19. Saudara Olin

2.6K 107 19
                                    

Sebenernya aku nulis part ini udah selesai dari 3 hari yang lalu, tapi engga tau kenapa kek ragu gitu. Jadi, maaf ya kalau part ini kek kurang feelnya atau malah gaada feelnya. Serasa kek ada yang kurang tapi aku males dan cape buat bikin alurnya, soalnya udah lebih dari tiga kali aku tulis hapus tulis hapus gtuu, dan aku gak tau apa alesannya. Jadi menurutku cuma ini yang lumayan bagus. Entahlah..

Sekali lagi aku minta maaf...

Jgn lupa vote..

Dannnn happy reading
-
-
-
-
-
-
-

Hari ini adalah jadwalnya kelas Amel untuk olahraga. Amel saat ini sedang memasukkan baju seragamnya ke dalam totabag hitam bergambar panda. Dan setelah itu ia siap untuk mengikuti pelajaran olahraga.

"Yuk, Lilis!" Ajak Amel.

"Bentar, Mel, gue ngiket rambut gue dulu." Ucap Lisa sambil mengikat rambut panjangnya.

Amel memgangguk. Ia melihat ke arah jam tangannya. Jam olahraga akan dimulai sepuluh menit lagi, tapi teman yang satunya, yang tak lain adalah Dian malah pergi meninggalkan Amel dan Lisa untuk menemui pacarnya, siapa lagi kalau bukan Dimas?

Dasar bucin.

"Ayo!" Ajak Lisa.

Amel mengangguk. Lalu mereka pun keluar dari ruang ganti menuju loker khusus cewe untuk meletakkan baju seragam masing-masing, lalu setelah itu pergi ke lapangan.

Saat sampai lapangan tiba-tiba langlah Amel terhenti karna melihat Alex beserta kedua temannya dan beberapa anak basket sedang berdiri di depan anak kelas Amel yang sudah berdiri rapih.

"Amel, Lisa, sini!" Panggil Dian ketika menyadari ada Amel dan Lisa.

Dan otomatis saja semua orang yang tadinya menghadap ke arah depan, seketika menengok ke arah Amel dan Lisa yang berdiri kaku di pinggir lapangan.

Dian menghembuskan nafasnya pelan. Ia berjalan ke arah kedua sahabatnya lalu menarik tangan mereka untuk masuk ke barisan.

Guru olahraga Amel meminta barisan sesuai dengan tinggi badan. Dan karna Amel sangat tinggi, jadi ia berada di barisan paling depan, tepat di hadapan Alex yang sudah lengkap dengan baju basket nya!

Amel menelan ludahnya susah. Ia semakin gugup ketika Alex terus memandanginya.

Priiiiitttttt!!!!

"Lakukan pemanasan terlebih dahulu sepuluh menit dan dilanjut dengan lari tiga putar lapangan untuk kesehatan jantung kalian!" Perintah Pak Omay guru olahraga Amel.

"Pemanasan dipimpin oleh Alex. PEMANASAN DIMULAI!" Teriak Pak Omay.

Murid kelas Amel dan anak basket lain nya pun mengikuti pemanasan yang Alex contohkan. Lalu setelah itu mereka lari tiga putaran lapangan.

Setelah lari, semua anak kelas Amel duduk di pinggir lapangan untuk mengistirahatkan kakinya yang pegal sehabis lari tiga putaran.

Pak Omay sedang memberi arahan kepada anak basket. Amel tidak tahu apa yang dibicarakan Pak Omay dengan anak-anak basket itu. Ia heran mengapa ada anak basket di jadwal jam olahraga nya.

Lalu tiba-tiba Pak Omay menghampiri anak kelas Amel untuk segera berdiri.

"Kalian akan diajarkan oleh mereka tentang cara bermain bola basket. Jadi, sekarang kalian bentuk kelompok, perkelompok berisi lima orang saja. Boleh campur boleh tidak. Buruan!" Perintah Pak Omay.

ALEXAMEL (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang