[5]. Kesayangan

3.6K 369 7
                                    

LIMA


***

"BERANI-berani nya dia ngambil first kiss gue! Awas aja, kalau gue ketemu lagi sama dia, gue pastiin tendangan gue bakalan lebih membahana daripada tadi!" gerutu Melody yang kini tengah berjalan di trotoar dengan muka masam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"BERANI-berani nya dia ngambil first kiss gue! Awas aja, kalau gue ketemu lagi sama dia, gue pastiin tendangan gue bakalan lebih membahana daripada tadi!" gerutu Melody yang kini tengah berjalan di trotoar dengan muka masam. Untung saja ini adalah hari Minggu. Jika bukan, mungkin Melody sudah memiliki absen merah bertuliskan alfa.

Melody tertawa hambar. Mengingat betapa mirisnya ia yang tidak mempunyai keluarga yang akan khawatir jika dirinya tidak pulang semalaman. Inilah hidup Melody. Sepi dan hampa. Melody terkadang merasa iri dengan mereka yang mempunyai keluarga lengkap. Pasti hidup mereka tidak akan kesepian seperti Melody.

Terik panas matahari sukses membuat keringat Melody bebas berseluncur di kulitnya. Gerah? Tentu saja. Melody berharap hujan turun saat itu juga. Melody juga berharap orang-orang yang tengah menatapnya, segera memutuskan pandangannya. Melody risih. Mereka seakan-akan ingin melahap Melody dengan ganasnya.

Melody mempercepat langkahnya ketika ia merasa seseorang tengah mengikutinya di belakang. Argh, jika saja lelaki bernama Diego itu tidak membuatnya menginap, mungkin Melody tidak akan mengalami hal seperti ini.

Melody mulai resah. Pasalnya sesosok lelaki yang mengikutinya itu juga mempercepat laju langkahnya. Melody berasumsi, bahwa lelaki itu sudah berumuran. Di lihat dari jenggot dan kumis yang terpampang di wajahnya, membuat Melody sedikit  bergidik ngeri. Apakah ia seorang pedofil?

"Akh!" Melody tersentak ketika tiba-tiba lelaki tersebut menarik tangannya hingga tubuh Melody sukses berbalik.

"Lepasin gue!" Melody berusaha memberontak.

Namun lelaki yang bisa disebut Bapak-bapak itu malah menyeringai, menampilkan deretan giginya yang sudah tidak utuh lagi.

"Ikut Bapak pulang ke rumah, Yuk!" ajaknya, membuat mata Melody langsung melotot.

"Ih, apaan! Gue gak mau! Lepasin tangan gue!" Melody berteriak hingga beberapa orang yang berada di sekitarnya menoleh ke arahnya.

"Ikut Bapak, yuk! Bapak udah gak kuat!"

Anjir, gak kuat apaan?

"Gak mau! Lepasin tangan gue!" Melody berusaha melepaskan cengkraman Lelaki itu, namun selalu gagal. Lelaki ini memegangi tangannya dengan sangat erat sehingga membuat Melody kesusahan untuk melepaskannya.

"Inget sama Istri dan Anak, Pak! Kasian mereka nungguin Bapak di rumah! Mendingan Bapak lepasin tangan saya sekarang ya?" Melody berusaha membujuk Lelaki tersebut namun tetap tidak bisa. Lelaki itu malah memajukan wajahnya, membuat Melody semakin ketakutan.

MELODY [END]Where stories live. Discover now