Kembali Utuh

1.7K 208 12
                                    

"Aku pulang." Suara Rose terdengar dari arah pintu.

Tak lama kemudian gadis itu menampakkan diri sambil menaruh tas gitarnya di pinggir lengan sofa kemudian berjalan menghampiri Jeni dan Jisu yang sedang memasak di dapur.

"Oh, hai Park Chaeyoung." ujar Jisu sambil melambaikan spatula kayu yang ia pegang untuk menyapa Rose.

"Kau dari mana? Gitarmu sudah diperbaiki?" tanya Jeni ketika melihat tas gitar Rose yang tergeletak di samping sofa ruang tengah. Jeni lalu memasukkan saus berwarna merah kecoklatan ke dalam wajan berisi mie beras yang kemudian diaduk oleh Jisu.

"Aku sudah membawanya ke bengkel gitar. Mereka mengganti penampang senarnya. Tapi setelah kucoba suaranya menjadi berbeda. Mungkin aku harus membeli gitar baru." sahut Rose sambil memperhatikan Jeni yang kembali memasukkan sesuatu ke dalam wajan itu sementara Jisu berdiri di sampingnya untuk mengaduk.

Rose kemudian mengalihkan matanya pada meja ruang tengah dan menyadari ada banyak minuman di sana.

"Apa akan ada pesta di sini?" tanya Rose dengan semangat.

"Dia bilang dia sedang ulang tahun hari ini." sahut Jeni menoleh pada Jisu sambil mengambil spatula yang dipegang Jisu untuk mengambil alih mengaduk pad thai di wajan yang kini tinggal menunggu matang.

"Benarkah? Bukankah ulang tahunmu itu bulan Janu-"

"Astaga! Aku lelah sekali." sela Jisu tiba-tiba sambil merentangkan kedua tangannya ke atas untuk meregangkan tubuh. Ia tak memberi kesempatan Rose untuk menyelesaikan kata-katanya.

"Park Chaeyoung, tolong bantu Jeni menyelesaikan sisanya. Aku ingin mandi sebentar. Berputar-putar di pasar membuat seluruh badanku lelah. Sepertinya berbelanja memang tidak cocok untukku." celetuk Jisu sambil berjalan meninggalkan Rose dan Jeni di dapur.

"Lalu kenapa kau tadi ngotot ingin berbelanja kalau tidak suka? Dasar aneh." gumam Jeni sambil tetap mengaduk pad thai di wajan.

*****

Setelah semua disusun rapi di meja ruang tengah, Jeni, Jisu, dan Rose duduk melingkar di meja itu.

"Uwah! Enak sekali!" seru Rose ketika menyumpit beberapa helai pad thai di depannya dan memasukkannya ke dalam mulut.

"Chef Jendeuk Ramsay selalu melakukan pekerjaaannya dengan baik." celetuk Jisu  lalu menepuk pundak Jeni.

"Jendeuk Ramsay?" tanya Rose terkekeh.

"Jangan kau tanggapi. Lagi-lagi dia membuat panggilan aneh untukku." protes Jeni yang sedang menatap Jisu dengan kesal.

Di sela-sela makan mereka tiba-tiba bel apartemen berbunyi diikuti suara pintu terbuka. Terdengar langkah kaki lambat mendekat ke arah Jeni, Jisu, dan Rose. Tak lama kemudian muncul seorang gadis bertopi dengan menenteng sebuah tas pakaian berdiri di depan mereka bertiga.

Jeni, Jisu, dan Rose yang menyantap makanan di depan masing-masing tiba-tiba menghentikan gerakan dan memperhatikan gadis yang sedang berdiri di depan mereka sekarang.

Gadis itu kemudian meletakkan tasnya dan membuka topi yang ia pakai.

Wajah Jisu dan Rose berubah cerah begitu tahu bahwa Lisa telah kembali.

"Kurasa aku datang di saat yang tidak tepat. Sepertinya kalian sedang merayakan sesuatu." gumam Lisa ketika tahu mereka bertiga sedang berada di meja yang penuh dengan makanan dan minuman.

"Kau benar, kami sedang merayakan sesuatu. Kami merayakan kedatanganmu. Kemarilah, ikutlah makan. Kau suka mie beras bukan? Jeni sudah memasak makanan kesukaanmu itu." ujar Jisu sambil melambai pada Lisa menyuruhnya mendekat.

Dua WarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang