Pria yang Dulu

1.2K 182 17
                                    

Juwon berjalan menuju salah satu meja kantin dimana Jeni, Jisu, Lisa, Rose dan Taewu berada. Ia meletakkan nampannya di atas meja lalu duduk di depan Jeni.

Juwon menyumpit dua irisan telur yang ada di nampannya dan menaruhnya ke nampan milik Jeni.

Jeni menunduk melihat irisan telur itu lalu menatap Juwon. "Apa yang kau lakukan?"

"Aku tidak suka telur, jadi aku memberikannya padamu. Kau suka telur bukan?" sahut Juwon lalu mulai memakan makanan di atas nampannya.

"Kalau kau tidak suka kenapa kau mengambil telur?" protes Jeni.

Juwon menyumpit telur yang ada pada nampan Jeni lalu menjejalkannya pada mulut gadis itu. "Sudahlah jangan banyak bicara, makan saja."

Jeni tidak bisa mengelak. Mau tak mau ia menurut dan membiarkan laki-laki itu memasukkan telur ke dalam mulutnya. Ia kemudian mengunyahnya dengan kesal.

"Juwon, benar bukan?" seloroh Lisa tiba-tiba.

Juwon menoleh dan menatap Lisa dengan heran tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Lisa. "Benar apanya?"

"Aku mengambil pistol itu lalu menembaknya ke arah mereka seperti ini."

Lisa menaruh sumpitnya lalu membentuk jemari tangan kanannya menyerupai pistol dan memperagakan gerakan menembak dengan semangat. "Bam! Bam! dan akhirnya kedua motor itu terjatuh!"

Taewu mengangkat sebelah alisnya dan tertawa tidak percaya. "Benarkah? Pasti Juwon yang menembaknya, bukan kau."

"Sunbae, akulah yang menembak mereka, sungguh." ucap Lisa yang dari tadi berusaha membuat Taewu percaya dengan kata-katanya.

Lisa mengarahkan matanya pada Jisu yang duduk di depan Taewu. "Hei Jisu, kau juga melihatnya bukan? Aku menembak dua motor itu dari belakang. Kau juga menyaksikannya bukan?"

"Iya, aku juga melihatmu melakukannya dari kaca belakang mobil." gumam Jisu disela-sela ia mengunyah makanan miliknya.

"Jadi benar kau yang melakukannya?" ujar Taewu yang tiba-tiba kini merasa takjub dengan Lisa.

Lisa menatap Taewu dengan heran. "Sekarang kau percaya?"

"Karena Jisu bilang begitu." sahut Taewu santai.

"Jadi jika aku yang bilang, sunbae tidak akan percaya dan baru percaya jika Jisu yang bilang?" gerutu Lisa.

Taewu mengangkat kedua bahunya. "Begitulah."

Lisa melenguh sebal. "Sunbae, seharusnya kau mengucapkan terimakasih padaku. Jika aku tidak menembak ban belakang mereka kau pasti akan habis karena dua pria itu."

"Ah sial! Aku pasti terlihat keren sekali saat itu." ucap Lisa yang kini memuji dirinya sendiri sambil menggerakkan salah satu jempolnya ke ujung hidung.

Lisa memutar kepalanya pada Juwon. "Juwon benar bukan? Aku keren sekali bukan?"

"Iya kau keren sekali, Manobal." goda Juwon.

"Hei, harus berapa kali aku bilang? Namaku Manoban. Ma-no-ban. Bukan Manobal." ucap Lisa tidak terima.

"Begitu? Lalu kenapa nama di dadamu itu tertulis Manobal?"

Lisa melihat namanya sendiri yang ada di sebelah dada kanan seragamnya. "Tulisannya memang Manobal, tapi dibaca Manoban. Dalam aksara Thailand huruf L di akhir kata atau setelah huruf vokal dibaca N, mengerti?"

Juwon mengacungkan jempolnya. "Aku mengerti, Manobal."

"Ya! Manobal anirago! Manoban! Manoban! Jangan memangilku Manobal!" ujar Lisa dengan cemberut.

Dua WarnaWhere stories live. Discover now