15. Aku ikhlas, semoga tenang di sana (peri kecil)

2.4K 115 10
                                    

Hallo apa kabar reader'ALEXAMEL?

Gimana nih liburannya? Udah jalan" Kemana aja sama Doi? Atauuu jangan" Kek aku yang liburannya rebahan aja🤣

Btw, selamat tahun baru yaaa, ciyeee tambah tuaaa:v

Dahh ahh langsung aja yukk
-
-
-
-
Ehh tapi VOTE dan KOMEN dulu dong!
-
-
Oke happy reading😘

Alex memarkirkan motornya tepat di depan cafe, tempat yang Velix minta untuk bertemu dengannya.

Ia memasuki cafe tersebut dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru cafe, dan tepat saat ia melihat seseorang yang duduk di pojok dekat jendela sedang memainkan ponselnya, ia pun berjalan ke orang tersebut yang tak lain adalah Velix.

"Bang." Panggil Alex pelan, entah karena canggung saat tepat di depan meja yang Velix tempati.

Velix yang sedang bermain game pun mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara yang memanggil namanya. Ia tersenyum ketika melihat Alex.

"Duduk, Lex." Ucap Velix mempersilahkan Alex duduk di sebrang kursinya.

Alex mengangguk kecil.

"Mau pesen minum aja atau sekalian makan juga?" Tanya Velix.

"Minum aja, Bang."

Velix mengangguk, lali setelah itu memanggil pelayan cafe tersebut untuk memesan minuman.

Setelah selesai dengan pesanannya, Velix pun beralih menatap Alex yang kini hanya diam. Entah karena canggung, atau ada sesuatu yang ia pikirkan.

"Gimana kabarnya, Lex?" Tanya Velix.

"Baik, Bang."

"Alhamdulillah."

Alex mengagguk dan tersenyum kecil.

"Hmm... Bang." Panggil Alex setalah mereka berdiam beberapa detik.

Velix tersenyum, ia mengerti akan kemana arah ucapan Alex selanjutnya.

"Bella meninggal, Lex." Ucap Velix tersenyum. Senyum mengikhlaskan dan kerinduan terhadap adiknya.

Kedua mata Alex membulat terkejut. "M-meninggal, Bang?" Alex masih tidak percaya dengan ucapan yang ia dengar dari mulut Velix barusan.

"Tepat di hari ulang tahunnya yang ke sembilan tahun."

"T-tapi karna apa, Bang?"

"Kecelakaan yang disengaja oleh si pelaku."

Alex mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Amarah, emosi, dan juga sedih kini bersatu dalam tubuhnya. Bagaimana mungkin Bella yang selama ini berjanji akan kembali malah memilih mengingkari dengan pergi untuk selama-lamanya, dan Alex baru tahu ini semua.

"Siapa pelakunya, Bang?" Tanya Alex dengan menahan emosinya.

"Om Bima." Jawab Velix lirih.

"Om Bima?" Ulang Alex terkejut.

Bagaimana tidak terkejut, seseorang yang namanya baru saja disebut adalah adik dari papahnya Velix. Seseorang yang sangat Bella sayangi. Tapi ini?

Kenapa ia baru tahu semua ini?

Velix yang melihat Alex yang semakin memgepalkan kedua tangannya yang ada di atas meja itu langsung menenangkan Alex. Ia tahu perasaan Alex sekarang, karna ia pun sama saat mengetahui semua ini.

"Tapi, bang, kenapa?" Tanya Alex di suara lirihnya.

"Kenapa harus Peri Kecil?" Lanjutnya.

"Om Bima gak terima ketika harta warisan keluarga papah hampir semua diberikan kepada papah, dan Om Bima hanya mendapatkan sisa dari warisan tersebut. Awalnya papah juga menolak ketika pengecara keluarga menyampaikan pembagian warisan tersebut, tapi saat itu juga gue baru tau kalau Om Bima dan papah ternyata bukan saudara kandung. Om Bima adalah anak dari panti asuhan yang kakek dan nenek adopsi untuk menjadi teman papah, karna saat itu nenek gak bisa hamil lagi." Jelas Velix panjang lebar.

ALEXAMEL (SELESAI) Where stories live. Discover now