Pertikaian

1.7K 206 14
                                    

"Apa yang kau lakukan di sini?" Jeni berdiri menatap Juwon yang sedang duduk di samping Lisa di meja pemeriksaan dengan terkejut. Ia melihat keadaan Juwon yang berantakan. Ada noda darah yang mengering di bibir, hidung, pipi, dan pelipisnya. Selain itu ada juga luka lebam di beberapa bagian wajahnya. Jeni kemudian mengarahkan pandangannya pada Lisa. Keadaannya sama menyedihkannya dengan Juwon. Wajahnya babak belur dengan luka di sana-sini. Jeni membuang napas panjang begitu otaknya bisa mencerna arti dari apa yang sedang dilihatnya saat ini.

"Kau berkelahi dengan Lisa?" ujarnya Jeni tidak percaya.

"Kau mengenalnya?" tanya manajer Bokyung yang berada disamping Jeni.

"Dia teman satu kelasku." sahut Jeni sambil tetap menatap Lisa dan Juwon secara bergantian tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.

"Maaf, kalian berdua siapa?" tanya polisi.

Jeni membungkuk memperkenalkan diri "Saya teman gadis itu dan ini..." Jeni menoleh ke arah manajernya

"Saya manajer mereka." sambung manajer Bokyung sambil membungkukkan badan.

Tak lama kemudian datang pria paruh baya masuk dengan terburu-buru sambil terengah-engah. Pria itu mengamati tiga siswa yang ada di sana. Pria itu menunjukkan raut wajah tidak percaya ketika ia melihat salah satu muridnya yang babak belur sedang duduk bersebelahan dengan gadis yang juga penuh luka di wajahnya. Tahu yang datang adalah guru mereka, tiga siswa itu langsung menundukkan kepala.

"Apa benar murid saya baru saja berkelahi dengan deorang gadis?" tanya guru itu pada polisi.

"Benar, bukan hanya berkelahi. Dia juga merusak barang milik gadis ini dan memaksanya untuk memberikan ponsel gadis ini padanya." jelas polisi sambil melihat ke arah Rose.

"Mereka adalah trainee YG Entertainment, dan ini manajer mereka." tambah polisi itu sambil tangannya mengarah pada manajer Bokyung.

"Tra-trainee?" ucap guru itu tidak percaya.

Guru itu menoleh ke arah manajer Bokyung. Saat menoleh ke sana guru itu menyadari bahwa disamping manajer itu ada muridnya yang lain.

"Jeni?"

"Han Songsaenim." kata Jeni pelan sambil membungkuk memberi salam.

Guru Han menghadapkan badannya ke manajer Bokyung lalu membungkuk rendah. "Manajer-nim, maafkan aku. Aku tidak bisa mendidik muridku dengan baik. Mohon terima permintaan maafku atas perlakuan muridku pada trainee anda."

Manajer Bokyung memegang badan guru Han mencegahnya untuk membungkuk lebih rendah lagi "Songsaenim, anda tidak perlu sampai membungkuk serendah itu."

"Aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf." Guru Han lalu bangkit dan menarik Juwon untuk mendekat.

"Rendahkan kepalamu! Kau juga harus minta maaf!" perintah guru Han pada Juwon sambil memegangi punggung Juwon agar mau membungkuk.

*****

Mereka berjalan keluar dari kantor polisi Seogyo. Lisa, Jeni, dan Rose berjalan di belakang manajer Bokyung.

"Tunggu di sini. Aku akan membawa mobilnya kemari." pesan manajer Bokyung pada mereka bertiga.

Mereka bertiga berdiri di tepi jalan di depan kantor polisi itu menunggu manajer Bokyung. Tak berselang lama Juwon dan dua temannya berjalan keluar dari kantor polisi. Mereka bertiga berjalan di belakang guru Han.

Guru Han membawa tiga muridnya itu menjauh beberapa langkah dari depan kantor polisi ke tempat yang minim penerangan lampu. Jeni mengamati mereka dari kejauhan. Guru Han tampak memandangi mereka sambil bertolak pinggang lalu menggerak-gerakkan tangannya menunjuk Juwon seperti sedang memarahinya.

Dua WarnaWhere stories live. Discover now