[11]. Serumah

2.2K 238 21
                                    

SEBELAS


***

MELODY tidak bisa untuk menahan rasa kagumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

MELODY tidak bisa untuk menahan rasa kagumnya. Matanya berbinar ketika ia melihat betapa mewahnya rumah Diego saat ini. Rumah bak istana, kolam renang pribadi, taman refleksi pribadi, dan masih banyak lagi. Saat pertama kali Melody ke sini, ia tidak terlalu memperhatikan setiap sudut rumah ini. Melody jadi heran, bagaimana Diego mendapatkan semua itu?

Oh iya, Melody hampir saja melupakan sebuah hal. Diego kan seorang pangeran. Sudah pasti apapun yang diinginkannya, pasti akan terkabul. Ya ... jika dipikir-pikir, Melody sudah mulai percaya bahwa Diego memang benar-benar Mermaid. Ralat, maksudnya Merman. Tapi, Melody sedikit ragu juga karena ia belum pernah melihat Diego dalam wujud Merman.

"Ah, serasa punya istri beneran ini mah."

Melody tersentak mendengar gumaman itu. Lantas dirinya menoleh ke arah samping dan mendapatkan Diego tengah senyum seraya menutup matanya. Seakan-akan lelaki tersebut sedang membayangkan sesuatu.

Melody memukul lengan Diego dengan asal sehingga sukses membuat lelaki itu terjengkit kaget. "Inget ya, gue tinggal di sini cuma sementara, gak selamanya!" sentaknya kemudian.

Diego menyengir seraya merangkul Melody. "Iya, iya, bebep Melody ... Abang Diego selalu sadar diri kok," imbuhnya seraya mengedipkan sebelah mata.

Melody bergidik ngeri sambil menepis tangan Diego di bahunya. "Alai!"

Diego terkekeh. Tangan kanannya seketika terangkat hingga menampilkan setangkai bunga mawar yang dipegangnya. Hal itu membuat Melody terpana. Ia sekarang seperti tengah melihat pertunjukan sulap.

Bunga tersebut kini disodorkan kepada Melody. "Bayangkan jodohmu adalah Aku. Bayangin aja dulu, muntahnya nanti aja," imbuh Diego dan sukses disambut dengan gelak tawa dari Melody.

"Lebay ah! Ini kapan masuk ke rumahnya?" kekeh Melody, membuat Diego tersadar dan langsung meraih tangan Melody kemudian menariknya untuk masuk ke dalam rumahnya.

Setelah masuk ke dalam rumah yang sangat besar itu, untuk kesekian kalinya Melody kembali terpana. Ia seperti sedang berada di dalam sebuah istana. Ah, Melody sering melihat rumah-rumah mewah seperti ini di siaran tv yang sering ia tonton dulu.

"Ini beneran rumah lo?" Melody mengerjap-ngerjapkan matanya seraya mengedarkan pandangan ke segala penjuru.

Diego tersenyum bangga. "Lebih tepatnya rumah kita," jawabnya disambut dengan kernyitan dahi dari Melody.

"Maksud lo?"

Bukannya menjawab, Diego malah menarik Melody untuk masuk ke sebuah kamar. Tangannya kini membuka pintu hingga mereka berdua bisa masuk ke dalamnya.

MELODY [END]Where stories live. Discover now