Pink Punk

2.2K 250 8
                                    

Pekan keempat di bulan Agustus. Seluruh trainee sibuk berlatih untuk evaluasi jangka menengah. Ada dua jenis evaluasi yang diterapkan oleh YG Entertainment. Evaluasi bulanan yang dilakukan setiap bulan dan evaluasi jangka menengah yang dilakukan setiap tahun. Sebenarnya tidak benar-benar setiap tahun. Jadwal evaluasi ini tidak pasti. Bisa saja dalam satu tahun ada dua kali evaluasi jangka menengah atau bisa saja dalam satu tahun tidak ada evaluasi jangka menengah sama sekali. Evaluasi ini hanya diadakan jika dirasa perlu. Sajangnim yang menentukan jadwalnya dan akan diumumkan 2 minggu sebelum evaluasi diadakan.

Tidak terlalu banyak perbedaan antara evaluasi bulanan dan evaluasi jangka menengah. Namun dalam evaluasi jangka menengah para trainee akan direkam setiap mereka tampil. Biasanya evaluasi jangka menengah diadakan jika akan ada grup baru yang akan didebutkan atau jika mereka sedang mempromosikan para trainee agar mereka lebih dikenal masyarakat sebelum mereka benar-benar debut. Dalam evaluasi ini biasanya pihak agensi akan mengundang beberapa artis-artis mereka yang sudah debut untuk melihat secara langsung penampilan para trainee dan memberi komentar. Bisa dibilang evaluasi ini juga sebagai tempat untuk mengenalkan artis-artis senior yang telah debut terlebih dahulu dengan adik-adik mereka yang masih trainee.

Renata berjalan ke sudut ruang latihan dan mematikan musik yang sudah berdengung mengiringi latihan mereka selama dua jam terakhir. "Kita istirahat dulu selama lima belas menit."

Semua trainee perempuan menghentikan latihan mereka dan mencari tempat masing-masing untuk melepas lelah di ruangan itu. Ada yang duduk bersandar sambil meregangkan otot-otot tubuhnya. Ada yang duduk bersila sambil mengusap keringatnya dengan handuk. Ada juga yang merebahkan diri diatas lantai kayu sambil memejamkan mata.

Jeni menyandarkan punggungnya ke dinding sambil meluruskan kaki. Ia meraih botol di sampingnya lalu meminum isinya dengan cepat. Tak lama kemudian Rose duduk di sebelah jeni. Rose mengambil tas miliknya yang tergeletak tak jauh dari tempat ia duduk dan mengaduk-aduk isinya mencari sesuatu. Ia membuang napas dan menyandarkan punggungnya ke dinding setelah beberapa kali ia membongkar isi tasnya namun ia tidak menemukan barang yang ia cari.

Rose mengusap sekujur tubuhnya dengan kain putih. Wajahnya tampak kelelahan. Napasnya juga tersengal-sengal.

Melihat keadaan Rose Jeni menyodorkan minumannya pada Rose.

"Kau ingin minum?" tawar Jeni.

Rose menyambut botol dari Jeni "Terimakasih"

Jeni melihat ada sebuah tas gitar hitam bersandar di dinding di samping tas Rose

"Tidak biasanya kau membawa gitarmu saat latihan." Gumam Jeni.

"Tadi sebelum latihan aku ke bistro terlebih dahulu untuk tampil di sana."

"Jadi kau diterima audisi yang tempo hari itu?"

"Iya"

"Kau memang hebat. Bisa bernyanyi dan bermain gitar. Suaramu memang unik. Sangat enak untuk dinikmati. Kalau tidak salah dulu aku juga pernah melihatmu tampil di sebuah resto di dekat sini. Saat itu kau menyanyikan lagu Heaven dari Bryan Adam bersama seorang pria. Tidak heran jika kau diterima. Kau juga sudah sering tampil dimana-mana."

"Resto? Tapi saat aku di Korea aku belum pernah tampil di tempat lain selain di bistro itu. Apalagi tampil bersama orang lain. Aku selalu tampil sendiri."

"Benarkah? Aneh sekali. Rasanya orang itu mirip sekali denganmu. Wajahnya, postur tubuhnya, bahkan suaranya kurasa mirip sekali dengan suaramu."

"Mungkin kau salah lihat. Kadang cara orang bernyanyi memang mirip dengan orang lain."

"Entahlah. Mungkin aku memang salah lihat. Lagipula itu sudah lama sekali bahkan sebelum Lisa dan Jisu bergabung menjadi trainee."

"Semuanya, kita mulai lagi latihannya. Semangat! Semangat! Evaluasi tinggal dua hari lagi!" kata Renata yang berjalan ke tengah ruangan sambil menyemangati para trainee yang lain.

Dua WarnaWhere stories live. Discover now