kaila terkekeh pelan menatapnya. Itu Kaila, malam Minggu waktu itu Kaila dipaksa Raffa untuk foto berdua dan sekarang ia menyesal kenapa tidak ia lakukan dengan senyum bahagia saja.

Ajil berdeham, memecahkan lamunan Kaila pada foto yang sedang ia tatap. Ajil menaruh camilan dan minuman soda untuk mereka diatas meja. Setelah itu ia berdiri mendekati Kaila.

"Raffa pulang dari malem mingguan sama lo nelpon gue, gue kira ada apa."

"Gak taunya mau curhat tu om om," kekeh Ajil. Kaila ikut terkekeh mendengar Ajil menyebut Raffa 'om om'.

"Lo serius cuma mau berdiri disini? Yuklah duduk,"

"Curhat apa kak?" Tanya Kaila, tapi hanya berani di dalam hati, sulit untuk mengeluarkan suaranya.

"Fire itu geng kalian?"

Ajil tersenyum dan mengangguk, "kumpulan anak-anak baik tapi dibilang jahat dan nakal," Ajil tersenyum sinis. "Lo juga pasti ngira kami nakal 'kan?" Tanya Ajil menatap Kaila.

Dengan wajah polosnya Kaila mengangguk mengiyakan.

Ajil terbahak, "jujur banget sih anjirr!"

"Jangan polos amat ngapa? Takut khilap guaa!" lanjutnya.

Kaila hanya tertunduk malu, benar juga pikirnya kenapa jawaban dia sangat jujur.

"Fire, kumpulan anak baik yang satu frekuensi dan disatukan. Kebanyakan dari kami suka motor tapi bukan geng motor, hanya suka dan juga hanya sebagian dari kami,"

Ajil menatap Kaila, "di otak lo, gue yakin terlintas kami nakal dan suka berantem, right?" Tanyanya pada Kaila. Kaila hanya mengangguk.

Ajil terkekeh-kekeh lagi-lagi Kaila mengakui dia menganggap Fire anak nakal, "Kami gak suka berantem tapi kalo mau ngetes kami ya hayu! Kami gak suka di senggol. Istilahnya berani senggol ya berani dibacok!" Ajil tersenyum sengit dan tatapannya berubah menjadi serius.

"Kekeluargaan kami erat, kami sudah kek adek kakak kandung yang akur semuanya. Lo tau siapa yang ngediriin Fire?" Tanyanya lagi.

"Kak Raffa?" Balas Kaila menaikkan sebelah alisnya.

Ajil menggeleng, "Willy, orang yang lo kenal dengan nama Aiden," katanya.

"Kak Aiden?" Tanya Kaila ragu.

Ajil menghela nafas pelan, "Aiden temen kecil Raffa. Aiden, Raffa, Deon, dan Vano mereka sahabat kecil. Aiden, Raffa, dan Vano lahir ditahun yang sama sedangkan Deon dibawah mereka satu tahun. Raffa pernah kecelakaan parah sampai koma berbulan-bulan jadi mogok sekolah satu tahun, kalo gak ya dia seangkatan sama Aiden makanya tu om om rada berani sama Aiden," ucapnya panjang lebar.

"Katanya sahabat kecil kenapa kak Aiden sama kak Raffa sering berantem?"




🍡🍡🍡🍡🍡
Maaf segini dulu:"
Main hp sekarang di batasin dan sekarang lagi gak enak badan:'

Semoga kalian suka yaa! Insyaa Allah kalo ada waktu aku update lagii😋

Salam sayang dari :
Aiden
Kaila
Raffa
Raka
Aksa
Fely
Ajil

Katanya mereka sayang kalian! Jangan lupa vote dan komen😋

Posesif (Ex)Berandal [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now