Kesepakatan(?)

3.2K 341 28
                                    

Jeni berjalan memasuki gerbang SMA Chungdam bersama dengan siswa lainnya yang mulai berdatangan ke sekolah. Dengan sebuah tas punggung yang menempel di belakang badannya ia melangkah santai menyusuri gerbang sekolah menuju kelasnya. Dari belakang samar-samar ia dengar seseorang memanggil namanya. Ia menoleh ke asal suara itu dan melihat seorang gadis berjalan menghampirinya. Ia menghentikan langkahnya dan tersenyum begitu tahu siapa yang mendatanginya.

"Hei, lihat siapa yang datang menghampiriku. Seseorang yang tak mau dirinya disebut model tapi baru saja menjadi model sebuah majalah olahraga." Seloroh Jeni.

Jisu tersenyum masam. "Oh ayolah, bisakah setidaknya kau mengucapkan selamat pagi terlebih dahulu sebelum menyerangku?" ujar Jisu sambil merangkul pundak Jeni dan berjalan menuju koridor sekolah.

"Kau ini aneh. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa kau tak mau disebut sebagi model ketika kau memang sebenarnya adalah seorang model?" tanya Jeni heran.

"Sudah kubilang kan kalau aku hanya beberapa kali saja melakukan pekerjaan ini jadi aku tidak bisa disebut sebagai model." Jelas Jisu

"Memangnya harus berapa kali kau muncul di majalah sampai kau mengakui bahwa dirimu adalah seorang model?" kata Jeni yang masih tidak terima dengan jawaban Jisu.

Tak lama kemudian datang seorang laki-laki menghampiri mereka.

"Pagi nona Jisu" Sapa laki-laki itu sambil mengangkat sebelah tangannya dengan penuh semangat.

"Oh, kau rupanya tuan Taewu." Balas Jisu.

Jeni menghentikan langkahnya begitu tahu siapa laki-laki yang menghampiri mereka. Spontan Jisupun ikut menghentikan langkahnya. Jeni berkedip cepat beberapa kali lalu menoleh ke arah Jisu kemudian ke arah Taewu dan kembali menoleh ke arah Jisu dengan tatapan tidak percaya. Jeni merangkul Jisu dan menariknya sedikit menjauh dari laki-laki itu lalu menundukkan badannya sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Jisu.

"Aku memang tahu kalau kau dan Taewu Sunbae sama-sama menjadi model di majalah itu. Tapi, kau seakrab ini dengannya sampai-sampai kalian berdua memanggil tuan dan nona satu sama lain?" bisik Jeni

"Memangnya kenapa?"

"Apa kau tahu bahwa dia adalah siswa laki-laki paling populer di sekolah ini? Dia adalah kapten...."

"Dia adalah kapten tim sepakbola SMA Chungdam yang berhasil membawa piala juara pertandingan sepakbola tingkat SMA untuk sekolah kita. Dan dia adalah satu-satunya orang yang dipilih dua kali menjadi kapten tim sepakbola karena hal itu." Ucap Jisu melanjutkan kata-kata Jeni.

"K-kau tau hal itu?"

Jisu mengganguk. "Tentu saja."

Jeni melihat ke arah Taewu lalu berusaha tersenyum senatural mungkin dan kembali berbisik ke arah Jisu. "Kau tak sedang berpacaran dengannya kan?"

"Ha? pacaran?" Kata Jisu setengah berteriak.

Jeni meletakkan telunjukkan ke depan bibirnya. "Sssst....Pelankan suaramu."

"Kenapa kau berpikir aku dan Taewu berpacaran? Aku bukan pacarnya dan dia bukan pacarku." Sanggah Jisu dengan tegas.

"Lalu bagaimana kau bisa tahu bahwa dia dipilih menjadi kapten dua kali? Aku yang sudah lama di sini saja baru mengetahuinya sekarang darimu. Sementara kau yang baru dua bulan di sini sudah mengetahui hal itu." bisik Jeni.

"Itu karena dia satu kelas denganku. Bukankah wajar jika kau tahu siapa teman sekelasmu apalagi jika dia adalah orang yang populer." Jawab Jisu santai.

Jisu diam sejenak lalu menyipitkan pandangannya dan menatap lurus ke arah Jeni. "Kim Jeni, jangan bilang kau cemburu karena aku mengetahui hal yang tak kau ketahui tentang Taewu."

Dua WarnaWhere stories live. Discover now