[2]. Sepi

4.3K 453 63
                                    

DUA


***

"MEL, pulang bareng gue ayo!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"MEL, pulang bareng gue ayo!"

"Gak mau, makasih!"

Melody melangkahkan kakinya untuk berjalan menuju gerbang sekolah. Beberapa kali seruan-seruan seperti,

Mel, mending pulang bareng sama gue!

Buruan naik motor gue, Mel! Gratis kok!

Neng Melody! Ayo naik mobil Aa Asep sini!

Kita belum pernah pulbar loh, Mel. Gimana kalo sekarang lo pulangnya gue yang anterin?

Mel, jadi selir hati gue mau gak?

Melody ... gu3 z0mbl0e nich!

Itu beberapa kali mengikis indra pendengaran Melody, sehingga ia mau tak mau harus segera menyumpalnya dengan earphone.

Argh!

Melody bahkan bergidik ngeri ketika mengingatnya. Entah apa yang merasuki otak cowok-cowok tersebut sehingga mereka bisa berebutan untuk pulang bersama Melody. Jika menurut kebanyakan orang, menjadi cewek cantik itu adalah hal yang paling indah, maka berbeda halnya dengan Melody yang malah menganggapnya sebagai sebuah masalah besar.

"Melody! Ini---"

"APALAGI SIH!" Melody membalikkan badannya dengan wajah yang merah padam. Ia benar-benar telah marah dan kesal.

Sedetik kemudian Melody tersentak kaget ketika melihat sesosok gadis kini tengah menyodorkan buku diary miliknya.

Wajah gadis itu memucat. Nampaknya ia sangat terkejut dengan respon Melody yang terlalu over. "I---ini buku diary lo ketinggalan di kelas," cicitnya gugup, tak berani menatap wajah Melody.

"Eh, maaf ya, Sal. Gue kira lo itu cowok yang mau ngegangguin gue. Gue udah kesel banget sumpah," imbuh Melody---merasa bersalah seraya menerima buku diary miliknya.

Gadis yang tak lain adalah Salsa---teman satu kelas Melody ini hanya tersenyum tipis. "Enak ya jadi lo, Mel. Setiap hari di kejar-kejar sama para cowok," ujarnya dan sukses membuat mata Melody melebar.

Enak dari mananya, anjir!

"Lo gak pernah tau seberapa susah gue buat lepas dari mereka semua, Sal," ucap Melody.

Salsa hanya tertawa kecil seraya mengusap bahu Melody dengan pelan. "Yang sabar aja ya. Lagian sih, lo punya muka cantik-cantik amat. Gue jadi penasaran sama wajah kedua orang tua lo." Setelah mengucapkan itu, Salsa memilih untuk mengambil langkah dan pergi dari sana, meninggalkan Melody yang masih mematung di tempatnya.

MELODY [END]Where stories live. Discover now