01 - Mengagumi sejak lama

785K 32.8K 2K
                                    

Genna menatap lelaki yang sedang duduk dibangku kantin yang tak jauh dari tempatnya, lama sekali ia mengangumi sosok geavnno hingga saat ini ia menjadi seorang dosen sekaligus dokter muda.

Genna sangat bersyukur telah luluh dikampus ini ia bisa kembali mengagumi sosoknya. Astaghfirullahaladzim, batinnya mengucap istighfar karna terlalu memperhatikan yang bukan mahramnya.

"Masih jadi pengagum pak gevan?"

Genna tersentak kaget lalu memukul pelan lengan temannya. "Bukannya salam malah nanyain."

Dinda menyengir lebar membuat genna bergidik ngeri. "Iya maaf, assalamualaikum ukhti genna."

"Waalaikumsalam."

"Jadi gimana saudari genna? Apa hatimu masih tidak bisa berpalinh dari sosok kakak kelasmu?" Ucap dinda dengan suara yang dibuat-buat.

Genna melirik sinis lalu menyeruput es jeruknya. "Kalo pak gevan jodoh aku alhamdulillah, tapi kalo bukan aku harus ikhlas."

Dinda hanya menganggukkan kepalanya sembari mengaminkan pak vanni menjadi jodih genna, tapi kita balik lagi keallah karna itu sudah diatur olehnya.

"Aku duluan din ada kelas pak vanno sehabis ini." Ucap genna sembari beranjak dari bangkunya, lalu meneteng tas laptopnya.

"Siap!"

🌦

Gevanno Fahreza Amir seorang dokter muda dengan memiliki tingkat ketampanan diatas rata-rata ditambah ketaatan dan ilmu agamanya yang sangat tidak diragukan sehingga banyak kaum hawa yang ingin menjadi istrinya.

Ia juga seorang dosen diuniversitas kepunyaan kakeknya, ia mengajar dijurusan kedokteran tapi entah kenapa ia bisa ditugaskan untuk mengajar kejurusan tata busana.

Gevanno memasuki kelasnya, wajah dingin dan datarnya membuat kelas menjadi tenang entah takut atau memang terpesona dengannya. Jangan lupakan gevan termasuk dosen killer dikampus.

Genna meneguk ludahnya kasar saat pak gevan menatap sekelilingnya, genna menundukkan kepalanya karna takut akan khilaf dam berujung dosa.

"Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh." Suara tegas itu membuat jantung genna berdegup tak karuan hanya sekedar salam mampu membuatnya lemah.

"Wa’alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh." Jawab serentak dari para mahasiswa.

"Keluarkan catatan kalian." Ucapnya datar sembari menulis beberapa rangkaian kalimat dipapan tulis.

Genna menatap lesu jearah papan tulis pelajaran yang selalu ia hindari kini harus hadapi karena setidaknya seorang penjahit harus paham matematika.

Lebih baik ia tidur saja, tidak perduli jika ketahuan.

.

"Pelajaran saya cukup disini, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh."

"Wa'alaikum salam warahmatulllahi wabarakatuh."

Gevan menatap bangku pojok yang terlihat seorang mahasiswi sedang mengucek matanya karena sehabis terbsmgun dari tidurnya, ia sudah memperhatikannya sedari tadi bisa-bisa ia tidur dijam pelajarannya.

"Untuk kamu yang baru saja bangun dari tidur, ikut saya!" Ucapan dingin dari seorang gevan mampu membuat semua orang terdiam terlebih genna karena ia yang dimaksudh oleh gevan.

Genna menghela nafasnya, mungkin ini akan membuat gevan ilfeel dengannya. Dengan langkah gontai genna mengikuti gevan ia harus memberi jarak karna gevan bukan mahramnya.

Sesampainya didepan kantor gevan ia mengintip sebentar kedalam ruangannya ternyata kosong, ia tidak berani membawa yang bukan mahramnya kedalam ruang kantornya.

"Saya hanya akan bertanya satu hal pada kamu, kenapa kamu tidur dijam saya?" Suara dingin itu menusuk indra pendengaran genna, benar-benar killer.

Genna menggaruk tengkuk dibalik hijabnya pandangannya tertunduk. "Saya minta maaf pak atas perbuatan saya, alasan saya cuman satu saya tidak suka dengan matematika." Tuturnya dengan kepolosan yang benar-benar membuat gevan naik pitam.

Gevan menajamkan matanya menatap genna yang sedari tadi menunduk, ia paham gadis didepannya ini menjaga pandangannya. Ia membuang nafasnya sejenak.

"Kali ini saya maafkan, untuk pertemuan berikutnya jika kamu masih seperti ini nilaimu sebagai taruhannya." Ucap gevan lalu meninggalkan genna masuk kedalam kantornya.

Genna mengucap istighfar dalam hatinya, selama menjadi penganggum gevanno baru kali ini ia bisa berinteraksi langsung dengannya. Genna merasa senang dan marah sekarang, ia jadi ingin tidur saja setiap gevan mengajar dikelasnya agar bisa berbincang.

🌦

"Assalamualaikum, genna pulang."

Genna masuk kedalam rumah sembari mengucapkan salam, hari ini ia sangat banyak menghela nafas entah apa penyebabnya.

"Wa'alaikum salam."

Genna menyambut tangan uminya mencium punggung tangannya lalu mencium telapak tangannya.

"Kenapa mukanya ditekuk gitu?" Ucap umi lea sambil mengelus kepala putrinya.

Genna menggelengkan kepalanya. "Engga umi, genna cuman cape aja seharian full sama kuliah."

"Yaudah sekarang kekamar, mandi jangan lupa sholat baru istirahat."

"Iya umi, genna keatas ya."

"Iyaa."

Genna melangkahkan kakinya menaikki tangga, menuju kamarnya. Ia memasuki kamarnya melepas sepatu beserta kaus kakinya, lalu menaruh tasnya kaetas meja belajar kemudian mengambil handuknya.

Hari ini ia benar-benar lelah.

🌦

Cerita baru ray nih. Lagi stuck diwork sebelah wkwk.

Jodoh Dari Allah [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang