[21]. Dunia Mimpi

1.3K 148 10
                                    

DUA PULUH SATU

Random question:

• kok bisa mampir di cerita ini?

• percaya dengan keberadaan mermaid?

***

MELODY menundukkan kepalanya, merasa tertekan. Jika saja tadi ia mendengarkan isi hatinya untuk beristirahat dan tidur di kamar, semua ini pasti tidak akan terjadi. Pandangannya kini menatap sendu ke arah para tabib istana yang tengah mengobati ratu Rea. Yah, setelah insiden itu, Melody ikut masuk ke kamar ratu ini.

Semuanya berawal ketika Diego pergi dari kamarnya dan membuat Melody langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Namun belum sempat Melody memejamkan matanya, seorang Pelayan kembali mengetuk pintu dan mengatakan bahwa raja Arnold ingin menemuinya. Tentu saja Melody menurut dan segera datang ke tempat yang ditunjukan oleh Pelayan tadi. Namun hal tak diduga terjadi. Saat Melody melewati beberapa Pengawal yang tengah melatih kekuatannya, ia tak sengaja menubruk seorang Pelayan hingga membuatnya jatuh dan mendorong pengawal lainnya hingga terjadilah keributan di sana. Ratu Rea yang tak sengaja melintas di daerah tersebut sontak kaget karena melihat betapa kacaunya suasana di sana. Hal ini membuat penyakit yang di deritanya kambuh dan di saat itu pula, ratu Rea jatuh pingsan.

Diego yang baru saja datang langsung mendekati ratu Rea dan menggenggam tangannya. Terlihat jelas dari wajahnya bahwa ia sangat khawatir dengan keadaan Ibunya. "Bagaimana keadaannya, Tabib?" tanyanya--mendongakkan kepala, menatap salah satu Tabib yang berada di sana.

"Keadaan Yang Mulia Ratu mulai membaik. Saya sarankan, jangan membuatnya kelelahan atau berada dalam kondisi terlalu kaget. Hal itu dapat mempengaruhi kondisi Ratu saat ini," pesan Tabib. Diego menganggukkan kepalanya seraya mengalihkan pandangannya ke arah ratu Rea.

Diego tersentak. Ia menyadari sesuatu hal. Lantas dirinya mendongak dan mendapatkan Melody yang tengah berdiri tak jauh darinya. Sedetik kemudian, Diego memutuskan pandangannya lalu beralih untuk memanggil Pelayan.

"Di mana Ayah?" tanya Diego dengan aura dingin yang mulai menguak--keluar dari dirinya.

"Yang Mulia Raja sedang mengadakan pertemuan di Hydrocea Kingdom." Setelah mendapatkan jawabannya, Diego kembali menyuruh pelayan tersebut untuk pergi.

Diego bangkit dari duduknya, membuat Melody sedikit ketakutan. Lelaki ini lalu berenang mendekati Melody dan langsung menarik gadis itu untuk keluar dari ruangan tersebut.

Diego menarik Melody untuk masuk ke kamarnya. Menutup pintu dengan kasar dan membuat Melody yang melihatnya semakin ketakutan.

Setelah itu, Diego berenang mendekati Melody dengan raut wajah datar. Dirinya kini berhenti tepat di hadapan Melody dengan tatapan mengintimidasi.

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi," ucap Diego dingin, membuat Melody dengan susah payah menelan salivanya.

"G--gue cuma ... " Melody menundukkan kepalanya. Dari mana ia akan mulai bercerita?

Melody tersentak ketika Diego tiba-tiba saja menarik dagunya hingga gadis itu kembali menatap wajah Diego. "Liat mata gue, dan ceritain apa yang terjadi," tegas Diego kemudian.

Melody menepis tangan Diego di dagunya. Setelah itu, Melody menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Jadi gini ..." Melody mulai menceritakan semua yang dialaminya dari A sampai Z. Tidak ada yang Melody tutup-tutupi. Semua ia beberkan di depan Diego. Sementara Diego, beberapa kali lelaki itu mengangguk-anggukkan kepalanya, mendengarkan cerita Melody yang cukup panjang.

"Tadi kan lo denger sendiri, kalo Ayah lagi pergi. Dia gak ada di sini. Jadi apa yang dibilang sama Pelayan itu pasti cuma rekayasa. Ada orang yang mau ngejebak lo, Mel," ujar Diego saat Melody sudah menyelesaikan ceritanya.

Melody sempat lega ketika Diego tidak lagi menampilkan wajah dinginnya. Lelaki itu nampak kembali menjadi dirinya sendiri.

Melody mengusap-usap dagunya seraya berpikir. "Erm ... mungkin. Tapi buat apa coba, dia ngejebak gue? Gue kan baru aja datang ke sini," pikir Melody--membuat Diego manggut-manggut karenanya.

"Itu karena lo deket sama gue, Mel." Ucapan Diego membuat Melody sontak mengernyit.

"Emangnya kenapa kalau gue deket sama lo?" Melody bertanya dengan wajah polosnya, membuat Diego akhirnya menjadi gemas sendiri.

Diego berdecak. "Gue 'kan Pangeran yang tampan dan berwibawa. Pasti di luar sana banyak Mermaid yang pengen berada di posisi lo sekarang. Bisa aja mereka ngerencanain sesuatu hal biar lo jauh dari gue," jelas Diego kemudian.

"Pede amat ya?"

Diego melotot mendengar ucapan non akhlak dari Melody. Lantas dirinya langsung mencubit pipi Melody tanpa asa-asa hingga gadis itu balik memukulnya.

"Sakit tau! Udahlah, ini kapan gue istirahatnya, coba?" ringis Melody, mengusap-usap pipinya dengan wajah cemberut.

Diego terkekeh kemudian menggendong Melody dengan gerakan cepat. Hal itu tentu saja membuat Melody menjerit. Apalagi ketika Diego membaringkannya tepat di atas kasur, membuat otak suci Melody mulai berpikiran macam-macam.

Diego ikut naik ke atas kasur. Melody yang hendak memprotes terhenti ketika Diego tiba-tiba saja membekapnya.

"Sekarang lo tidur. Gue juga mau tidur," ucap Diego sambil memeluk Melody dari samping bagaikan guling. Refleks Melody memberontak namun tertahan karena Diego mengunci pergerakannya.

"Lo jangan tidur di sini!" jerit Melody, memukul-mukul tangan Diego yang melingkar di perutnya.

Diego mengacuhkannya. Bahkan lelaki itu nampak sudah memejamkan matanya. Namun hal tersebut malah membuat Melody semakin antusias untuk membebaskan diri. Ia dengan sekuat tenaga menjauhkan tubuh Diego dari dirinya. Andai saja ia masih berada di daratan, pasti Diego sudah habis dengan tendangan super mautnya.

"Lo teriak sekali lagi, gue cium lo."

Ucapan mengerikan dari Diego sukses membuat mata Melody membelalak sempurna. Ia langsung berusaha menutupi bibirnya agar Diego tak melakukan apa yang diucapkannya.

Berbeda halnya dengan Diego yang nampak mulai nyaman dengan posisinya. Ia mempererat pelukannya, tak akan membiarkan Melody lepas begitu saja. Alhasil, gadis itu akhirnya menyerah. Tenaganya sudah terkuras habis dengan sia-sia. Melody lantas mendongakkan wajahnya, menatap paras tampan Diego yang sudah tertidur.

Tak terasa, kedua sudut bibir Melody terangkat. Ia merasa senang ketika melihat wajah damai Diego yang tengah tertidur.

"Gak usah ngeliatin gue terus. Gue emang ganteng." Melody sontak terkejut ketika Diego berbicara dengan mata yang masih terpejam. Lantas dirinya langsung menundukkan pandangan dan ikut pasrah dengan keadaan. Yah, nampaknya sebentar lagi Melody akan ikut menyusul Diego ke dunia mimpi.

_________________________

Next?

MELODY [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora