30. Resmi

1.7K 118 46
                                    

Halooooooo💃💃💃

Ciyeee malming nya dapet notif ALEXAMEL:v

Seneng gak? Wkwk

Oke, kalian baca nya pelan-pelan aja yaaa, jangan buru-buru biar dapet feelnya (semoga), karna aku takut kalian malah kek biasa-biasa ajaa, tpi gapapa sihh:v

Aku cuma mau kasih tau aku nulis ini gak kuat banget sumpah, jungkir balik, gak kuat pokoknya gak kuaattt. Aku bayangin klo itu amel itu akuuu masa:')

Yaudah lahhh yukkk..

HAPPY READING😘😘😘

Amel terbangun dan mendapati dirinya sedang berbaring di atas kasur.

Dengan nuansa serba berwarna putih dan ukuran ruangannya tidak terlalu besar, ia yakin bahwa dirinya berada dalam ruang UKS di sekolahnya.

Amel memegangi perutnya yang masih terasa nyeri walaupun tidak separah sebelumnya. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan itu, entah sudah ke berapa kalinya ia berada dalam ruangan ini, tapi ia tetap saja sangat tidak suka dengan bau yang ada di ruangan ini, bau obat-obatan yang begitu menyengat dan suhu yang menurutnya terlalu dingin.

Amel merintih pelan ketika ia berusaha ingin memposisikan tubuhnya menjadi duduk, tapi seketika ia langsung terdiam ketika seseorang menyibak tirai biliknya. Seseorang itu adalah alex. Alex membawa segelas teh di tangannya untuk diberikan kepada amel.

Alex meletakkan gelas tersebut pada nakas yang ada di samping ranjang amel, lalu setelah itu membantu amel untuk mengubah posisinya menjadi duduk.

Amel menurut, tapi entah kenapa jantungnya yang tidak menurut padanya, padahal sejak alex mendekat untuk membantunya ia berusaha menyuruh jantungnya untuk berdetak normal, tapi tetap saja tidak bisa, sehingga yang ia lakukan hanya diam karna malu.

Setelah membantu amel, alex duduk di kursi yang ada di samping ranjang amel lalu setelah itu membuka bungkus obat yang sudah disediakan oleh pengurus UKS ini ketika amel masih pingsan. Setelah itu ia memberikannya kepada amel beserta teh hangat yang ia bawa tadi.

Amel yang melihat sodoran obat tersebut langsung menggeleng dan menutup mulutnya. Ia muak dengan obat, sejak dulu ia sering sekali meminum benda kecil berasa pait tersebut. "Gak mau, Alex," Ucap Amel yang masih menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.

"Minum!" Pintah Alex.

Amel masih menggeleng. "Alex aja yang minum!" Pintah balik amel.

Alex menghembuskan nafasnya sabar. "Gue gak sakit."

"Amel juga gak sakit." Jawab amel.

"Ini obat pereda nyeri." Alex berusaha menjelaskan kegunaan obat tersebut. Ia tahu kalau amel sangat kesakitan karna tendangan keras dari bara.

Amel terdiam, lalu setelah itu ia mengambil obat tersebut karna ia memang agak tersiksa dengan sakit yang ada pada area perutnya itu.

Alex tersenyum ketika amel menerima obat itu, ia pun membantu amel untuk minum teh yang ia bawa.

"Makasih alex," Ucap amel tulus.

Alex tersenyum sangat kecil, bahkan mungkin amel pun tidak menyadarinya. Ia memandangi wajah pucat amel, ia merasa bersalah karna telah membawa amel dalam masalah masa lalunya pada bara, sehingga dengan nekat bara mendekati amel untuk membalas dendam padanya. "Maaf." Ucap alex yang masih memandangi wajah pucat amel.

ALEXAMEL (SELESAI) Where stories live. Discover now