26. Squad For-(Qinan)

1.9K 262 56
                                    

"Biar waktu yang menjawab nanti, apa semua itu benar atau salah."
(Rama)

°°°

"Yang bener, Ram! Jangan ugal-ugalan!"

"Lo-nya jangan gerak-gerak mulu dong! Gue lagi menyesuaikan diri."

"Pale lu menyesuaikan diri! Kalo gak bisa, sini gue aja yang bawa!"

"Eits, masa lo yang bonceng gue! Gak ada harga dirinya banget gue jadi cowok."

"Emang lo punya harga diri?"

"Sialan."

Rama mencibir sebal, sementara Qinan tertawa keras merasa puas telah membuat Rama kesal.

Karena tadi ban sepeda Qinan tadi kempis parah. Alhasil, Qinan jadi berakhir di boncengan sepeda Rama. Walau sialnya, ternyata pemuda itu tidak terlalu ahli membonceng seseorang di sepedanya, apalagi posisi Qinan itu berdiri di atas pijakan yang ada di ban belakang. Membuat beberapa kali Rama kehilangan keseimbangannya.

"Qi, pegangnya jangan ke deket leher amat dong! Gue geli!" Rama protes, sudah berkali-kali dia menggerakkan lehernya karena kegelian.

Qinan hanya tertawa kecil, lalu menggeser pegangannya lebih jauh dari leher Rama.

"Ram."

"Hm."

"Kenapa lo jadi bawa sepeda mulu, sih? Motor lo gak apa-apa, 'kan?"

Rama agak mendelik mendengar pertanyaan Qinan. Bisa-bisanya gadis itu menanyakan motornya. "Gak apa-apa, dia sehat, baru diservis malah."

"Yang bener dong jawabnya, gue nanya elo!" omel Qinan. Tangannya gatal dan memukul helm pelindung Rama membuat lelaki itu segera menyeimbangkan sepedanya yang agak oleng.

"Karena lo sendirian. Gue gak mau lo dibully lagi kayak waktu itu," jawab Rama dengan tenang.

Qinan diam sebentar, meski selanjutnya malah tertawa sendirian. "Wah, gue terkesan banget. Jadi ngapung lima senti nih idung gue."

Rama jadi ikut tertawa pelan. Meski kemudian hening lagi sepanjang perjalanan menuju sekolah.

Qinan membasahi bibir, merasa ingin bercerita pada Rama tentang hal yang memenuhi pikirannya sejak kemarin.

"Ram."

"Hm." Lagi-lagi hanya deheman sebagai balasannya. Tak mendengar kata apapun lagi yang dilanjutkan Qinan, ia jadi bertanya heran. "Kenapa? Gak biasanya lo gak nyerocos. Ada masalah apa hm? Cerita sama gue, gue siap mendengarkan apapun itu," ucap Rama, dengan pandangan fokus ke jalan.

"Gue mau cerita, tapi lo jangan kasih tau siapa-siapa yah. Termasuk Kibo dan Res."

"Hmm ... oke siap." Rama mengangguk setuju.

Qinan menggigiti bibir bawahnya masih agak ragu. Tapi, dia butuh pendapat orang lain saat ini.

"Lo percaya gak kalo ... emmm, Kak Galang bilang suka sama gue?"

Rama mengerem mendadak, saking kagetnya. Membuat tangan Qinan, memeluk leher Rama-ralat mencekik lehernya.

"Ngapain ngerem mendadak sih?!" Qinan menegakkan tubuh kembali.

Rama tak menjawab, malah menoleh ke belakang melirik si gadis. "Lo bilang apa? Kak Galang ngomong suka sama lo?"

Gadis itu merapatkan bibir, mendadak kelu.

Kedua alis Rama mengernyit, lalu kemudian menoyor pelan kepala Qinan.

"Gak mungkinlah! Ngaco lo.
Stop halu, Qi! Bangun, sekarang udah pagi!" kata Rama tertawa geli. Benar-benar tak percaya dengan apa yang Qinan ucapkan.

BITTERSWEET : TWINS ✓Where stories live. Discover now