1. Bad Day

6.8K 473 26
                                    

SMA Pradika semester 1, tahun 2019

Kata orang masa SMA itu adalah masa yang paling berkesan. Masa yang paling indah yang menjadi puncak perkembangan remaja sebelum beralih ke masa dewasa.

Kata orang masa SMA itu masa yang tepat untuk mencari jati diri atau sekedar mencari pengalaman dan sensasi.

Ada juga yang bilang, jika masa SMA itu adalah masa yang penuh dengan cinta, tempat dimana muda-mudi tengah dilanda kebucinan yang hakiki.

Namun, sepertinya gadis dengan rambut dikuncir tinggi itu harus menelan khayalan masa SMA-nya. Baru saja masa itu dimulai, dia sudah mendapat kesialan saja.

Di depan parkiran dia berbaris dengan lima orang lainnya. Dua orang perempuan, dan tiga laki-laki. Mereka semua sama sepertinya, calon murid baru di sini.  Qinan dan lima orang lainnya serempak melakukan intruksi dari senior OSIS di depan mereka. Laki-laki melakukan push-up, dan yang perempuan melakukan squat-jump. Ya, mereka sedang dihukum sekarang. Sebagian dihukum karena tak mengenakan atribut MPLS, sebagian lainnya dihukum karena datang terlambat.


Enam orang itu kembali berbaris tegak, seraya mengatur napas mereka yang memburu. Senior itu baru saja membuka mulut hendak mengatakan petuahnya, tapi tak jadi saat suara bising tiba-tiba mengganggu pendengaran mereka.

Tin tin tin

Suara klakson terdengar nyaring, terus dibunyikan berulang kali.

Setiap pasang mata serentak melempar pandangan ke arah gerbang, dimana terdapat seorang laki-laki dengan motor ninja warna hijau terus saja menyalakan klakson dengan tak sabaran karena gerbangnya ditutup.

Sampai Pak Satpam datang sembari berlari tergesa menuju gerbang sehabis dari toilet. Segera membuka gerbangnya lebar. Orang di atas motor itu langsung melajukan motornya, memasuki parkiran dan memarkirkan motornya di barisan terujung, dimana seharusnya adalah area parkiran guru. Lalu turun dari motor, melepas helmnya, kemudian melangkah santai seakan tiada beban memasuki gedung sekolah.


Padahal ... dia itu telat.

Keenam orang yang tengah dihukum mendelik bersamaan pada kakak OSIS yang menghukum mereka.

"Kok orang itu gak dihukum, sih? Gak adil banget." Qinan protes, diangguki lima orang lainnya yang setuju dengan pertanyaan Qinan.

Senior OSIS itu memasang wajah seakan tak peduli. "Kalian akan tau alasannya nanti. Lebih baik kalian ke lapangan, berbaris di depan tiang bendera!"

"Sekarang?"

"Besok! Tentu saja sekarang!"


***

Setelah sepuluh menit dijemur di lapangan, kini Qinan sudah menduduki kursi belakang di aula. Terkantuk-kantuk mendengarkan sambutan-sambutan para petinggi sekolah untuk para peserta MPLS.

"Perkenalkan nama saya Gilang Reonaldi Pradika. Ketua OSIS di sekolah ini."

Mendengar kata 'Ketua OSIS' Qinan segera mendongak, meluruskan pandangan ke depan, dimana seorang laki-laki jangkung dengan seragam rapi dan dibalut jas warna merah maroon berdiri tegap, berwibawa.

BITTERSWEET : TWINS ✓Where stories live. Discover now