49. Akhir Yang Hancur

509 51 39
                                    

Haiiiii, apa kabar?

Seneng nih pasti aku update lagi. Pdhl niatnya buat besok atau malem minggu di UP nya, tapi karna gatel yaudah dehh sekarang aja hehee

Part ini dikhusus kan untuk Alex dan Amel, dan jangan kaget sama ending nya, semoga kalian ngerti yaa sama pesan tersirat yang aku tulis di part ini

Oke langsung aja yukk, tapi sebelum itu WAJIB VOTE DAN KOMEN, aku maksa!

'Persetan dengan masa lalu. Kalau masa depan udah jelas di depan mata, ngapain masih nengok ke belakang?'

-Bara



Alex menarik tangan Amel sedikit kasar. Ia terus memaksa membawa Amel ke rooftop rumah Dinka walaupun dengan keadaan Amel terus memberontak, tapi ia tidak menghiraukan itu.

Sesampainya di rooftop, Amel langsung menghempas kasar genggaman tangan Alex pada tangannya dan berniat kabur tapi lagi-lagi Alex menghadang jalannya.

"Mau Alex apa sih?!" Tanya Amel frustasi.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo, pliss Mel, ini penting." Ujar Alex sedikit memohon ke arah Sang Mantan? Entahlah saat ini Alex masih menganggap Amel sebagai miliknya, tapi entah setelah ini.

"Mau ngomongin apa lagi? Tentang hubungan kita yang udah selesai?" Tanya Amel yang terdengar seperti orang kelelahan.

Alex menggeleng cepat, ia langsung mengeluarkan sebuah foto dari dompetnya.

"Lo kenal Bella kan, Mel?" Tanya Alex langsung sambil menunjukkan sebuah foto yang berisi dua anak kecil yang berbeda jenis kelamin sedang memakan es krim.

Amel mematung di tempat ketika mendengar pertanyaan Alex barusan. Dari mana Alex tahu?

"Aku punya sahabat yang ulang tahunnya sama, yang sikapnya sama kayak aku, lo pernah bilang gitu dan lo berhubungan dekat sama Bang Velix tapi bodohnya gue gak nyadarin itu semua!" Ujar Alex sedikit teriak di hadapan Amel.

"Gue dengan bodohnya gak sadar kalo yang lo maksud selama ini adalah Bella, orang yang selama ini gue tunggu kehadirannya!"

Amel menelan ludahnya susah payah melihat Alex yang sedang emosi saat ini. Ia pun tidak sadar ketika matanya sudah berkaca-kaca karna dibentak oleh Alex.

"Kenapa lo nutupin semua ini, Mel?" Kali ini suara Alex sedikit melemah, ia pun memegang kedua bahu Amel, matanya menatap mata Amel yang sudah berkaca-kaca.

Amel menggeleng, ia takut sekaligus sedih melihat Alex seperti ini. Bahkan untuk mengeluarkan isakannya pun ia takut. Amel menangis tanpa suara di hadapan Alex.

ALEXAMEL (SELESAI) Where stories live. Discover now