Hubungan Keluarga Yang Rumit

1.4K 173 9
                                    

"Apa kau bilang?" Jeni membelalakkan matanya tidak percaya dengan kata-kata Juwon barusan.

"Kalian kakak beradik? Tapi bukankah marga kalian bahkan berbeda?" tanya Jeni yang otaknya masih tidak bisa menerima kata-kata dari Juwon.

"Secara teknis dia adalah kakakku, kakak tiriku. Kami saudara seibu. Dia ikut marga ayahnya dan aku ikut marga ayahku." ujar Juwon.

"Ayah dan ibunya bercerai lalu ibunya menikah lagi dengan ayahku. Kurang lebih seperti itulah." ungkap Juwon.

Jeni memegang kepalanya dengan kedua tangan sambil pupil matanya melebar. "Daebak! Aku benar-benar tidak menyangka ini semua!"

"Tunggu, lalu kenapa kau bilang tidak mengenalnya saat kasus ponsel itu?" tanya Jeni.

Jeni diam sejenak saat menyadari sesuatu. "Apa artinya analisaku salah soal kau yang tidak punya nomor Sujin saat itu?"

"Tidak, kau benar. Aku memang tidak punya nomornya. Aku juga tidak begitu dekat dengannya. Kami memang tidak pernah saling bertukar pesan atau menelpon. Aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskan ini. Tapi hubungan keluarga antara diriku dan Sujin memang sedikit rumit." ungkap Juwon sambil setengah melamun.

Jeni mengipaskan tangannya ke arah leher. Semua hal tidak terduga yang dibicarakan Juwon telah membuat sekujur tubuhnya berkeringat.

"Aku bahkan sebenarnya tidak sudi memanggil perempuan itu dengan sebutan nuna." gumam Juwon lirih pada dirinya sendiri.

"Ha? Apa kau baru saja mengatakan sesuatu?"

"Tidak, bukan apa-apa." sahut Juwon menggeleng.

Jeni kemudian menggelengkan kepala sambil memijit pelipisnya dengan kedua tangan. "Astaga! Ini semua membuat kepalaku sedikit pusing."

Juwon berdiri dari tempatnya sambil mengemasi barang-barang miliknya. "Baiklah, sesi tanya jawab sudah selesai. Sekarang aku akan mengantarmu pulang. Dimana kau tinggal?"

"Mengantarku? Kau tidak perlu mengantarku. Aku pulang naik bus saja." sahut Jeni tanpa menjawab pertanyaan Juwon sebelumnya.

"Kenapa?"

Jeni juga mengemasi barangnya dan beranjak dari kursi yang didudukinya. "Urusan kita sudah selesai hari ini. Aku akan pulang sendiri."

Jeni kemudian berjalan keluar minimarket. Juwon hanya berdiri diam di tempatnya sambil mengamati Jeni yang sudah ada di luar dari balik kaca minimarket itu. Juwon buru-buru menyusulnya setelah memikirkan sesuatu.

Juwon meraih tangan Jeni setelah ia berhasil menyusulnya. Ia membawa gadis itu ke motornya. "Aku akan mengantarmu, Jeni."

Jeni memutar pelan kepalanya ke arah Juwon. Ini adalah pertama kalinya laki-laki itu memanggil namanya.

"Urusan kita bukan sudah selesai. Urusan kita bahkan baru dimulai hari ini." ucap Juwon sambil menatap lurus mata Jeni.

Jeni mengerjapkan matanya. Ia memandangi Juwon dengan heran. Apa maksudnya? Apa maksud kata-kata Juwon barusan? Urusannya dengan Juwon hanya agar dia membuat klarifikasi pada pihak K-News. Dan mereka telah melakukannya tadi. Jadi urusan mana lagi yang baru saja dimulai? Urusan mana yang laki-laki itu maksud?

Juwon kemudian memakaikan helm yang menggantung di salah satu spion motornya pada Jeni. "Ini sudah larut,  tidak baik untuk gadis sepertimu pulang sendirian. Lagipula busnya juga sudah mulai jarang di jam seperti ini."

Juwon menaiki motornya lalu menyalakannya. Ia menatap Jeni yang masih berdiri mematung di tempatnya sambil memandangi dirinya.

"Tunggu apa lagi? Cepat naik." ujar Juwon lagi.

Dua WarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang