E P I L O G U E

3.4K 183 68
                                    

EPILOGUE


***

Two years later ...

MELODY'S Pov

"Selamat datang, Nona."

Aku tersenyum ketika dua sosok pelayan menyambut kedatanganku di rumah. Aku pun berjalan menaiki tangga sebelum suara dari Chea menghentikan pergerakanku.

"Permisi, Nona. Perusahaan cabang FRATUNE meminta anda untuk--"

Aku menghela nafas. "Pemotretan lagi?" tanyaku--memotong ucapan Chea.

Chea mengangguk, sementara aku sendiri berdecak. Sungguh, aku merasa lelah karena di bulan ini jadwalku benar-benar padat. Belum lagi, bulan depan aku harus keluar negeri karena ada beberapa perusahaan yang memintaku untuk menjadi model di setiap produknya. Menyebalkan.

Yah, selama dua tahun ini, Aku menyibukkan diri dengan dunia pemotretan. Aku juga tidak menyangka bahwa ide dari Austin yang menjadikanku sebagai model ini begitu manjur dan melaju pesat. Aku jadi di kenal oleh semua orang. Ya ... walaupun melelahkan, setidaknya pekerjaan ini bisa mengisi waktu luangku sekaligus hasilnya bisa aku gunakan untuk membayar para pelayan di rumahku. Ralat, ini bukan rumahku. Sebenarnya, rumah ini peninggalan dari sesosok lelaki yang sangat berarti di hidupku.

Diego Arloogas.
Nama yang sampai sekarang masih terngiang dan menghantui pikiranku. Nama dari sesosok lelaki tampan yang sempat, yah ... hanya sempat, mengisi kehidupanku yang hampa. Mengingat hal itu, membuatku kembali teringat dengan semua kenangan yang terjadi di rumah ini. Antara Aku dan dia. Hanya aku, dan dia. Entah kenapa sampai sekarang aku masih belum bisa melupakannya. Atau mungkin, ini karena aku masih tinggal di rumahnya, maybe.

Ngomong-ngomong, ini adalah kedua tahunnya, aku dan dia berpisah. Huft, dia benar-benar pergi. Dan, tidak pernah kembali lagi. Sekarang aku tahu, kenapa dia bisa sampai meninggalkanku seperti ini.

Dia meninggalkanku, untuk menyelamatkanku.

Aku mengetahui semua itu dari Austin. Dia yang membeberkan dan menceritakan semuanya secara rinci, jelas dan padat. Sehingga aku sekarang bisa sedikit demi sedikit mengikhlaskannya. Yaaa ... aku tahu ini berat. Tapi akan kucoba.

Semua pertemuan, diakhiri dengan perpisahan.

Slogan itu memang benar adanya, dan aku sekarang merasakannya. Pertemuanku dengan dia yang diawali dengan sedikit ... crazy itu, membuatku berpikir bahwa, akan ada kebahagiaan di balik kesedihan.

Erm, dia membuatku bangkit dari keterpurukan, termasuk kesepianku. Dia mengisi kekosonganku dengan tingkah gila dan godaannya yang menurutku benar-benar, receh. Haha, tapi aku bahagia bisa mengenalnya. Dia mengajarkan semua hal yang tidak pernah aku tahu sebelumnya. Dia membuatku tersenyum, tertawa, mengajarkanku bahagia ... dan, menjelaskan apa arti perpisahan yang sesungguhnya.

Perpisahan itu ...
Bukan tentang air mata yang mengalir, bukan juga tentang rasa sesal yang berderai. Melainkan, tentang rasa ikhlas yang membuat kita maju untuk melewati rintangan hidup selanjutnya.

Dan soal takdir ...
Menurut pencarianku di mbah google, takdir itu gak bisa dirubah. Takdir dianggap sebagai keputusan Tuhan yang mutlak akan terjadi. Tapi ya, balik lagi ke diri sendiri. Jika kamu berpendapat bisa merubahnya, yah usahakanlah. Dan jika tidak, jangan paksa. Semua orang punya takar hidup masing-masing. Semua punya jodoh tersendiri. Dan mungkin, Diego bukan jodohku. Karena itu, takdir tak mempersatukan kami.

Aku menghembuskan nafas dengan kasar seraya mendudukkan tubuhku di atas ranjang. Tanganku melepas tas kecil yang sedari tadi terkait di bahuku. Aku melepas penat, melepas lelah yang sedari tadi terus saja membuatku ingin mati saja. Eh, seharusnya aku tidak berpikiran seperti itu. Aku harus berjuang untuk menjalani hidup sebagai tanda balas budi untuk Diego. Ya, dia membuatku kembali hidup. Dan, itu juga merupakan hutangku untuk berbalas budi kepadanya.

Mataku kini melirik ke sebuah boneka doraemon yang tersimpan di atas meja riasku. Aku tersenyum tipis seraya bangkit lalu meraih boneka tersebut ke pangkuanku.

Ada banyak kenangan. Sangat banyak.  Aku tertawa kecil sambil duduk di kursi--di depan meja rias. Huft, semuanya benar-benar hampa dan monoton. Andai, Diego ada di sini ...

Argh! Kenapa aku terus-terusan memikirkannya? Aku berdecak, merasa kesal dengan diriku sendiri. Melupakannya adalah hal yang terberat. Sial.

Tak sengaja, mataku menangkap--melihat ke sebuah kotak kecil yang tersimpan rapi di sudut meja riasku. Keningku berkerut, tidak ingat kapan aku menyimpan benda itu di sana.

Akupun bergerak untuk mengambil dan langsung membukanya. Mulutku mulai terbuka setengah ketika sekarang aku mengetahui isinya. Itu ... adalah gelang mermaid yang diberikan oleh Diego dulu. Yah, aku masih menyimpannya sampai sekarang.

Sebesit ide kini terlintas di otakku. Jika, waktu itu Diego rela meninggalkan dunianya demi menjemput diriku, kenapa aku tidak?

Mataku berbinar bersamaan dengan tubuhku yang bangkit dari duduk. Aku memantapkan hati untuk menjalankan niatku kali ini. Dengan gelang ini, aku bisa melawan takdir. Aku ... aku, bisa bertemu dengannya lagi.

"Yah, ya! Aku akan melakukannya!" Aku tersenyum puas. "Aku akan menjemputmu, Diego."

TAMAATT

ini beneran tamat ye, gak bohong beneran. INI BENERAN ENDING GAES!

Yahh ... akhirnya cerita saya yang satu ini tamat juga. Makasih karena kalian udah mau mampir ke lapak saya yang absurd ini. Mohon adegan non akhlaknya di buang, dan adegan baiknya di tiru.

Entah kenapa pikiran saya mermet-merman terus, heran. Gak bisa gitu bikin cerita teenfiction yang asli, gak ada unsur magic2nya. Jiwa halu sy emang bener-bener dah ahahah

Mungkin, di sini saya bisa kasih beberapa point penting buat kalian; Pertama, jangan berjanji ketika anda sedang bahagia. Kedua, jangan menjawab ketika anda sedang marah. Dan yang terakhir, jangan ambil keputusan disaat anda emosi. Takdir bisa aja menggoda kita dengan berbagai macam hal, agar kita terlupa dengan 'tujuan hidup' kita sebelumnya.

Yaudah si, saya bingung mau ngomong apalagi. Target 1 bulan buat namatin karya ini ternyata berhasil dah wkwk, gak nyangka.

Dhlah saya alai bt sumpah.

Intinya makasih banyak aja ye, jangan lupa kasih kritik, saran, kesan, pesan, dan blablabla, setelah baca cerita ini, oke?

Eh, btw, cerita ini ada pesan tersiratnya gak sih?:v
Kalau ada, coba tulis di kolom komentar.

Di cerita ini ...
Kalian suka sama tokoh siapa?
Alasannya?

Kalau kamu diberi kesempatan untuk jadi salah satu tokoh di cerita ini, kalian mau jadi siapa?
Alasannya?

Ada lagi yang mau ditanyakan?
Kalau yang nanya banyak, saya post di chapter selanjutnya. Kalau yang nanyanya dikit ya ... saya bales aja satu2 di komenan ahahah

JANGAN LUPA SHARE + REQUEST-in CERITA INI KE TEMEN2 KALIAN YAAAA YUHU

Udahlah, jangan lupa follow akun DevaAryanti121 dan akun ig saya @devaarynti

MELODY [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن