Penjaga Kasir

1.7K 186 13
                                    

"Kau tahu, setelah Junghun oppa bertemu denganmu kemarin dia langsung memohon padaku untuk memintakan tanda tanganmu." ujar Jisu sambil menahan tawa.

"Dia bilang begini padaku, astaga! Jadi dia itu yang ada di video klip G-Dragon itu? Kenapa kau baru memberitahuku sekarang? Pantas saja sejak tadi aku merasa tidak asing dengan wajahnya. Aku bisa minta foto bersamanya dan memamerkannnya pada teman-temanku jika kau memberitahuku. Kim Jisu! Untuk menebus kesalahanmu, kau harus memintakan tanda tangan Jeni untukku!" seru Jisu sambil menirukan gaya bicara kakak laki-lakinya.

Jeni yang berjalan di samping Jisu tergelak mendengar cerita Jisu. "Aku akan memberikan tanda tanganku sebanyak yang oppa-mu mau."

"Dia sepertinya telah menjadi fanboy-mu bahkan sebelum kau debut. Kau hebat sekali, Jendeukie. Aku bangga padamu." ucap Jisu sambil menepuk pundak Jeni beberapa kali.

"Hei! Hentikan panggilan konyol itu!" keluh Jeni sambil menggerakkan pundaknya menghindari tepukan tangan Jisu.

Tak lama kemudian datang Taewu yang berjalan di samping Jisu. "Pagi nona Jisu."

Jeni memalingkan wajah sambil terkekeh ringan.

Dan ini dia, drama tuan dan nona yang harus ku saksikan setiap pagi telah dimulai.

"Oh, hai." sahut Jisu singkat.

Jisu mengamati Taewu ketika menyadari ada yang berbeda dengan penampilannya. "Kau mengubah gaya rambutmu?"

"Apa aku terlihat lebih tampan? Aku suka bagaimana rambutku terlihat sekarang." sahut Taewu sambil memegang bagian depan keningnya yang kini tertutup poni.

"Kau terlihat konyol dengan poni bodohmu itu." ucap Jisu tanpa rasa bersalah dan langsung melenggang pergi.

Taewu masih berdiri sambil mengedipkan mata cepat beberapa kali tidak percaya dengan tanggapan yang  diberikan Jisu tadi. "Ko-ko-konyol? Aku terlihat konyol?"

Jeni kembali memalingkan wajah sambil menahan gelak melihat pemandangan yang baru saja ada di depannya. Ia kemudian mendekati Taewu dan menepuk lengannya. "Tidak apa-apa sunbae, kau terlihat keren dengan ponimu itu."

"Kau hanya harus berusaha sedikit lebih keras lagi untuk mendapatkan perhatiannya. Fighting!" ucap Jeni sambil mengepalkan sebelah tangannya untuk menyemangati.

Tiba-tiba terdengar suara motor mendekat dari belakang Jeni dan Taewu. Motor itu mengarah langsung pada mereka berdua dengan cepat sambil membunyikan klakson berkali-kali.

Jeni dan Taewu langsung menoleh ke belakang dan terkejut melihat sebuah motor melaju kencang ke arah mereka.

Seorang siswa yang memakai helm full face membuka kaca helmnya lalu berkata dengan nada tinggi setelah mengerem motornya tepat di belakang Jeni dan Taewu. "Apa kalian berdua sudah bosan hidup?! Jangan menghalangi motorku!"

Begitu tahu bahwa siswa itu adalah Juwon, Jeni berjalan di depan motor itu sambil menyilangkan tangan di depan dada dan menatap wajah Juwon dengan muak.

"Kenapa kau marah-marah?! Kau harusnya minta maaf pada kami! Kau hampir menabrak kami! Jangan memacu motor jelekmu ini dengan kencang saat di sekolah! Dasar berandalan tak punya otak!" maki Jeni sambil menendang roda depan motor itu sekeras-kerasnya.

"Apa kau bilang?!"

Juwon baru saja akan turun dari motornya namun Sujin yang dari tadi duduk membonceng di belakang mencegahnya.

"Jangan ladeni dia. Terus jalan." ujar Sujin sambil menatap dingin Jeni.

Juwon menuruti kata-kata Sujin. Ia menatap tajam ke arah Jeni sebelum akhirnya menutup kembali kaca helmnya dan memacu motornya.

Dua WarnaWhere stories live. Discover now