28. Jaga jarak

2K 273 44
                                    

Kalau ada typo kasih tau ya. jangan lupa vote dan komen juga^^

***

Kak Galang

|P
|Oy
|Heh
|Woy
|Qinan
|Assalamualaikum
|Lo gk jwb salam dosa!
|Gue bilang jgn ngindar! Lo dmn?

"Waalaikum salam." Gadis itu berucap pelan untuk menjawab salam yang Galang kirim melalui pesan. Sama sekali tak berniat untuk membalas pesan tersebut.

Untungnnya tadi dia sudah menonaktifkan mode laporan dibaca, agar pesan yang sudah dia baca tak diketahui si pengirim.

Seperti yang terlihat, Qinan memang berniat menghindari Galang.

Ia sudah membulatkan hati untuk menghindari dua lelaki kembar itu.

"Qi, Ayo!"

Qinan segera mematikan ponsel, memasukannya ke dalam tas, kemudian bergegas menghampiri ketiga temannya yang sudah menunggu di depan kelas.

"Kita barengan aja yah, naik mobil bokap gue." Res berkata.

"Terus sepeda gue?" tanya Rama, mengingat pagi tadi dia datang dengan sepeda.

"Oh, iya kecuali lo! Kita naik mobil, lo naik sepeda." Res menimpali, lalu menarik lengan Qinan dan melangkah bersamanya.

"Res! Kalian kan mau ke rumah gue! Masa tuan rumahnya ditinggalin?!"

"Bodo amat." Res melambai tak peduli.

Kibo yang berada di samping Rama tertawa, menepuk bahu Rama sekali sambil berkata, "Akhirnya lo merasakan apa yang gue rasakan, hahah!" Setelah itu berlari mengejar Res dan Qinan, meninggalkan Rama yang kini merasa dongkol.

***

Sekali lagi Galang berdecak sebal. Masalahnya, sejak tadi pesan yang dia kirim pada Qinan belum juga dibalas, lebih parahnya lagi sama sekali tidak dilihat.

Sepertinya, Qinan memang ingin menghindarinya.

Galang menghela napas panjang, lalu bangkit berdiri dari kursi, menimbulkan bunyi derit dan membuat dua orang lelaki yang duduk di depan kursinya langsung mendongak.

"Mau ke mana, Gal? Tugasnya belum selesai," kata salah satu dari dua temannya. Karena mereka sering menunda tugas, mereka jadi ngebut mengerjakan sekarang saat pulang sekolah. Apalagi, tugasnya harus dikumpulkan sebelum besok pagi.

"Gue duluan. Nanti kirim aja resumenya, biar gue yang edit, sekalian gue juga yang kirim ke gurunya." Galang berkata tenang, lalu tanpa menunggu balasan dari dua orang itu, dia langsung menyampirkan tas ke bahu dan melenggang pergi keluar kelas.

Galang turun dari tangga, melangkah menuju koridor kelas sepuluh, kemudian berhenti di kelas 10 IPA 3. Ia mengintip ke dalam, hanya terlihat kursi-kursi yang diangkat ke atas meja, tanpa ada siapapun di sana.

Lelaki itu mendengkus, memilih pasrah saja, meski hari ini dia sama sekali belum bertemu dengan gadis itu.

Arah netra Galang berhenti ke arah lapangan, ketika melihat saudaranya tengah berlatih basket di sana. Lelaki itu membelokkan langkah, beralih menuju lapangan dan menghampiri Gilang.

Mantan ketua OSIS itu -jangan lupa, Gilang sudah sertijab- hendak melakukan shooting, tapi pergerakannya langsung terhenti saat Galang muncul ke depannya.

Gilang jadi menurunkan bola basket yang sudah dia angkat, dan menentengnya. "Kenapa?" tanyanya pada Galang yang terus menatapnya dengan tajam.

Anak ekskul basket yang sedang latihan jadi ikut terdiam dan menepi ke pinggir lapangan, memperhatikan dari jauh dua anak kembar yang berada di tengah lapangan tersebut.

BITTERSWEET : TWINS ✓Where stories live. Discover now